{"title":"JEJAK KARANTINA PENYAKIT MENULAR DI JAKARTA 1667-2020","authors":"Candrian Attahiyyat","doi":"10.24164/prosiding.v4i1.12","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sesuatu yang mungkin kebetulan saja bahwa setiap pergantian abad ditandai dengan adanya penyakit menular (wabah). Bertambah abad bertambah pula skala penularannya. Pada abad ke-17 hingga 19 di Jakarta terjangkit endemi Lepra yang peningkatan jumlah terinfeksinya tidak terlalu cepat dan jangkauannya tidak terlalu luas, namun pada abad ke-20 terjadi epidemi Leptospirosis yang jumlah peningkatan terinfeksi cukup cepat dan luas. Pada abad ke-21 terjadi penyakit yang ekskalasi terinfesinya lebih dahsyat dari wabah sebelumnya, wabah tersebut adalah Covid-19 yang oleh Badan Kesehatan Dunia ditetapkan berstatus pandemi karena gerakan penularannya sangat cepat dan jangkauan walayahnya global. Riwayat petaka dalam kehidupan manusia ini meninggalkan jejak bukti, salah satunya adalah karantina. Sisa Karantina penyakit menular masih bisa dilihat di Pulau Kuiper, Pulau Onrust dan Pulau Furmerend (Kepulauan Seribu). Khusus Pulau Furmerend, jejaknya belum diperlihatkan karena belum dilakukan ekskavasi. Kelak yang juga akan menjadi bukti sejarah adalah Wisma Atlet Kemayoran karena dewasa ini sedang digunakan untuk karantina Covid-19. Upaya pelestarian sisa karantina sebagai bukti sejarah sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetapi perlu ditingkatkan.","PeriodicalId":413787,"journal":{"name":"Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24164/prosiding.v4i1.12","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Sesuatu yang mungkin kebetulan saja bahwa setiap pergantian abad ditandai dengan adanya penyakit menular (wabah). Bertambah abad bertambah pula skala penularannya. Pada abad ke-17 hingga 19 di Jakarta terjangkit endemi Lepra yang peningkatan jumlah terinfeksinya tidak terlalu cepat dan jangkauannya tidak terlalu luas, namun pada abad ke-20 terjadi epidemi Leptospirosis yang jumlah peningkatan terinfeksi cukup cepat dan luas. Pada abad ke-21 terjadi penyakit yang ekskalasi terinfesinya lebih dahsyat dari wabah sebelumnya, wabah tersebut adalah Covid-19 yang oleh Badan Kesehatan Dunia ditetapkan berstatus pandemi karena gerakan penularannya sangat cepat dan jangkauan walayahnya global. Riwayat petaka dalam kehidupan manusia ini meninggalkan jejak bukti, salah satunya adalah karantina. Sisa Karantina penyakit menular masih bisa dilihat di Pulau Kuiper, Pulau Onrust dan Pulau Furmerend (Kepulauan Seribu). Khusus Pulau Furmerend, jejaknya belum diperlihatkan karena belum dilakukan ekskavasi. Kelak yang juga akan menjadi bukti sejarah adalah Wisma Atlet Kemayoran karena dewasa ini sedang digunakan untuk karantina Covid-19. Upaya pelestarian sisa karantina sebagai bukti sejarah sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetapi perlu ditingkatkan.