{"title":"Menanggapi Fenomena Anak- anak yang Mengemis dalam Perspektif Perkembangan Psikososial","authors":"W. Putri","doi":"10.22515/BG.V6I1.1351","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak: Pengemis merupakan suatu istilah yang seringkali terdengar sehari-hari, begitu pula anak- anak yang mengemis. Studi literasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan psikososial anak-anak yang mengemis. Teori yang digunakan sebagai sudut pandang yaitu teori perkembangan psikososial Erick Erickson. Dalam tulisan ini hanya dibahas tentang tahapan perkembangan psikososial industry vs. inferiority pada anak- anak yang mengemis. Masa tahapan perkembangan tersebut adalah masa anak- anak pertengahan. Pada fenomena ini, anak-anak akan cenderung merasa rendah diri yang disebabkan tidak jelasnya identitas yang dimiliki. Identitas ini salah satunya diperoleh ketika anak mendapatkan kebebasan dalam memilih sesuatu sebagai kesukaan dan harapan. Ketika anak sama sekali tidak mendapatkan kebebasan dan dalam kondisi ketertekanan, maka otonomi anak akan kacau. Dengan demikian, diyakini bahwa anak berada dalam tahapan rendah diri (inferiority). Hal ini diperoleh anak sebagai imbas tahapan perkembangan psikososial sebelumnya. Perkembangan psikososial yang dialami saat ini pun akan berimbas pada perkembangan psikososial pada tahap selanjutnya. Abstract: Beggars are a term that is often heard everyday, as well as child beggars. This literacy study aims to find out the psychosocial development of child beggars. The theory used as the perspective is Erick Erickon's psychosocial development theory. In this paper only discussed the stages of development of psychosocial industry vs. inferiority to child beggars. The period of these stages of development is middle childhood. In this phenomenon, children will tend to feel inferior due to lack of clarity about their identity. This identity is obtained when children get freedom in choosing something as joy and hope. When a child does not get freedom at all and is in a state of stress, the child's autonomy will be chaotic. Thus, it is believed that children are in an inferiority stage. This is obtained by children as an impact of previous psychosocial development stages. Psychosocial development experienced at this time will also affect psychosocial development at a later stage.","PeriodicalId":406709,"journal":{"name":"BUANA GENDER : Jurnal Studi Gender dan Anak","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"BUANA GENDER : Jurnal Studi Gender dan Anak","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22515/BG.V6I1.1351","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstrak: Pengemis merupakan suatu istilah yang seringkali terdengar sehari-hari, begitu pula anak- anak yang mengemis. Studi literasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan psikososial anak-anak yang mengemis. Teori yang digunakan sebagai sudut pandang yaitu teori perkembangan psikososial Erick Erickson. Dalam tulisan ini hanya dibahas tentang tahapan perkembangan psikososial industry vs. inferiority pada anak- anak yang mengemis. Masa tahapan perkembangan tersebut adalah masa anak- anak pertengahan. Pada fenomena ini, anak-anak akan cenderung merasa rendah diri yang disebabkan tidak jelasnya identitas yang dimiliki. Identitas ini salah satunya diperoleh ketika anak mendapatkan kebebasan dalam memilih sesuatu sebagai kesukaan dan harapan. Ketika anak sama sekali tidak mendapatkan kebebasan dan dalam kondisi ketertekanan, maka otonomi anak akan kacau. Dengan demikian, diyakini bahwa anak berada dalam tahapan rendah diri (inferiority). Hal ini diperoleh anak sebagai imbas tahapan perkembangan psikososial sebelumnya. Perkembangan psikososial yang dialami saat ini pun akan berimbas pada perkembangan psikososial pada tahap selanjutnya. Abstract: Beggars are a term that is often heard everyday, as well as child beggars. This literacy study aims to find out the psychosocial development of child beggars. The theory used as the perspective is Erick Erickon's psychosocial development theory. In this paper only discussed the stages of development of psychosocial industry vs. inferiority to child beggars. The period of these stages of development is middle childhood. In this phenomenon, children will tend to feel inferior due to lack of clarity about their identity. This identity is obtained when children get freedom in choosing something as joy and hope. When a child does not get freedom at all and is in a state of stress, the child's autonomy will be chaotic. Thus, it is believed that children are in an inferiority stage. This is obtained by children as an impact of previous psychosocial development stages. Psychosocial development experienced at this time will also affect psychosocial development at a later stage.