LAMBAN PESAGI BANGUNAN TRADISIONAL PROVINSI LAMPUNG

Adhila Nada Atthaya, Annisa Ullya Rahma, Fadhilah Zahrah M, S. Anggraini, Yovalia Nindita Chandra Dewi
{"title":"LAMBAN PESAGI BANGUNAN TRADISIONAL PROVINSI LAMPUNG","authors":"Adhila Nada Atthaya, Annisa Ullya Rahma, Fadhilah Zahrah M, S. Anggraini, Yovalia Nindita Chandra Dewi","doi":"10.59997/vastukara.v2i1.1478","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Keberadaan arsitektur tradisional Lampung dapat dikatakan sebagai warisan leluhur budaya yang sulit ditemukan lagi di lingkungan masyarakat Lampung. Sejak adanya kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda mengenai larangan penebangan pohon secara liar, masyarakat mulai kesulitan membangun rumah tradisional yang strukturnya menggunakan material kayu. Karena kebijakan ini, banyak rumah tradisional masyarakat yang mulai mengenal penggunaan bahan seperti tembaga pada ornamen untuk jendela, semen untuk tangga, dan ornamen pada pagar dari besi campur tembaga yang dicor, sehingga pembangunan rumah tradisional masyarakat lampung tidak lagi mengikuti arsitektur bangunan terdahulu. Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam ilmu arsitektur tradisional dari segi karakteristik dan bentuk struktur pada bangunan Rumah Tradisional Lamban Pesagi yang berada di Provinsi Lampung. Sumber data penelitian diperoleh melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan teknik pengumpulan data berupa observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian serta melalui studi pustaka. Setelah penelitian, dapat disimpulkan bahwa Rumah Tradisional Lamban Pesagi merupakan rumah adat masyarakat lampung yang menjadi ciri khas perwujudan fisik dari masyarakat adat Buay Penong dimana terlihat jelas stratifikasi masyarakat secara sosial. Memiliki karakter bangun yang terbagi menjadi tiga yaitu atas (solid), tengah (solid), dan bawah (transparan). Bagian atas bangunan terdiri dari atap, ornamen Culu Langi dan Panggakh. Bagian tengah bangunan terdapat dinding dari papan kayu dan bagian bawah banguan terdapat pondasi umpak batu dan tiang penyangga yang berjumlah ganjil. Pada area rumah terdapat lumbung padi dan juga peralatan menumbuk padi dan kopi yaitu, Girjoh dan Ijan Geladak, denah layout Rumah menerapkan sistem privasi ruang sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh masyarakat.","PeriodicalId":122637,"journal":{"name":"Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-03-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59997/vastukara.v2i1.1478","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

Keberadaan arsitektur tradisional Lampung dapat dikatakan sebagai warisan leluhur budaya yang sulit ditemukan lagi di lingkungan masyarakat Lampung. Sejak adanya kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda mengenai larangan penebangan pohon secara liar, masyarakat mulai kesulitan membangun rumah tradisional yang strukturnya menggunakan material kayu. Karena kebijakan ini, banyak rumah tradisional masyarakat yang mulai mengenal penggunaan bahan seperti tembaga pada ornamen untuk jendela, semen untuk tangga, dan ornamen pada pagar dari besi campur tembaga yang dicor, sehingga pembangunan rumah tradisional masyarakat lampung tidak lagi mengikuti arsitektur bangunan terdahulu. Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam ilmu arsitektur tradisional dari segi karakteristik dan bentuk struktur pada bangunan Rumah Tradisional Lamban Pesagi yang berada di Provinsi Lampung. Sumber data penelitian diperoleh melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan teknik pengumpulan data berupa observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian serta melalui studi pustaka. Setelah penelitian, dapat disimpulkan bahwa Rumah Tradisional Lamban Pesagi merupakan rumah adat masyarakat lampung yang menjadi ciri khas perwujudan fisik dari masyarakat adat Buay Penong dimana terlihat jelas stratifikasi masyarakat secara sosial. Memiliki karakter bangun yang terbagi menjadi tiga yaitu atas (solid), tengah (solid), dan bawah (transparan). Bagian atas bangunan terdiri dari atap, ornamen Culu Langi dan Panggakh. Bagian tengah bangunan terdapat dinding dari papan kayu dan bagian bawah banguan terdapat pondasi umpak batu dan tiang penyangga yang berjumlah ganjil. Pada area rumah terdapat lumbung padi dan juga peralatan menumbuk padi dan kopi yaitu, Girjoh dan Ijan Geladak, denah layout Rumah menerapkan sistem privasi ruang sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh masyarakat.
从某种意义上说,楠榜传统建筑的存在是一种难以在楠榜社区中找到的文化遗产。自从荷兰殖民政府禁止非法砍伐树木的政策以来,人们一直面临着用木材建造传统房屋的困难。由于这项政策,许多传统社区的房屋开始熟悉在窗户上使用铜等材料作为装饰品,用水泥为梯子使用水泥,用铸成的混合铜栅栏装饰,从而放弃了传统的南榜人房屋的建造。这项研究旨在在楠榜省的传统建筑的特征和结构形式上增加传统建筑的知识。研究数据来源是通过一种定性方法,通过直接对研究对象和库研究的观察方法和数据收集技术获得的。研究表明,传统上不灵活的房屋是楠榜人的传统房屋,这是土著居民的生理表现的标志,Penong人造人的社会地位明显高于社会。有一个向上(固体)、中间(固体)和向下(透明)的觉醒字符。建筑的顶部有一个屋顶,装饰和舞台。建筑的中央有木板墙,底层有奇形怪状的石柱柱。室内有粮仓和碾米厂和咖啡机,也就是Girjoh和Ijan dots,根据社区规定的隐私系统实施家庭布局。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信