Pola spasial temporal demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta

Astri Choiruni
{"title":"Pola spasial temporal demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta","authors":"Astri Choiruni","doi":"10.22146/jisph.46584","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar belakang: Demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan permasalah kesehatan di Indonesia. Infeksi virus dengue juga menimbulkan beban ekonomi dan kesehatan yang serius. Kota Yogyakarta merupakan kota di wilayah provinsi DIY dengan incidence rate paling tinggi dalam lima tahun terakhir. Informasi tentang penyebaran penyakit dan status risiko infeksi demam berdarah secara spasial akan memudahkan perencanaan yang tepat dan efektif dalam rangka pengendalian penyakit tersebut. Metode : Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional menggunakan pendekatan spasial temporal. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta pada tahun 2016. Terdapat 174 kejadian demam berdarah dari data sekunder. Titik koordinat kasus, kepadatan vegetasi, kepadatan bangunan dan fogging digunakan sebagai variabel independen. Analisis data menggunakan Satscan, QGIS dan ArcGIS untuk melihat pola sebaran kasus dan kluster yang terjadi. Hasil: Insiden kasus DBD tertinggi berdasarkan kelompok umur terjadi pada anak-anak usia 10-14 tahun, dan tidak ada perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin. Kelurahan tegalrejo adalah kelurahan dengan insiden tertinggi (472,44 per 100.000). Ada autokorelasi spasial positif antara kerapatan Vegetasi, kepadatan bangunan dan pelaksanaan fogging dengan kejadian DBD. Kesimpulan: Analisis spasial temporal menunjukkan kasus dbd memiliki pola sebaran mengelompok/ kluster. Pola distribusi kasus dipengaruhi oleh kerapatan Vegetasi, kepadatan bangunan dan pelaksanaan fogging.","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Information Systems for Public Health","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/jisph.46584","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

Latar belakang: Demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan permasalah kesehatan di Indonesia. Infeksi virus dengue juga menimbulkan beban ekonomi dan kesehatan yang serius. Kota Yogyakarta merupakan kota di wilayah provinsi DIY dengan incidence rate paling tinggi dalam lima tahun terakhir. Informasi tentang penyebaran penyakit dan status risiko infeksi demam berdarah secara spasial akan memudahkan perencanaan yang tepat dan efektif dalam rangka pengendalian penyakit tersebut. Metode : Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional menggunakan pendekatan spasial temporal. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta pada tahun 2016. Terdapat 174 kejadian demam berdarah dari data sekunder. Titik koordinat kasus, kepadatan vegetasi, kepadatan bangunan dan fogging digunakan sebagai variabel independen. Analisis data menggunakan Satscan, QGIS dan ArcGIS untuk melihat pola sebaran kasus dan kluster yang terjadi. Hasil: Insiden kasus DBD tertinggi berdasarkan kelompok umur terjadi pada anak-anak usia 10-14 tahun, dan tidak ada perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin. Kelurahan tegalrejo adalah kelurahan dengan insiden tertinggi (472,44 per 100.000). Ada autokorelasi spasial positif antara kerapatan Vegetasi, kepadatan bangunan dan pelaksanaan fogging dengan kejadian DBD. Kesimpulan: Analisis spasial temporal menunjukkan kasus dbd memiliki pola sebaran mengelompok/ kluster. Pola distribusi kasus dipengaruhi oleh kerapatan Vegetasi, kepadatan bangunan dan pelaksanaan fogging.
背景:登革热(登革热)仍然是印尼的一个健康问题。登革热病毒感染也带来了严重的经济和健康负担。日惹市是DIY省地区的一个城市,其利率是过去五年里最高的。有关疾病传播和风险感染状况的信息将有助于正确和有效地计划疾病控制。方法:这类研究是利用空间时间方法交叉设计的观察研究。这项研究于2016年在日惹的Tegalrejo街进行。副数据显示有174例登革热。病例坐标轴、植被密度、建筑密度和化石密度被用作独立变量。使用Satscan, QGIS和ArcGIS分析数据以观察病例和集群的分散模式。结果:最严重的DBD病例是10-14岁儿童,在性别方面没有显著差异。tegalrejo粪便是最集中的事件(4472.44 / 10万起)。在植被密度、建筑密度和DBD事件之间有自自的空间相关性。结论:时间分析表明,登革热病例有聚集的模式。病例的分布模式受到植被密度、建筑密度和叶化作用的影响。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信