BERTEOLOGI KONTEKSTUAL DARI TANGGANG-TRANGBU (TRADISI RAMAH TANAH MASYARAKAT WANGSINA)

Eunike Molebila, Delila Tanaem
{"title":"BERTEOLOGI KONTEKSTUAL DARI TANGGANG-TRANGBU (TRADISI RAMAH TANAH MASYARAKAT WANGSINA)","authors":"Eunike Molebila, Delila Tanaem","doi":"10.46348/car.v4i1.130","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tanah dan masyarakat yang tinggal di dalamnya memiliki interkoneksi yang intim. Hal ini dinyatakan dalam wujud kearifan lokal (lokal wisdom). lokal wisdom sendiri telah banyak memberi sumbangsih berharga bagi pengelolaan tanah dengan memperhatikan aspek ekosistem yang berkelanjutan (sustainability). Salah satu lokal wisdom tersebut adalah tranggang-trangbu yang ada pada Masyarakat Wangsina Desa Langkuru Kecamatan Pureman Kabupaten Alor.Kearifan lokal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa tahun genap adalah tahun baik dan tahun ganjil adalah tahun keburukan. Karena itu, masyarakat Wangsina hanya akan menanam pada tahun genap, sedangkan lahan pertanian mereka diistirahatkan pada tahun ganjil. Adapun lokasi pelaksanaan tradisi ini adalah pada tiga lereng gunung besar dan akan dibersihkan satu persatu (sistem rotasi) setiap tahun genap, sehingga total waktu untuk mengistirahatkan tanah yang telah diusahakan adalah sebanyak 6 tahun. Namun timbul beberapa persoalan dalam pelaksanaan kearifan lokal ini, karena tradisi ini dibenturkan dengan pemahaman teologis maupun secara ekonomis. Hal-hal ini, membuat masyarakat Wangsina menjadi“gamang”dalam mempraktekan kearifan lokal mereka. Metode penulisan dari artikel ini adalah deskriptif kualitatif. tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tradisi ini dari sudut pandang teologi kontekstual agar dapat menghasilkan sebuah pemahaman teologi kontekstual yang ramah tanah pada masyarakat Wangsina. \nKata Kunci: Memeliharan Tanah, Teologi Kontekstual, Tahun Genap-Tahun Ganjil.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46348/car.v4i1.130","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Tanah dan masyarakat yang tinggal di dalamnya memiliki interkoneksi yang intim. Hal ini dinyatakan dalam wujud kearifan lokal (lokal wisdom). lokal wisdom sendiri telah banyak memberi sumbangsih berharga bagi pengelolaan tanah dengan memperhatikan aspek ekosistem yang berkelanjutan (sustainability). Salah satu lokal wisdom tersebut adalah tranggang-trangbu yang ada pada Masyarakat Wangsina Desa Langkuru Kecamatan Pureman Kabupaten Alor.Kearifan lokal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa tahun genap adalah tahun baik dan tahun ganjil adalah tahun keburukan. Karena itu, masyarakat Wangsina hanya akan menanam pada tahun genap, sedangkan lahan pertanian mereka diistirahatkan pada tahun ganjil. Adapun lokasi pelaksanaan tradisi ini adalah pada tiga lereng gunung besar dan akan dibersihkan satu persatu (sistem rotasi) setiap tahun genap, sehingga total waktu untuk mengistirahatkan tanah yang telah diusahakan adalah sebanyak 6 tahun. Namun timbul beberapa persoalan dalam pelaksanaan kearifan lokal ini, karena tradisi ini dibenturkan dengan pemahaman teologis maupun secara ekonomis. Hal-hal ini, membuat masyarakat Wangsina menjadi“gamang”dalam mempraktekan kearifan lokal mereka. Metode penulisan dari artikel ini adalah deskriptif kualitatif. tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tradisi ini dari sudut pandang teologi kontekstual agar dapat menghasilkan sebuah pemahaman teologi kontekstual yang ramah tanah pada masyarakat Wangsina. Kata Kunci: Memeliharan Tanah, Teologi Kontekstual, Tahun Genap-Tahun Ganjil.
唐岗岗的地域研究
居住在其中的土地和社会有着密切的联系。这是一种本土智慧的表现。考虑到当地生态系统的可持续方面,这种智慧为土地管理做出了宝贵的贡献。这些地方的智慧之一是位于旺西纳村、朗库鲁镇和阿洛摄政村庄旺西纳的trangbu社区。当地的智慧建立在这样一种信念之上:偶数年是好年数,奇数年是坏年数。因此,旺西纳人只在他们的偶数年播种,而他们的农场在奇数年休假。至于实施这一传统的地点,它位于一座大山的三个山坡上,每年都将一次清理(轮转系统),使其灌溉土地的总时间延长为6年。然而,这些地方的智慧存在一些问题,因为这一传统既有神学上的,也有经济上的理解。这些都使得旺西纳社会在实践当地智慧方面变得“胆怯”。本文的写作方法是描述性质的。这篇文章的目的是从上下文神学的角度来审视这一传统,以便在旺西纳社会产生一种对环境神学的友好理解。关键词:持有土地、语境神学、年代学。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信