The Young Kyai (Lora) and Transformation of the Pesantren in Madura

Umiarso el-Rumi
{"title":"The Young Kyai (Lora) and Transformation of the Pesantren in Madura","authors":"Umiarso el-Rumi","doi":"10.30983/ISLAM_REALITAS.V6I2.3484","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This research focuses on the leadership of the A’wam Council, group of young religious scholars or kyai (Lora) at the Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan Madura Islamic Boarding School, in carrying out institutional transformation of the pesantren (traditional Islamic boarding schools). As the protector of religious-culture, Lora not only preserves the various acpects of religion such as marriage and security (by performing the rituals of tahlil, or yasinan) but also maintains public morality and good social and political relations in the community. Lora functions as the a protector of culture and religion (amanah or public trust) in order to increase the social capital of the pesantren (enriching social networks). Using the collective leadership theory by O’Neill & Berinkerhoff and a qualitative approach through observation, interviews, and documentation, this article finds that Lora leadership made use of Islamic values in transforming this institution from a traditional pesantren (salaf) to modern one (khalaf). This process was coupled with the development of an interconnective-integralist paradigm that led to a new pesantren model that not only preserves the traditional methods but also adopted new developments in contemporary thought, namely combining and integrating religious knowledge with general science Riset ini memfokuskan pada dinamika kepemimpinan Dewan A’wam –yang merupakan kumpulan kyai muda (Lora) di Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan Madura- dalam melakukan transfomasi kelembagaan pesantren. Sebagai pelindung budaya-agama, Lora tidak hanya memposisikan diri untuk menjaga berbagai dimensi agama seperti pernikahan dan keselamatan (tahlil, atau yasinan), namun juga menjaga moralitas budaya masyarakat serta dinamika sosial politik. Konsistensi dalam peran sebagai pelindung budaya-agama difungsikan oleh Lora untuk menumbuhkan modal sosial pesantren (amanah dan jejaring sosial). Dengan menggunakan teori kepemimpinan kolektif oleh O’Neill & Berinkerhoff dan pendekatan kualitatif melalui observasi, wawancara, dan dokumtasi, artikel ini menemukan bahwa kepemimpinan Lora didasarkan pada nilai-nilai religius Islam di dalam melakukan pengelolaan pesantren hingga mampu bertransformasi dari pesantren tradisional (salaf) ke modern (khalaf). Proses tersebut dirangkai dengan perkembangan paradigma interkonektif-integralis yang berimplikasi pada model pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama akan diganti dengan nuansa baru, yaitu memadukan dan mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu umum","PeriodicalId":342561,"journal":{"name":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","volume":"2 11","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30983/ISLAM_REALITAS.V6I2.3484","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5

Abstract

This research focuses on the leadership of the A’wam Council, group of young religious scholars or kyai (Lora) at the Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan Madura Islamic Boarding School, in carrying out institutional transformation of the pesantren (traditional Islamic boarding schools). As the protector of religious-culture, Lora not only preserves the various acpects of religion such as marriage and security (by performing the rituals of tahlil, or yasinan) but also maintains public morality and good social and political relations in the community. Lora functions as the a protector of culture and religion (amanah or public trust) in order to increase the social capital of the pesantren (enriching social networks). Using the collective leadership theory by O’Neill & Berinkerhoff and a qualitative approach through observation, interviews, and documentation, this article finds that Lora leadership made use of Islamic values in transforming this institution from a traditional pesantren (salaf) to modern one (khalaf). This process was coupled with the development of an interconnective-integralist paradigm that led to a new pesantren model that not only preserves the traditional methods but also adopted new developments in contemporary thought, namely combining and integrating religious knowledge with general science Riset ini memfokuskan pada dinamika kepemimpinan Dewan A’wam –yang merupakan kumpulan kyai muda (Lora) di Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan Madura- dalam melakukan transfomasi kelembagaan pesantren. Sebagai pelindung budaya-agama, Lora tidak hanya memposisikan diri untuk menjaga berbagai dimensi agama seperti pernikahan dan keselamatan (tahlil, atau yasinan), namun juga menjaga moralitas budaya masyarakat serta dinamika sosial politik. Konsistensi dalam peran sebagai pelindung budaya-agama difungsikan oleh Lora untuk menumbuhkan modal sosial pesantren (amanah dan jejaring sosial). Dengan menggunakan teori kepemimpinan kolektif oleh O’Neill & Berinkerhoff dan pendekatan kualitatif melalui observasi, wawancara, dan dokumtasi, artikel ini menemukan bahwa kepemimpinan Lora didasarkan pada nilai-nilai religius Islam di dalam melakukan pengelolaan pesantren hingga mampu bertransformasi dari pesantren tradisional (salaf) ke modern (khalaf). Proses tersebut dirangkai dengan perkembangan paradigma interkonektif-integralis yang berimplikasi pada model pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama akan diganti dengan nuansa baru, yaitu memadukan dan mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu umum
年轻的凯伊(洛拉)和马都拉居民的转变
本研究的重点是在Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan Madura伊斯兰寄宿学校的一群年轻宗教学者或kyai (Lora)的领导下,对pesantren(传统伊斯兰寄宿学校)进行制度改革。作为宗教文化的保护者,Lora不仅保护宗教的各个方面,如婚姻和安全(通过执行tahlil或yasinan仪式),还维护社区的公共道德和良好的社会和政治关系。Lora作为文化和宗教(amanah或公共信任)的保护者,以增加pesantren的社会资本(丰富社会网络)。本文利用O’neill & Berinkerhoff的集体领导理论,并通过观察、访谈和文献资料等定性方法,发现Lora领导利用伊斯兰价值观将该机构从传统的pesantren (salaf)转变为现代的(khalaf)。这一过程与一种相互联系-整合主义范式的发展相结合,这种范式导致了一种新的实证模型,这种模型不仅保留了传统方法,而且采用了当代思想的新发展,即将宗教知识与一般科学相结合和整合Riset ini memfokuskan pada dinamika kepemimpinan Dewan A 'wam - yang merupakan kumpulan kyai muda (Lora) di Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan Madura- dalam melakukan transformasi kelembagaan Pesantren。Sebagai pelindung budaya-agama, Lora tidak hanya memposisikan diri untuk menjaga berbagai维度agama seperti pernikahan dan keselamatan (tahlil, atau yasinan), namun juga menjaga moralitas budaya masyarakat serta dinamika社会政治。【翻译】:【翻译】【翻译】:【翻译】denan menggunakan teori kepemimpinan kolektif oleh O 'Neill & Berinkerhoff dan pendekatan kualitatif melalui observasi, wawankara, dan dokumtasi, artikel ini menemukan bahwa keemimpinan Lora didasarkan padnilai -nilai religius Islam di dalam melakukan pengelolaan pesantren hinga mampu bertransformasi dari pesantren传统(salaf)和现代(khalaf)。散文于dirangkai dengan perkembangan paradigma interkonektif-integralis杨berimplikasi篇模型经学院杨hanya mengajarkan ilmu蜥蜴阿坎人diganti dengan nuansa巴鲁,yaitu memadukan丹mengintegrasikan ilmu蜥蜴dengan ilmu umum
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信