Tingkat Persepsi dan Kesadaran Masyarakat Desa Tanjung Beringin Terhadap Fatwa MUI No. 04 Tentang Perlindungan Satwa Langka untuk Keseimbangan Ekosistem
Teuku Abdul Hafizd, Yeremiah Rubin Camin, F. Mangunjaya
{"title":"Tingkat Persepsi dan Kesadaran Masyarakat Desa Tanjung Beringin Terhadap Fatwa MUI No. 04 Tentang Perlindungan Satwa Langka untuk Keseimbangan Ekosistem","authors":"Teuku Abdul Hafizd, Yeremiah Rubin Camin, F. Mangunjaya","doi":"10.47313/jkik.v1i01.335","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Islam is a religion that covers all aspects of life, not only spirituality. It includes guidance on how humans nurture and care for the nature. Therefore Islam orders humans to manage and preserve the natural wealth and sustainably use. Conservation, meanwhile, is an effort to protect all God’s creatures. The Unviversitas Nasional(UNAS) in cooperation with some Non-Governmental Organizations, push the Indonesia Ulemas Council (MUI) forward to issue a fatwa on the wildlife protection. Being an authority in religious affairs, the fatwa would serve a practical guidance on how Muslim treat the nature based on Islamic teachings. The MUI did issue the fatwa on September 2014, which is ensued by sets of training for Islamic preachers [da’i] in several places of Indonesia. One of the training was held in the Riau Province. The training was further followed by socialization of the fatwa to the community through Friday prayer speech (khutbah) by the fresh-trained preachers. Tanjung Beringin, a village adjacent to the Bukit Rimbang-Bukit Baling Wildlife Reserve, was selected to be a spot for assessment. This area is chosen for its Islamic local wisdom and its inhabitants’ reliance on raw natural products. This study compared the conditions before and after the sermon and showed that the sermon was able to increase the people’s awareness of conservation significantly (P≤0,05 n=112,) but unable to change the perception significantly (P> 0.05 n = 112) when compared to pre-sermon. This suggests that more training and education that leads to alternative livelihood is needed – a living that does not rely on raw natural resources.Keyword: Bukit Rimbang-Bukit Baling, Fatwa, Islam, conservation, endangered speciesIslam merupakan agama yang memayungi seluruh aspek kehidupan, bukan hanya meliputi masalah spriritual, tetapi termasuk bagaimana manusia memelihara dan memperhatikan alam. Oleh karena itu Islam memerintahkan manusia mengelola dan menjaga seluruh kekayaan alam secara berkelanjutan. Konservasi, di lain pihak, merupakan upaya melindungi segala makhluk ciptaan Tuhan. Universitas Nasional bekerjasama dengan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat mengkaji, mempelopori, dan memohon agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai otoritas penting yang bisa memberikan pedoman pemeliharaan alam berdasarkan Islam, mengeluarkan fatwa mengenai perlindungan satwa langka dan keseimbangan ekosistem. Selain itu, MUI bersama Pusat Pengajian Islam, Universitas Nasional menindak lanjuti fatwa tersebut dengan mengadakan pelatihan dai konservasi di berbagai daerah salah satunya berada di Propinsi Riau. Setelah pelatihan ini dilakukan, sosialisasi dilakukan kepada masyarakat melalui khutbah konservasi oleh da’i yang telah mengikuti pelatihan ke tempat asalnya. Salah satu tempat yang diamati adalah desa Tanjung Beringin, di Suaka Margasatwa (SM) Bukit RimbangBukit Baling, Riau. Daerah ini dipilih sebagai tempat penelitian karena memiliki bentuk kearifan lokal yang bercorakkan Islam dan masih bergantung hidup pada hasil alam. Penelitian ini membandingkan kondisi sebelum dan sesudah khutbah dan menunjukkan khutbah yang dilakukan mampu meningkatkan kesadaran konservasi secara signifikan (P≤0,05) namun tidak mampu mengubah persepsi jamaah secara signifikan (P>0,05 n=112). Ini mengindikasikan kebutuhan akan pendidikan dan pelatihan yang membuat masyarakat desa tidak bergantung pada hasil alam dan mencari alternatif usaha yang berkelanjutan.Kata kunci: Bukit Rimbang-Bukit Baling, Fatwa, Islam, Konservasi, Satwalangka","PeriodicalId":426730,"journal":{"name":"Himmah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2017-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Himmah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47313/jkik.v1i01.335","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Islam is a religion that covers all aspects of life, not only spirituality. It includes guidance on how humans nurture and care for the nature. Therefore Islam orders humans to manage and preserve the natural wealth and sustainably use. Conservation, meanwhile, is an effort to protect all God’s creatures. The Unviversitas Nasional(UNAS) in cooperation with some Non-Governmental Organizations, push the Indonesia Ulemas Council (MUI) forward to issue a fatwa on the wildlife protection. Being an authority in religious affairs, the fatwa would serve a practical guidance on how Muslim treat the nature based on Islamic teachings. The MUI did issue the fatwa on September 2014, which is ensued by sets of training for Islamic preachers [da’i] in several places of Indonesia. One of the training was held in the Riau Province. The training was further followed by socialization of the fatwa to the community through Friday prayer speech (khutbah) by the fresh-trained preachers. Tanjung Beringin, a village adjacent to the Bukit Rimbang-Bukit Baling Wildlife Reserve, was selected to be a spot for assessment. This area is chosen for its Islamic local wisdom and its inhabitants’ reliance on raw natural products. This study compared the conditions before and after the sermon and showed that the sermon was able to increase the people’s awareness of conservation significantly (P≤0,05 n=112,) but unable to change the perception significantly (P> 0.05 n = 112) when compared to pre-sermon. This suggests that more training and education that leads to alternative livelihood is needed – a living that does not rely on raw natural resources.Keyword: Bukit Rimbang-Bukit Baling, Fatwa, Islam, conservation, endangered speciesIslam merupakan agama yang memayungi seluruh aspek kehidupan, bukan hanya meliputi masalah spriritual, tetapi termasuk bagaimana manusia memelihara dan memperhatikan alam. Oleh karena itu Islam memerintahkan manusia mengelola dan menjaga seluruh kekayaan alam secara berkelanjutan. Konservasi, di lain pihak, merupakan upaya melindungi segala makhluk ciptaan Tuhan. Universitas Nasional bekerjasama dengan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat mengkaji, mempelopori, dan memohon agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai otoritas penting yang bisa memberikan pedoman pemeliharaan alam berdasarkan Islam, mengeluarkan fatwa mengenai perlindungan satwa langka dan keseimbangan ekosistem. Selain itu, MUI bersama Pusat Pengajian Islam, Universitas Nasional menindak lanjuti fatwa tersebut dengan mengadakan pelatihan dai konservasi di berbagai daerah salah satunya berada di Propinsi Riau. Setelah pelatihan ini dilakukan, sosialisasi dilakukan kepada masyarakat melalui khutbah konservasi oleh da’i yang telah mengikuti pelatihan ke tempat asalnya. Salah satu tempat yang diamati adalah desa Tanjung Beringin, di Suaka Margasatwa (SM) Bukit RimbangBukit Baling, Riau. Daerah ini dipilih sebagai tempat penelitian karena memiliki bentuk kearifan lokal yang bercorakkan Islam dan masih bergantung hidup pada hasil alam. Penelitian ini membandingkan kondisi sebelum dan sesudah khutbah dan menunjukkan khutbah yang dilakukan mampu meningkatkan kesadaran konservasi secara signifikan (P≤0,05) namun tidak mampu mengubah persepsi jamaah secara signifikan (P>0,05 n=112). Ini mengindikasikan kebutuhan akan pendidikan dan pelatihan yang membuat masyarakat desa tidak bergantung pada hasil alam dan mencari alternatif usaha yang berkelanjutan.Kata kunci: Bukit Rimbang-Bukit Baling, Fatwa, Islam, Konservasi, Satwalangka
伊斯兰教是一个涵盖生活各个方面的宗教,而不仅仅是精神方面。它包括人类如何培育和照顾自然的指导。因此,伊斯兰教命令人类管理和保护自然财富并可持续利用。与此同时,自然保护是一种保护上帝所创造的万物的努力。国立大学(UNAS)与一些非政府组织合作,推动印度尼西亚乌里玛理事会(MUI)向前发布一项关于野生动物保护的法特瓦。作为宗教事务的权威,法特瓦将根据伊斯兰教义为穆斯林如何对待自然提供实际指导。MUI确实在2014年9月发布了法特瓦,随后在印度尼西亚的几个地方对伊斯兰传教士进行了一系列培训。其中一个培训是在廖内省举行的。培训之后,新培训的传教士通过星期五的祈祷演讲(khutbah)进一步将法特瓦社会化到社区。毗邻武吉莲邦-武吉巴陵野生动物保护区的丹戎白令村被选为评估地点。该地区之所以被选中,是因为其伊斯兰当地的智慧和居民对原始自然产品的依赖。本研究对比了讲道前后的情况,发现讲道能显著提高人们的保护意识(P≤0.05 n=112),但与讲道前相比,不能显著改变人们的认知(P≤0.05 n=112)。这表明,需要更多的培训和教育,以实现替代生计——一种不依赖原始自然资源的生活。关键词:武吉莲邦-武吉巴陵,法特瓦,伊斯兰教,保护,濒危物种伊斯兰教merupakan agama yang memayungi seluruh askehidupan, bukan hanya meliputi masalah精神,tetapi termasuk bagaimana manusia memelihara和memperhatikan alam。Oleh karena是伊斯兰教的成员,他是伊斯兰教的成员,他是伊斯兰教的成员,也是伊斯兰教的成员。Konservasi, di lain pihak, merupakan upaya melindungi segala makhluk ciptaan Tuhan。印尼国立大学(Universitas national bekerjasama dengan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat mengkaji, menpelopori, dan memohon agar Majelis Ulama Indonesia, MUI) sebagai otoritas penting bisa成员,bedoman pemeliharaan alam berdasarkan Islam, mengeluarkan fatwa mengenai perlindungan satwa langka dan keseimbangan ekosystem。Selain itu,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学,马来西亚国立大学。Setelah pelatihan ini dilakukan, sosialisasi dilakukan kepaada masyarakat melalui khuthah konservasi oleh da 'i yang telah mengikuti pelatihan ke temat asalnya。Salah satu tempat yang diamati adalah desa Tanjung Beringin, di Suaka Margasatwa (SM)武吉莲邦武吉巴陵,廖内。在当地,伊斯兰教是伊斯兰教的一个重要组成部分,是伊斯兰教的重要组成部分。Penelitian ini membandingkan kondisi sebelum dan sesudah khutah dan menunjukkan khutah yang dilakukan mampu meningkatkan kesadaran konservasi secara signifikan (P < 0.05) namun tidak mampu mengubah persepsi jamaah secara signikan (P < 0.05 n=112)。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。Kata kunci: Bukit Rimbang-Bukit Baling, Fatwa, Islam, Konservasi, Satwalangka