Pengembangan Nalar-Logika Realistik Matematis Siswa Berbasis EtnoMatematika dan Cooperatif Learning di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Singgahan-Tuban
{"title":"Pengembangan Nalar-Logika Realistik Matematis Siswa Berbasis EtnoMatematika dan Cooperatif Learning di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Singgahan-Tuban","authors":"Agustinayanti Agustinayanti, Agus Miftakus Surur","doi":"10.47709/elektriese.v12i01.1559","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengintegrasikan antara ilmu Matematika dengan sosial matematis. Integrasi tersebut dapat menyelesaikan problem gap teoritis dengan praktis yang selama ini menjangkiti pembelajaran Matematika yaitu pembelajaran matematika yang hanya mengutamakan teori dan rumus. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan memfokuskan penggalian data pada interview dan observasi. Setelah dilakukan penelitian dihasilakn temuan; pertama, SMKN 1 Singgahan menggunakan pembelajaran cooperative learning dua tipe; 1) tipe Student Teams chevement Divisions (STAD) yakni suatu pembelajaran yang ditekankan pada penilaian prestasi tim dari seluruh nilai anggota kelompok. Tipe ini menekankan pada kolaborasi antar individu untuk melakukan transfer of knowledge. 2) tipe Teams Games Tournament (TGT), tipe pembelajaran cooperative learning yang berbasis pada kompetisi berkelompok dengan skoring, akan tetapi dilengkapi dengan cara-cara permainan (gaming). Kedua, pola pengembangan nalar-logis realistik pada pembelajaran Matematika siswa di SMKN 1 Singgahan, memadukan antara metode cooperative learning dengan pendekatan ethnoMatematika. Teori dan rumus Matematika yang sudah dipelajari, dibawa ke masyarakat untuk menyelesaikan sekaligus mengembangkan potensi lokal yang bersifat matematis. Hasilnya, siswa mampu membuat kreasi anyaman bambu menggunakan alat-alat ukur ruang bangun, sisi-sisi, jarak. Hal tersebut sebagai salah satu bentuk dari integrasi Matematika dan budaya masyarakat.","PeriodicalId":134558,"journal":{"name":"Elektriese: Jurnal Sains dan Teknologi Elektro","volume":"82 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Elektriese: Jurnal Sains dan Teknologi Elektro","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47709/elektriese.v12i01.1559","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penelitian ini bertujuan mengintegrasikan antara ilmu Matematika dengan sosial matematis. Integrasi tersebut dapat menyelesaikan problem gap teoritis dengan praktis yang selama ini menjangkiti pembelajaran Matematika yaitu pembelajaran matematika yang hanya mengutamakan teori dan rumus. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan memfokuskan penggalian data pada interview dan observasi. Setelah dilakukan penelitian dihasilakn temuan; pertama, SMKN 1 Singgahan menggunakan pembelajaran cooperative learning dua tipe; 1) tipe Student Teams chevement Divisions (STAD) yakni suatu pembelajaran yang ditekankan pada penilaian prestasi tim dari seluruh nilai anggota kelompok. Tipe ini menekankan pada kolaborasi antar individu untuk melakukan transfer of knowledge. 2) tipe Teams Games Tournament (TGT), tipe pembelajaran cooperative learning yang berbasis pada kompetisi berkelompok dengan skoring, akan tetapi dilengkapi dengan cara-cara permainan (gaming). Kedua, pola pengembangan nalar-logis realistik pada pembelajaran Matematika siswa di SMKN 1 Singgahan, memadukan antara metode cooperative learning dengan pendekatan ethnoMatematika. Teori dan rumus Matematika yang sudah dipelajari, dibawa ke masyarakat untuk menyelesaikan sekaligus mengembangkan potensi lokal yang bersifat matematis. Hasilnya, siswa mampu membuat kreasi anyaman bambu menggunakan alat-alat ukur ruang bangun, sisi-sisi, jarak. Hal tersebut sebagai salah satu bentuk dari integrasi Matematika dan budaya masyarakat.