{"title":"ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODA ATC/DDD DI RUMAH SAKIT SWASTA KAB KARAWANG","authors":"Diany Astuti, Maya Arfania","doi":"10.36805/FARMASI.V3I2.467","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAK Resistensi antimikroba merupakan kejadian yang rentan terjadi pada masa ini yang salah satunya disebabkan oleh penggunaan antimikroba yang tidak bijak. Untuk memerbaiki data resistensi terhadap mikroba diperluka suatu upaya untuk mengendalikan terjadinya resistensi antimikroba. Kegiatan yang dapat dilakukan salah satunya adalah menggunakan antimikroba dengan bijak yang dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi penggunaan antimikroba kuantitatif dan kualitatif secara berkala. Penelitian dilakukan di ruang rawat inap dewasa salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Karawang dengan kegiatan kajian analisis tingkat pemakaian antimikroba dengan metoda sesuai dianjurkan WHO ATC/DDD menggunakan aplikasi AMC tool. Penelitian dilakukan dengan metoda deskripsi analitis dengan purposive sampling pada 165 pasien dengan 141 () menggunakan terapi dengan antimikroba dan 24() menggunakan terapi non antimikroba. Hasil penelitian menunjukkan nilai antimicroba comsumtion index (ACI) sebesar 121, 57DDD/100 hari rawat dengan pemakaian jenis antimikroba tertinggi adalah golongan sefalosporin ceftriaxone 67,851 DDD/hari rawat, etambutol 16,23 DDD/hari rawat (13,36%) dan sefuroksim 11,89DDD/hari rawat (9,79%) \n \nKata Kunci : resistensi antimikroba, ATC/DDD, Antibiotika, DDD/100 hari rawat, Sefalosporin \n \nABSTRACT Antimicrobial resistance is an incident that occurred during this vulnerable, one of which was caused by Unwised use of an antimicrobial. To repair a resistance to microbial data need an effort to control the occurrence of antimicrobial resistance. Programs that can be done by using antimicrobial wisely by doing an evaluation of antimicrobial use quantitative and qualitative periodically. Research conducted in adult inpatient one private hospital in Karawang. Study of antimicrobial usage level analysis method in accordance with recommended WHO ATC/DDD using AMC application tool. Methode of research analytical description with purposive sampling on 165 patients with 141 patients using therapy with antimicrobial and 24 patient use a non therapeutic antimicrobials. The results showed the value antimicroba comsumtion index (ACI) of 121, 57DDD/bed days and ceftriaxone 67,851 DDD/bed days (55,86%), ethambutol 16,23 DDD/bed days ( 13,36%) and cefuroxime 11,89 DDD/bed days (9,79%) as the highest used antimicroba \n \nKeywords : antimicrobial resistance, ATC/DDD method, antibiotic, DDD/100 bed days, cephalosporins","PeriodicalId":251083,"journal":{"name":"Pharma Xplore : Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Pharma Xplore : Jurnal Ilmiah Farmasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36805/FARMASI.V3I2.467","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ABSTRAK Resistensi antimikroba merupakan kejadian yang rentan terjadi pada masa ini yang salah satunya disebabkan oleh penggunaan antimikroba yang tidak bijak. Untuk memerbaiki data resistensi terhadap mikroba diperluka suatu upaya untuk mengendalikan terjadinya resistensi antimikroba. Kegiatan yang dapat dilakukan salah satunya adalah menggunakan antimikroba dengan bijak yang dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi penggunaan antimikroba kuantitatif dan kualitatif secara berkala. Penelitian dilakukan di ruang rawat inap dewasa salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Karawang dengan kegiatan kajian analisis tingkat pemakaian antimikroba dengan metoda sesuai dianjurkan WHO ATC/DDD menggunakan aplikasi AMC tool. Penelitian dilakukan dengan metoda deskripsi analitis dengan purposive sampling pada 165 pasien dengan 141 () menggunakan terapi dengan antimikroba dan 24() menggunakan terapi non antimikroba. Hasil penelitian menunjukkan nilai antimicroba comsumtion index (ACI) sebesar 121, 57DDD/100 hari rawat dengan pemakaian jenis antimikroba tertinggi adalah golongan sefalosporin ceftriaxone 67,851 DDD/hari rawat, etambutol 16,23 DDD/hari rawat (13,36%) dan sefuroksim 11,89DDD/hari rawat (9,79%)
Kata Kunci : resistensi antimikroba, ATC/DDD, Antibiotika, DDD/100 hari rawat, Sefalosporin
ABSTRACT Antimicrobial resistance is an incident that occurred during this vulnerable, one of which was caused by Unwised use of an antimicrobial. To repair a resistance to microbial data need an effort to control the occurrence of antimicrobial resistance. Programs that can be done by using antimicrobial wisely by doing an evaluation of antimicrobial use quantitative and qualitative periodically. Research conducted in adult inpatient one private hospital in Karawang. Study of antimicrobial usage level analysis method in accordance with recommended WHO ATC/DDD using AMC application tool. Methode of research analytical description with purposive sampling on 165 patients with 141 patients using therapy with antimicrobial and 24 patient use a non therapeutic antimicrobials. The results showed the value antimicroba comsumtion index (ACI) of 121, 57DDD/bed days and ceftriaxone 67,851 DDD/bed days (55,86%), ethambutol 16,23 DDD/bed days ( 13,36%) and cefuroxime 11,89 DDD/bed days (9,79%) as the highest used antimicroba
Keywords : antimicrobial resistance, ATC/DDD method, antibiotic, DDD/100 bed days, cephalosporins