{"title":"Penerapan model pembelajaran fun learning dalam meningkatkan hasil belajar menulis karangan narasi siswa sekolah dasar","authors":"Rezki Aulia Syukri, Aliem Bahri, Ummu Khaltsum","doi":"10.51574/judikdas.v1i1.212","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Masalah utama dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran fun learning dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada murid kelas V UPT SPF SD Inpres Parang Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran fun learning dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada murid kelas V UPT SPF SD Inpres Parang Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action Reaserch) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan. Fokus penelitian ini adalah 1) Keterampilan menulis karangan narasi dan 2) Penggunaan model pembelajaran fun learning di kelas V UPT SPF SD Inpres Parang Kota Makassar. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah murid kelas V yang berjumlah 16 orang. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini yaitu: (1) Pada siklus pertama diperoleh nilai rata-rata hasil belajar murid Kelas V UPT SPF SD Inpres Parang Kota Makassar yaitu 58,7 (2) Pada siklus kedua diperoleh nilai rata-rata hasil belajar murid kelas V UPT SPF SD Inpres Parang Kota Makassar lebih tinggi yang mencapai 82,5. Ketuntasan belajar murid kelas V UPT SPF SD Inpres Parang Kota Makassar juga mengalami peningkatan. Pada siklus I, dari 3 (18,7%) murid mencapai ketuntasan belajar, sedangkan pada siklus II sebanyak 14 (87,5%) murid mencapai ketuntasan belajar dan ketuntasan belajar klasikal tercapai. Hal ini berarti ketuntasan belajar pada siklus II tercapai secara klasikal karena jumlah murid yang tuntas lebih dari 85 %.","PeriodicalId":390751,"journal":{"name":"JUDIKDAS: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar Indonesia","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JUDIKDAS: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51574/judikdas.v1i1.212","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
Abstract
Masalah utama dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran fun learning dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada murid kelas V UPT SPF SD Inpres Parang Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran fun learning dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada murid kelas V UPT SPF SD Inpres Parang Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action Reaserch) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan. Fokus penelitian ini adalah 1) Keterampilan menulis karangan narasi dan 2) Penggunaan model pembelajaran fun learning di kelas V UPT SPF SD Inpres Parang Kota Makassar. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah murid kelas V yang berjumlah 16 orang. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini yaitu: (1) Pada siklus pertama diperoleh nilai rata-rata hasil belajar murid Kelas V UPT SPF SD Inpres Parang Kota Makassar yaitu 58,7 (2) Pada siklus kedua diperoleh nilai rata-rata hasil belajar murid kelas V UPT SPF SD Inpres Parang Kota Makassar lebih tinggi yang mencapai 82,5. Ketuntasan belajar murid kelas V UPT SPF SD Inpres Parang Kota Makassar juga mengalami peningkatan. Pada siklus I, dari 3 (18,7%) murid mencapai ketuntasan belajar, sedangkan pada siklus II sebanyak 14 (87,5%) murid mencapai ketuntasan belajar dan ketuntasan belajar klasikal tercapai. Hal ini berarti ketuntasan belajar pada siklus II tercapai secara klasikal karena jumlah murid yang tuntas lebih dari 85 %.