EVALUASI PROGRAM PENCEGAHAN HIV MELALUI TRANSMISI SEKSUAL (PMTS)DI KOTA SEMARANG

Benita Noffritasari, Zahroh Shaluhiyah, M. S. Adi
{"title":"EVALUASI PROGRAM PENCEGAHAN HIV MELALUI TRANSMISI SEKSUAL (PMTS)DI KOTA SEMARANG","authors":"Benita Noffritasari, Zahroh Shaluhiyah, M. S. Adi","doi":"10.31596/JKM.V8I1.562","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Epidemi HIV di Indonesia masih bersifat terkonsentrasi pada kelompok populasi kunci. Secara global sekitar 47% kasus infeksi baru  pada tahun 2017 ditemukan pada kelompok populasi kunci dan pasangannya.Jumlah kasus HIV pada kelompok LSL di Indonesia meningkat hingga 500% selama tahun 2007 hingga tahun 2015. Peningkatan kasus HIV AIDS pada kelompok populasi kunci LSL menunjukkan bahwa kelompok ini merupakan kelompok yang berisiko tinggi baik untuk terinfeksi ataupun untuk menginfeksi.Program PMTS sebagai upaya pencegahan HIV/AIDS yang berfokus pada faktor risiko penularan melalui hubungan seksual, dirasa belum memberikan hasil yang optimal.Program PMTS dialksanakan dengan menggunakan empat komponen utama yaitu peningkatan peran positif pemangku kepentingan, komunikasi perubahan perilaku, manajemen pasokan kondom dan pelicin, serta layanan IMS dan HIV. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaanempat komponen utama program PMTS pada LSL di Puskesmasyang ada di Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Kota Semarang selama bulan Agustus hingga Oktober 2019. Subjek penelitian sebanyak 14 orang yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada stigma dan diskriminasi dari pemangku kepentingan, LSl belum menjadi fokus utama dalam program PMTS. Klien LSL belum terbuka terhadap program dan pemakaian kondom pada LSL masih rendah. Belum semua Puskesmas menyediakan pelicin untuk program PMTS. Layanan HIV di Puskesmas belum komprehensif serta masih ada stigma dan diskriminasi dari petugas terhadap LSL. Rekomendasi dari penelitian ini adalah peningkatan upaya penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap LSL, baik dari para pemangku kepentingan maupun petugas kesehatan; peningkatan upaya penjangkauan dan pendampingan terhadap LSL, sehingga mereka lebih terbuka terhadap program penanggulangan HIV; serta peningkatan kapasitas layanan HIV di Puskesmas, sehingga layanan HIV yang diberikan lebih komprehensif, termasuk penyediaan kondom dan pelicin.   Kata Kunci: Evaluasi PMTS, LSL","PeriodicalId":163077,"journal":{"name":"JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama","volume":"129 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-09-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31596/JKM.V8I1.562","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

Abstract

Epidemi HIV di Indonesia masih bersifat terkonsentrasi pada kelompok populasi kunci. Secara global sekitar 47% kasus infeksi baru  pada tahun 2017 ditemukan pada kelompok populasi kunci dan pasangannya.Jumlah kasus HIV pada kelompok LSL di Indonesia meningkat hingga 500% selama tahun 2007 hingga tahun 2015. Peningkatan kasus HIV AIDS pada kelompok populasi kunci LSL menunjukkan bahwa kelompok ini merupakan kelompok yang berisiko tinggi baik untuk terinfeksi ataupun untuk menginfeksi.Program PMTS sebagai upaya pencegahan HIV/AIDS yang berfokus pada faktor risiko penularan melalui hubungan seksual, dirasa belum memberikan hasil yang optimal.Program PMTS dialksanakan dengan menggunakan empat komponen utama yaitu peningkatan peran positif pemangku kepentingan, komunikasi perubahan perilaku, manajemen pasokan kondom dan pelicin, serta layanan IMS dan HIV. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaanempat komponen utama program PMTS pada LSL di Puskesmasyang ada di Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Kota Semarang selama bulan Agustus hingga Oktober 2019. Subjek penelitian sebanyak 14 orang yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada stigma dan diskriminasi dari pemangku kepentingan, LSl belum menjadi fokus utama dalam program PMTS. Klien LSL belum terbuka terhadap program dan pemakaian kondom pada LSL masih rendah. Belum semua Puskesmas menyediakan pelicin untuk program PMTS. Layanan HIV di Puskesmas belum komprehensif serta masih ada stigma dan diskriminasi dari petugas terhadap LSL. Rekomendasi dari penelitian ini adalah peningkatan upaya penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap LSL, baik dari para pemangku kepentingan maupun petugas kesehatan; peningkatan upaya penjangkauan dan pendampingan terhadap LSL, sehingga mereka lebih terbuka terhadap program penanggulangan HIV; serta peningkatan kapasitas layanan HIV di Puskesmas, sehingga layanan HIV yang diberikan lebih komprehensif, termasuk penyediaan kondom dan pelicin.   Kata Kunci: Evaluasi PMTS, LSL
在三宝垄通过性传播(PMTS)来评估艾滋病毒预防计划
印度尼西亚的艾滋病毒流行仍然集中在主要人口群体上。到2017年,全球约有47%的新感染病例出现在主要人口和配偶群体中。在2007年至2015年期间,印尼伊斯兰组织的艾滋病毒病例增加了500%。isl关键人口中艾滋病毒艾滋病病例的增加表明,这些群体要么是感染的高风险人群,要么是感染的高风险人群。作为一项针对性传播风险因素的PMTS计划,其目标似乎没有提供最理想的结果。PMTS计划将使用四个关键组成部分,即增加利益相关者的积极作用、行为沟通、避孕套和洗液供应管理以及性病和艾滋病毒服务。本研究的目的是评估三宝垄puskesmasmaslsl项目中四种主要成分PMTS的执行。本研究是一种描述性质的研究。这项研究于2019年8月至10月在三宝垄进行。研究对象为14人选择了采样技术。研究的工具本身就是研究人员。数据收集是通过深入采访、观察和记录进行的。数据分析是通过潜在的分析进行的。这项研究表明,利益相关者仍然存在着耻辱和歧视,LSl还不是PMTS项目的主要焦点。isl的客户还没有对项目开放,LSL的使用避孕套也很低。并不是所有的阴户都为PMTS项目提供乳液。然而,医疗中心的艾滋病毒服务是不完整的,仍然存在针对LSL的官员的耻辱和歧视。本研究的建议是,无论是利益相关者还是卫生工作者,消除对LSL的歧视和歧视努力有所增加;增加对LSL的监禁和裁员努力,使他们对艾滋病毒治疗项目更开放;除了增加艾滋病毒在Puskesmas的服务能力,更全面的艾滋病毒服务,包括提供避孕套和冰敷。关键词:PMTS评估,LSL
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信