{"title":"THE DESCRIPTION OF SELF CONTROL IN PERPETRATORS OF CYBERBULYING","authors":"Yara Andita Anastasya, Rini Julistia, Widi Astuti","doi":"10.22373/psikoislamedia.v8i1.15078","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Peningkatan penggunaan teknologi dan informasi dapat meningkatkan resiko terjadinya fenomena cyberbullying. Salah satu faktor dari cyberbullying adalah kontrol diri. Individu yang memiliki kontrol diri tinggi akan mampu untuk mengarahkan dan mengendalikan diri jika dihadapkan pada situasi yang tidak sesuai dengan harapan. Sebaliknya, individu yang memiliki kontrol diri rendah kurang mampu untuk mengarahkan dan mengendalikan diri sehingga cenderung berperilaku negatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif deskriptif dengan pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 88 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kontrol diri. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ialah pelaku cyberbullying berada pada kontrol diri sedang. Kontrol diri tinggi mengartikan siswa mampu mengontrol perilaku, kognitif dan keputusan sehingga mampu mengendalikan tingkah laku dalam berbagai situasi agar memperoleh konsekuensi positif. Kontrol diri rendah mengindikasikan siswa melakukan hal-hal yang kurang dapat diterima oleh lingkungan sekitar khususnya lingkungan sekolah. Semakin tinggi kontrol diri seseorang maka semakin menurun pula perilaku atau tindakan negatif yang dilakukan. Kontrol diri yang belum optimal disebabkan oleh rendahnya aspek-aspek kontrol diri berupa kontrol perilaku, kontrol kognitif dan kontrol keputusan. Aspek yang paling rendah ialah kontrol perilaku, menyatakan bahwa pelaku cyberbullying memiliki kecenderungan untuk menghabiskan waktu bersama teman sebaya sehingga tidak mampu mengontrol perilaku diri dengan optimal.","PeriodicalId":269147,"journal":{"name":"Psikoislamedia : Jurnal Psikologi","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Psikoislamedia : Jurnal Psikologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/psikoislamedia.v8i1.15078","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Peningkatan penggunaan teknologi dan informasi dapat meningkatkan resiko terjadinya fenomena cyberbullying. Salah satu faktor dari cyberbullying adalah kontrol diri. Individu yang memiliki kontrol diri tinggi akan mampu untuk mengarahkan dan mengendalikan diri jika dihadapkan pada situasi yang tidak sesuai dengan harapan. Sebaliknya, individu yang memiliki kontrol diri rendah kurang mampu untuk mengarahkan dan mengendalikan diri sehingga cenderung berperilaku negatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif deskriptif dengan pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 88 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kontrol diri. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ialah pelaku cyberbullying berada pada kontrol diri sedang. Kontrol diri tinggi mengartikan siswa mampu mengontrol perilaku, kognitif dan keputusan sehingga mampu mengendalikan tingkah laku dalam berbagai situasi agar memperoleh konsekuensi positif. Kontrol diri rendah mengindikasikan siswa melakukan hal-hal yang kurang dapat diterima oleh lingkungan sekitar khususnya lingkungan sekolah. Semakin tinggi kontrol diri seseorang maka semakin menurun pula perilaku atau tindakan negatif yang dilakukan. Kontrol diri yang belum optimal disebabkan oleh rendahnya aspek-aspek kontrol diri berupa kontrol perilaku, kontrol kognitif dan kontrol keputusan. Aspek yang paling rendah ialah kontrol perilaku, menyatakan bahwa pelaku cyberbullying memiliki kecenderungan untuk menghabiskan waktu bersama teman sebaya sehingga tidak mampu mengontrol perilaku diri dengan optimal.