ELEKTABILITAS RIDWAN KAMIL DAN ANIES BASWEDAN DALAM SIMULASI PILPRES 2024 DI TWITTER (ANALISIS JARINGAN MEDIA SOSIAL DAN ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA TWITTER TERHADAP #RIDWANKAMIL DAN #ANIESBASWEDAN)
{"title":"ELEKTABILITAS RIDWAN KAMIL DAN ANIES BASWEDAN DALAM SIMULASI PILPRES 2024 DI TWITTER (ANALISIS JARINGAN MEDIA SOSIAL DAN ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA TWITTER TERHADAP #RIDWANKAMIL DAN #ANIESBASWEDAN)","authors":"Dafa Rosi Berliana, Budi Santoso","doi":"10.35760/mkm.2022.v6i2.6962","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Elektabilitas Ridwan Kamil dan Anies Baswedan diTwitter menggunakan Sentiment Analysis dan Social Media Network Analysis, yang menjadi 2 kandidat yang paling banyak dipilih di Jawa Barat. #AniesBaswedan dan #RidwanKamil menjadi acuan pengguna Twitter untuk mengutarakan opini. Tagar memberi kesempatan publik untuk memberikan opini secara spontan, berkaitan dengan Teori Digital Movement of Opinion (DMO). Metode yang digunakan pendekatan kuantitatif dan paradigma positivistik. Data diambil menggunakan Netlytic.org pada 16-22 Maret 2022. keyword yang digunakan adalah #AniesBaswedan dengan sampel 10000tweet yang berhasil ditarik dan #RidwanKamil dengan sampel sebanyak 9815tweet. Data akan melalui Preprocessing menggunakan Python, dan klasifikasi sentimen Lexicon Based. Hasil Penelitian menunjukkan Anies memiliki volume percakapan lebih besar dibandingkan Ridwan. Anies memiliki 29% tweet negatif, 65% positif, 6% netral, sementara Ridwan dengan 8% tweet negatif, 89% positif, 3% netral. Kesimpulan, pembicaraan figur politik diTwitter membentuk opini publik berupa sentimen positif, negatif, dan netral. Pembicaraan terkait Anies lebih banyak dilakukan buzzer, sementara terkait Ridwan lebih banyak dilakukan pendukungnya. Elektabilitas dilihat dari analisis sentimen, Anies memiliki popularitas tinggi dibandingkan Ridwan, yang sejalan dengan tingginya sentimen negatif. Penelitian selanjutnya diharapkan mengembangkan konseptualisasi menggunakan metode kritis dan melakukan wawancara untuk mengkaji fenomena. Pengguna Twitter sebaiknya lebih bijaksana dalam beropini, khususnya isu politik.","PeriodicalId":352520,"journal":{"name":"Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35760/mkm.2022.v6i2.6962","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Elektabilitas Ridwan Kamil dan Anies Baswedan diTwitter menggunakan Sentiment Analysis dan Social Media Network Analysis, yang menjadi 2 kandidat yang paling banyak dipilih di Jawa Barat. #AniesBaswedan dan #RidwanKamil menjadi acuan pengguna Twitter untuk mengutarakan opini. Tagar memberi kesempatan publik untuk memberikan opini secara spontan, berkaitan dengan Teori Digital Movement of Opinion (DMO). Metode yang digunakan pendekatan kuantitatif dan paradigma positivistik. Data diambil menggunakan Netlytic.org pada 16-22 Maret 2022. keyword yang digunakan adalah #AniesBaswedan dengan sampel 10000tweet yang berhasil ditarik dan #RidwanKamil dengan sampel sebanyak 9815tweet. Data akan melalui Preprocessing menggunakan Python, dan klasifikasi sentimen Lexicon Based. Hasil Penelitian menunjukkan Anies memiliki volume percakapan lebih besar dibandingkan Ridwan. Anies memiliki 29% tweet negatif, 65% positif, 6% netral, sementara Ridwan dengan 8% tweet negatif, 89% positif, 3% netral. Kesimpulan, pembicaraan figur politik diTwitter membentuk opini publik berupa sentimen positif, negatif, dan netral. Pembicaraan terkait Anies lebih banyak dilakukan buzzer, sementara terkait Ridwan lebih banyak dilakukan pendukungnya. Elektabilitas dilihat dari analisis sentimen, Anies memiliki popularitas tinggi dibandingkan Ridwan, yang sejalan dengan tingginya sentimen negatif. Penelitian selanjutnya diharapkan mengembangkan konseptualisasi menggunakan metode kritis dan melakukan wawancara untuk mengkaji fenomena. Pengguna Twitter sebaiknya lebih bijaksana dalam beropini, khususnya isu politik.