{"title":"Saminisme Dalam Sengketa Pembangunan Pabrik Semen: Analisis Semiotik Film Sikep Samin Semen","authors":"M. Yusuf","doi":"10.22146/jps.v8i2.68083","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Ketegangan antara masyarakat penolak pabrik semen dengan pemerintah daerah serta perusahaan semen di Pegunungan Kendeng masih terjadi hingga sekarang. Salah satu unsur dari kelompok masyarakat penolak yang memiliki peran sangat signifikan adalah mereka pengikut ajaran Samin atau secara umum dikenal dengan nama Sedulur Sikep. Namun, keikutsertaan mereka menimbulkan pro dan kontra baik dari dalam pengikut ajaran Samin sendiri dan dari luar. Sikap pro dan kontra ini dimanifestasikan dalam bentuk dua film. Dari pihak kontra dengan pabrik semen diwakili oleh film Samin vs Semen (2015) sementara dari pihak pro diwakili oleh film Sikep Samin Semen (2015). Film Sikep Samin Semen mengklaim diri sebagai yang paling berhak mendefinisikan ajaran Samin dan menegasikan pengikut ajaran samin yang ada pada film Samin vs Semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana film Sikep Samin Semen membentuk makna atas sedulur sikep dalam sengketa pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng? Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika dari Roland Barthes guna mendapatkan data dari relasi tanda pada tahap pertama (denotasi) dan relasi tanda pada tahap kedua (konotasi). Guna memperdalam analisis, penelitian ini akan mengelaborasikan konsep mitos dari Roland Barthes (1991) dan konsep representasi dari Stuart Hall (1997). Penelitian ini menemukan sedulur sikep dalam film Sikep Samin Semen merupakan orang-orang pendukung privatisasi ruang dan barang publik yang berakhir pada akumulasi kapital oleh perusahaan semen.","PeriodicalId":211763,"journal":{"name":"Jurnal Pemikiran Sosiologi","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pemikiran Sosiologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/jps.v8i2.68083","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Ketegangan antara masyarakat penolak pabrik semen dengan pemerintah daerah serta perusahaan semen di Pegunungan Kendeng masih terjadi hingga sekarang. Salah satu unsur dari kelompok masyarakat penolak yang memiliki peran sangat signifikan adalah mereka pengikut ajaran Samin atau secara umum dikenal dengan nama Sedulur Sikep. Namun, keikutsertaan mereka menimbulkan pro dan kontra baik dari dalam pengikut ajaran Samin sendiri dan dari luar. Sikap pro dan kontra ini dimanifestasikan dalam bentuk dua film. Dari pihak kontra dengan pabrik semen diwakili oleh film Samin vs Semen (2015) sementara dari pihak pro diwakili oleh film Sikep Samin Semen (2015). Film Sikep Samin Semen mengklaim diri sebagai yang paling berhak mendefinisikan ajaran Samin dan menegasikan pengikut ajaran samin yang ada pada film Samin vs Semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana film Sikep Samin Semen membentuk makna atas sedulur sikep dalam sengketa pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng? Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika dari Roland Barthes guna mendapatkan data dari relasi tanda pada tahap pertama (denotasi) dan relasi tanda pada tahap kedua (konotasi). Guna memperdalam analisis, penelitian ini akan mengelaborasikan konsep mitos dari Roland Barthes (1991) dan konsep representasi dari Stuart Hall (1997). Penelitian ini menemukan sedulur sikep dalam film Sikep Samin Semen merupakan orang-orang pendukung privatisasi ruang dan barang publik yang berakhir pada akumulasi kapital oleh perusahaan semen.