KONFLIK KEPENTINGAN: KONSTRUKSI MEDIA MASSA PADA KASUS KATIDAKADILAN GENDER (ANALISIS TEORI RELASI KEKUASAAN DAN PENGETAHUAN “POWER AND KNOWLEDGE” DARI MICHEL FOUCAULT)
{"title":"KONFLIK KEPENTINGAN: KONSTRUKSI MEDIA MASSA PADA KASUS KATIDAKADILAN GENDER (ANALISIS TEORI RELASI KEKUASAAN DAN PENGETAHUAN “POWER AND KNOWLEDGE” DARI MICHEL FOUCAULT)","authors":"Ahmad Thabrani","doi":"10.24198/jkrk.v4i2.40041","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Gender merupakan atribut yang dilekatkan secara sosial maupun kultural, baik pada laki-laki maupun perempuan. Gender bukan merupakan kodrat, tetapi merupakan konstruksi sosial, budaya, agama, dan ideologi tertentu yang mengenal batas ruang dan waktu sehingga gender sangat tergantung pada nilai-nilai masyarakat dan berubah menurut situasi dan kondisi. Gender sebagai suatu konstruksi sosial, yang melahirkan suatu perbedaan, lahir melalui proses yang panjang. Proses-proses penguatan perbedaan gender tersebut, termasuk di dalamnya proses sosialisasi, kebudayaan, keagamaan, dan kekuasaan negara. Proses ini terjadi akibat bias hingga menimbulkan konflik. Metode yang digunakan adalah analisis kasus dengan teori Teori Relasi Kekuasaan dan Pengetahuan dari Michel Foucault. Media massa dianggap faktor yang mempengaruhi terbentuknya ideologi yang kemudian dipahami oleh masyarakat sebagai suatu hal yang lumrah. Memang media massa bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh, tetapi media massa telah berkembang menjadi agen sosialisasi yang semakin menentukan karena intensitas masyarakat mengkonsumsinya. Sudah saatnya media massa tidak lagi mengangkat isu stereotyping dengan dominasi pria dan perempuan sebagai objek ketidakadilan gender. Media harusnya membantu kaum perempuan untuk membuka wawasan serta merubah imej tentang diri wanita. Paling tidak bersifat berimbang dalam menggambarkan sosok perempuan dan laki-laki dengan tidak bias gender. Gender is an attribute that is socially and culturally attached, both to men and women. Gender is not a nature, but is a particular social, cultural, religious and ideological construction that knows the limits of space and time so that gender is highly dependent on people's values and changes according to situation and conditions. Gender as a social construction, which gives birth to a difference, is born through a long process. The processes of strengthening gender differences, including the process of socialization, culture, religion, and state power. This process occurs due to bias to cause conflict. The method used is a case analysis with the theory of Theory of Relation of Power and Knowledge from Michel Foucault Mass media is considered a factor affecting the formation of ideology which is then understood by society as a common sense. Indeed the mass media is not the only influential factor, but the mass media has developed into an increasingly decisive socialization agent because the intensity of society consumes it. It is time for the mass media to no longer raise the issue of stereotyping with the dominance of men and women as objects of gender injustice. The media should help women to open insights and change their image of women. At least it is balanced in describing the figures of women and men with no gender bias.","PeriodicalId":308421,"journal":{"name":"Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24198/jkrk.v4i2.40041","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Gender merupakan atribut yang dilekatkan secara sosial maupun kultural, baik pada laki-laki maupun perempuan. Gender bukan merupakan kodrat, tetapi merupakan konstruksi sosial, budaya, agama, dan ideologi tertentu yang mengenal batas ruang dan waktu sehingga gender sangat tergantung pada nilai-nilai masyarakat dan berubah menurut situasi dan kondisi. Gender sebagai suatu konstruksi sosial, yang melahirkan suatu perbedaan, lahir melalui proses yang panjang. Proses-proses penguatan perbedaan gender tersebut, termasuk di dalamnya proses sosialisasi, kebudayaan, keagamaan, dan kekuasaan negara. Proses ini terjadi akibat bias hingga menimbulkan konflik. Metode yang digunakan adalah analisis kasus dengan teori Teori Relasi Kekuasaan dan Pengetahuan dari Michel Foucault. Media massa dianggap faktor yang mempengaruhi terbentuknya ideologi yang kemudian dipahami oleh masyarakat sebagai suatu hal yang lumrah. Memang media massa bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh, tetapi media massa telah berkembang menjadi agen sosialisasi yang semakin menentukan karena intensitas masyarakat mengkonsumsinya. Sudah saatnya media massa tidak lagi mengangkat isu stereotyping dengan dominasi pria dan perempuan sebagai objek ketidakadilan gender. Media harusnya membantu kaum perempuan untuk membuka wawasan serta merubah imej tentang diri wanita. Paling tidak bersifat berimbang dalam menggambarkan sosok perempuan dan laki-laki dengan tidak bias gender. Gender is an attribute that is socially and culturally attached, both to men and women. Gender is not a nature, but is a particular social, cultural, religious and ideological construction that knows the limits of space and time so that gender is highly dependent on people's values and changes according to situation and conditions. Gender as a social construction, which gives birth to a difference, is born through a long process. The processes of strengthening gender differences, including the process of socialization, culture, religion, and state power. This process occurs due to bias to cause conflict. The method used is a case analysis with the theory of Theory of Relation of Power and Knowledge from Michel Foucault Mass media is considered a factor affecting the formation of ideology which is then understood by society as a common sense. Indeed the mass media is not the only influential factor, but the mass media has developed into an increasingly decisive socialization agent because the intensity of society consumes it. It is time for the mass media to no longer raise the issue of stereotyping with the dominance of men and women as objects of gender injustice. The media should help women to open insights and change their image of women. At least it is balanced in describing the figures of women and men with no gender bias.
性别是社会和文化上的结合,无论是男性还是女性。性别不是一种自然现象,而是一种熟悉时空边界的社会、文化、宗教和意识形态结构,因此性别在很大程度上依赖于社会价值观,并根据情况和条件而改变。性别作为一种社会结构,产生差异,是一个漫长的过程产生的。加强性别差异的过程,包括社会化、文化、宗教和国家权力进程。这一过程是有偏见的,导致冲突。使用的方法是对米歇尔·福柯的权力关系和知识的案例分析。大众媒体被认为是影响意识形态形成的因素,社会后来将其视为常态。虽然大众媒体并不是唯一的影响因素,但它已经成长为一个社会化机构,这在很大程度上取决于社会的消费。现在是时候让大众媒体不再把男性和女性的统治当作性别不公正的对象。媒体应该帮助女性开阔眼界,改变女性的形象。女性和男性在性别上至少是平等的。性别是社会和文化之间的相互吸引,对男人和女人都有吸引力。性别不是自然的,但它是一种特殊的社会、文化、宗教和意识形态结构,知道时间和空间的限制,因此性别对环境的价值和变化是高度依赖的。性别作为社会结构,它给不同的人带来了不同,是通过漫长的过程诞生的。加强性别差异的过程,包括社会、文化、宗教和国家权力的过程。这一过程有可能导致冲突。使用的方法是一种案例分析,根据米歇尔·福柯(Michel fouca)的力量和知识关系波动《大众媒体是大众媒体的不是唯一influential因子,但《developed进入了an increasingly decisive socialization探员,因为社会consumes它的强度。大众媒体的时代是for the问题》再到不提高stereotyping分钟dominance》和美国《女性性别的物体向。媒体应该帮助妇女开放思想,改变她们的形象。至少是在describing《位数of women and balanced分钟和没有性别偏见。