MANUSIA DAN IDEOLOGI

Samson Ganda J. Silitonga
{"title":"MANUSIA DAN IDEOLOGI","authors":"Samson Ganda J. Silitonga","doi":"10.36418/jcs.v1i2.15","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Catatan ini menelusuri beberapa pemahaman mengenai manusia, dalam kaitan dengan Ideologi sebagai pengetahuan tentang gagasan yang harus diwujudkan. Pertanyaan yang akan dijawab adalah mengapa manusia membutuhkan Ideologi dalam berbagai konteks, dan mengapa Pancasila menjadi kebutuhan dalam masyarakat Indonesia? Sangat relevan jika penelusuran catatan ini berpusat pada masyarakat Indonesia yang berusia 77 tahun. Namun penelusuran atas masyarakat Indonesia sedemikian rupa tidak beranjak dari 77 tahun saja, karena sebelum Indonesia merdeka manusia Indonesia seharusnya telah bereksistensi. Sehingga tidak dapat dipungkiri, pendekatan catatan ini ditelusuri dengan filsafat dan sejarah, meski bukan sejarah detail yang berkonsentrasi pada nama-nama dan tahun-tahun penting. Metode hermeneutika Sosial juga relevan dengan tujuan dimaksud. Tidak dapat tidak, kedua metode tersebut dapat pula dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. Saya akan menguraikan beberapa perspektif tentang manusia dan masyarakat, kemudian menjelaskan beberapa perspektif tentang Ideologi. Akhirnya, penjelasan berujung pada relevansi terhadap Manusia Pancasila. Beberapa simpulan dikemukakan pada bagian akhir, diantaranya adalah bahwa manusia membutuhkan Ideologi dalam konteks masyarakat (kehidupan sosial) dan bukan sebagai individu. Manusia yang penuh ide dan gagasan, akhirnya harus terungkap melalui tindakan konkret yang disebut Ideologi. Terutama dalam hidup Sosial, Ideologi penting karena akan mengikat manusia. Bahkan jika manusia bersifat Individual, kebersamaan dengan orang lain tetap membutuhkan Ideologi karena dinamika Sosial bukan tindakan yang berpegang pada alibi semau gue. Sekarang, Pragmatisme telah menjadi ‘Ideologi’ bangsa, dan hal itu wajar saja sepeninggal Orde Baru. Globalisasi telah pula menghancurkan Pancasila, atau kita lebih memilih Demokrasi; seolah-olah Demokrasi Pancasila adalah kebutuhan tidak terelakkan bagi setiap bangsa.","PeriodicalId":186211,"journal":{"name":"JCS - Journal of Comprehensive Science","volume":"228 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-09-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JCS - Journal of Comprehensive Science","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36418/jcs.v1i2.15","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Catatan ini menelusuri beberapa pemahaman mengenai manusia, dalam kaitan dengan Ideologi sebagai pengetahuan tentang gagasan yang harus diwujudkan. Pertanyaan yang akan dijawab adalah mengapa manusia membutuhkan Ideologi dalam berbagai konteks, dan mengapa Pancasila menjadi kebutuhan dalam masyarakat Indonesia? Sangat relevan jika penelusuran catatan ini berpusat pada masyarakat Indonesia yang berusia 77 tahun. Namun penelusuran atas masyarakat Indonesia sedemikian rupa tidak beranjak dari 77 tahun saja, karena sebelum Indonesia merdeka manusia Indonesia seharusnya telah bereksistensi. Sehingga tidak dapat dipungkiri, pendekatan catatan ini ditelusuri dengan filsafat dan sejarah, meski bukan sejarah detail yang berkonsentrasi pada nama-nama dan tahun-tahun penting. Metode hermeneutika Sosial juga relevan dengan tujuan dimaksud. Tidak dapat tidak, kedua metode tersebut dapat pula dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. Saya akan menguraikan beberapa perspektif tentang manusia dan masyarakat, kemudian menjelaskan beberapa perspektif tentang Ideologi. Akhirnya, penjelasan berujung pada relevansi terhadap Manusia Pancasila. Beberapa simpulan dikemukakan pada bagian akhir, diantaranya adalah bahwa manusia membutuhkan Ideologi dalam konteks masyarakat (kehidupan sosial) dan bukan sebagai individu. Manusia yang penuh ide dan gagasan, akhirnya harus terungkap melalui tindakan konkret yang disebut Ideologi. Terutama dalam hidup Sosial, Ideologi penting karena akan mengikat manusia. Bahkan jika manusia bersifat Individual, kebersamaan dengan orang lain tetap membutuhkan Ideologi karena dinamika Sosial bukan tindakan yang berpegang pada alibi semau gue. Sekarang, Pragmatisme telah menjadi ‘Ideologi’ bangsa, dan hal itu wajar saja sepeninggal Orde Baru. Globalisasi telah pula menghancurkan Pancasila, atau kita lebih memilih Demokrasi; seolah-olah Demokrasi Pancasila adalah kebutuhan tidak terelakkan bagi setiap bangsa.
它追溯了对人类的一些理解,与意识形态作为必须实现的思想的知识有关。人们将会回答的问题是,为什么人类在不同的背景下需要意识形态,为什么潘卡西拉成为印尼社会的一种需求?如果调查以77岁的印尼人为中心,这是非常相关的。但这种对印尼社会的调查只持续了77年,因为在印尼独立之前,印尼人就应该存在。因此,不可否认的是,这种叙述的方法可以追溯到哲学和历史,尽管并不是专注于重要的名字和日期的细节的历史。社会解释学方法也与目标相关。不可能,这两种方法都是科学责任的。我将描述一些关于人类和社会的观点,然后解释一些关于意识形态的观点。最终,解释会导致潘卡西拉人的相关性。最后提出的一些结论是,人类需要的是社会环境的意识形态,而不是个人的意识形态。充满创意和想法的人,最终都必须通过具体行动展开所谓的意识形态。尤其是在社会生活中,意识形态很重要,因为它将人们联系在一起。即使人类的个体,与别人还需要社会意识形态,因为空气动力学不是随心所欲地坚持不在场证明我的行为。如今,实用主义已经成为一个国家的“意识形态”,新秩序的出现是很自然的。全球化要么摧毁了潘卡西拉,要么我们更喜欢民主;好像潘卡西拉民主对每个国家都是不可避免的。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信