{"title":"Analisis Risiko Penularan Covid-19 Berdasarkan Aspek Demografis dan Geografis Di Kota Semarang Tahun 2020","authors":"Daud Maulana Mufti, Arum Siwiendrayanti","doi":"10.53770/amhj.v1i2.8","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendahuluan: Kota Semarang merupakan salah satu Kota di Indonesia yang masukdalam zona merah covid-19. Pada tanggal 18 Januari 2021 Kota Semarang terdapatkasus covid-19 sebanyak 24.690 kasus. Diperlukan suatu tindakan pencegahan untuk mengurangi penyebaran kasus covid-19. Manajemen penyakit berbasis wilayah dapat menjadi salah satu upaya dalam mencegah persebaran covid-19. Terdapat tiga metode dalam manajemen penyakit berbasis wilayah dan salah satunya adalah menggunakan analisis spasial peta risiko penularan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah yang berisiko terjadi penularan covid-19 dan mengetahui relevansi peta yang dibuat dengan kasus covid-19terkini. Metode: Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif dengan luaran peta risiko penularan covid-19. Hasil peta risiko akan dibandingkan dengan kasus terkini untuk mengetahui tingkat relevansi peta menggunakan scatter plot. Hasil: Dari hasil penelitian wilayah yang masuk dalam kategori risiko penularan rendah yaitu kecamatan Tugu, Mijen, Gunungpati, Gajahmungkur, Candisari, Gayamsari, dan Genuk. Wilayah yang masuk kategori risiko penularan sedang yaitu Kecamatan Ngaliyan, Tembalang, Semarang Selatan, Semarang Tengah, Semarang Timur, dan Semarang Utara. Untuk wilayah yang masuk dalam kategori risiko penularan tinggi yaitu Kecamatan Semarang Barat, Banyumanik, dan Pedurungan. Berdasarkan analisis regresi skor risiko berkorelasi dengan kasus bulan Januari (r square= 0.843), Februari (r square = 0.740) dan Mei (r square = 0.609). Skor risiko memiliki korelasi sedang pada bulan Maret (r square = 0.551) dan memiliki korelasi rendah pada bulan April (r square = 0,331). Kesimpulan : Terdapat 3 kecamatan yang masuk kategori penularan covid-19 tinggi, terdapat 6 Kecamatan yang masuk kategori penularan covid-19 sedang, dan 7 Kecamatan masuk kategori penularan covid-19 rendah. Peta risiko relevan dengan kasus harian kasus harian covid-19 pada bulan Januari, Februari dan Mei. Namun peta risiko tidak relevan dengan kasus harian covid-19 pada bulan Maret dan April. Diharapkan untuk penelitian kedepannya dapat menambahkan variabel PPKM sehingga dapat menghasilkan peta risiko yang lebih akurat.","PeriodicalId":107137,"journal":{"name":"Ahmar Metastasis Health Journal","volume":"86 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ahmar Metastasis Health Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53770/amhj.v1i2.8","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pendahuluan: Kota Semarang merupakan salah satu Kota di Indonesia yang masukdalam zona merah covid-19. Pada tanggal 18 Januari 2021 Kota Semarang terdapatkasus covid-19 sebanyak 24.690 kasus. Diperlukan suatu tindakan pencegahan untuk mengurangi penyebaran kasus covid-19. Manajemen penyakit berbasis wilayah dapat menjadi salah satu upaya dalam mencegah persebaran covid-19. Terdapat tiga metode dalam manajemen penyakit berbasis wilayah dan salah satunya adalah menggunakan analisis spasial peta risiko penularan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah yang berisiko terjadi penularan covid-19 dan mengetahui relevansi peta yang dibuat dengan kasus covid-19terkini. Metode: Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif dengan luaran peta risiko penularan covid-19. Hasil peta risiko akan dibandingkan dengan kasus terkini untuk mengetahui tingkat relevansi peta menggunakan scatter plot. Hasil: Dari hasil penelitian wilayah yang masuk dalam kategori risiko penularan rendah yaitu kecamatan Tugu, Mijen, Gunungpati, Gajahmungkur, Candisari, Gayamsari, dan Genuk. Wilayah yang masuk kategori risiko penularan sedang yaitu Kecamatan Ngaliyan, Tembalang, Semarang Selatan, Semarang Tengah, Semarang Timur, dan Semarang Utara. Untuk wilayah yang masuk dalam kategori risiko penularan tinggi yaitu Kecamatan Semarang Barat, Banyumanik, dan Pedurungan. Berdasarkan analisis regresi skor risiko berkorelasi dengan kasus bulan Januari (r square= 0.843), Februari (r square = 0.740) dan Mei (r square = 0.609). Skor risiko memiliki korelasi sedang pada bulan Maret (r square = 0.551) dan memiliki korelasi rendah pada bulan April (r square = 0,331). Kesimpulan : Terdapat 3 kecamatan yang masuk kategori penularan covid-19 tinggi, terdapat 6 Kecamatan yang masuk kategori penularan covid-19 sedang, dan 7 Kecamatan masuk kategori penularan covid-19 rendah. Peta risiko relevan dengan kasus harian kasus harian covid-19 pada bulan Januari, Februari dan Mei. Namun peta risiko tidak relevan dengan kasus harian covid-19 pada bulan Maret dan April. Diharapkan untuk penelitian kedepannya dapat menambahkan variabel PPKM sehingga dapat menghasilkan peta risiko yang lebih akurat.