Case Study in Covid-19 Infodemic in Indonesia

Ferdinand Eskol Tiar Sirait, R. Sanjaya
{"title":"Case Study in Covid-19 Infodemic in Indonesia","authors":"Ferdinand Eskol Tiar Sirait, R. Sanjaya","doi":"10.31000/NYIMAK.V5I1.2652","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"COVID-19 has been declared as pandemic by WHO. Indonesian government late to give official statement that made public believe in hoax, rumours, gossip, even propaganda that they got from social media and passed from one group to another. As we know, too much information or shortage of information could lead to confusing messages that eventually increase public distrust towards official statement. Consequently, people resort to social media as the only source of information. As a mass-self communication channel, the credibility of information from this source is problematic. Castell’s mass-self communication made this circle become infodemic that hamstring public trust to government. In this research, we do comparative case study on how countries (China and South Korea) tackle communication problems during the pandemic. This research is significant because it could be a reference model of crisis communication strategy when the country faces a pandemic Relying on mass media analysis and literature review, we find that China’s government uses power to control information circulation while South Korea’s generates public’s participation in social media. Indonesia as a democratic country could use this experience to gain public’s trust by doing Coomb’s SCCT for crisis situation. Doing this, Indonesia is expected to be more prepared to for the crisis communication in the future.Keywords: COVID-19, infodemic, crisis communication, case study ABSTRAKCOVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO. Pemerintah Indonesia terlambat memberikan pernyataan resmi yang membuat publik percaya pada hoax, rumor, gosip, bahkan propaganda yang mereka dapatkan dari media sosial dan diteruskan dari satu kelompok ke kelompok lain. Seperti kita ketahui, informasi yang terlalu banyak atau kekurangan informasi dapat menimbulkan pesan yang membingungkan yang pada akhirnya meningkatkan ketidakpercayaan publik terhadap pernyataan resmi. Akibatnya, masyarakat menggunakan media sosial sebagai satu-satunya sumber informasi. Sebagai saluran komunikasi massa-mandiri, kredibilitas informasi dari sumber ini bermasalah. Komunikasi massa yang dilakukan Castell membuat lingkaran ini menjadi infodemik yang melemahkan kepercayaan publik kepada pemerintah. Dalam penelitian ini, kami melakukan studi kasus komparatif tentang bagaimana negara-negara (China dan Korea Selatan) menangani masalah komunikasi selama pandemi. Penelitian ini penting karena dapat menjadi model referensi strategi komunikasi krisis ketika negara menghadapi pandemi Mengandalkan analisis media massa dan tinjauan pustaka, kami menemukan bahwa pemerintah China menggunakan kekuatan untuk mengontrol peredaran informasi sementara Korea Selatan menghasilkan partisipasi publik di media sosial. Pengalaman ini bisa dimanfaatkan Indonesia sebagai negara demokrasi untuk mendapatkan kepercayaan publik dengan melakukan SCCT Coomb untuk situasi krisis. Dengan begitu, Indonesia diharapkan lebih siap menghadapi krisis komunikasi di masa mendatang.Kata Kunci: COVID-19, infodemik, komunikasi krisis, studi kasus","PeriodicalId":308886,"journal":{"name":"Nyimak: Journal of Communication","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Nyimak: Journal of Communication","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31000/NYIMAK.V5I1.2652","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3

Abstract

COVID-19 has been declared as pandemic by WHO. Indonesian government late to give official statement that made public believe in hoax, rumours, gossip, even propaganda that they got from social media and passed from one group to another. As we know, too much information or shortage of information could lead to confusing messages that eventually increase public distrust towards official statement. Consequently, people resort to social media as the only source of information. As a mass-self communication channel, the credibility of information from this source is problematic. Castell’s mass-self communication made this circle become infodemic that hamstring public trust to government. In this research, we do comparative case study on how countries (China and South Korea) tackle communication problems during the pandemic. This research is significant because it could be a reference model of crisis communication strategy when the country faces a pandemic Relying on mass media analysis and literature review, we find that China’s government uses power to control information circulation while South Korea’s generates public’s participation in social media. Indonesia as a democratic country could use this experience to gain public’s trust by doing Coomb’s SCCT for crisis situation. Doing this, Indonesia is expected to be more prepared to for the crisis communication in the future.Keywords: COVID-19, infodemic, crisis communication, case study ABSTRAKCOVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO. Pemerintah Indonesia terlambat memberikan pernyataan resmi yang membuat publik percaya pada hoax, rumor, gosip, bahkan propaganda yang mereka dapatkan dari media sosial dan diteruskan dari satu kelompok ke kelompok lain. Seperti kita ketahui, informasi yang terlalu banyak atau kekurangan informasi dapat menimbulkan pesan yang membingungkan yang pada akhirnya meningkatkan ketidakpercayaan publik terhadap pernyataan resmi. Akibatnya, masyarakat menggunakan media sosial sebagai satu-satunya sumber informasi. Sebagai saluran komunikasi massa-mandiri, kredibilitas informasi dari sumber ini bermasalah. Komunikasi massa yang dilakukan Castell membuat lingkaran ini menjadi infodemik yang melemahkan kepercayaan publik kepada pemerintah. Dalam penelitian ini, kami melakukan studi kasus komparatif tentang bagaimana negara-negara (China dan Korea Selatan) menangani masalah komunikasi selama pandemi. Penelitian ini penting karena dapat menjadi model referensi strategi komunikasi krisis ketika negara menghadapi pandemi Mengandalkan analisis media massa dan tinjauan pustaka, kami menemukan bahwa pemerintah China menggunakan kekuatan untuk mengontrol peredaran informasi sementara Korea Selatan menghasilkan partisipasi publik di media sosial. Pengalaman ini bisa dimanfaatkan Indonesia sebagai negara demokrasi untuk mendapatkan kepercayaan publik dengan melakukan SCCT Coomb untuk situasi krisis. Dengan begitu, Indonesia diharapkan lebih siap menghadapi krisis komunikasi di masa mendatang.Kata Kunci: COVID-19, infodemik, komunikasi krisis, studi kasus
印度尼西亚Covid-19信息大流行案例研究
世卫组织宣布COVID-19为大流行。印尼政府迟迟没有发表官方声明,让公众相信了恶作剧、谣言、八卦,甚至是他们从社交媒体上得到的宣传,并从一个群体传播到另一个群体。正如我们所知,信息过多或信息不足可能导致令人困惑的信息,最终增加公众对官方声明的不信任。因此,人们求助于社交媒体作为唯一的信息来源。作为一个大众自我传播渠道,这个来源的信息的可信度是有问题的。卡斯特的大众自我传播使这个圈子成为削弱公众对政府信任的信息传播。在这项研究中,我们对各国(中国和韩国)如何在大流行期间解决沟通问题进行了比较案例研究。通过大众媒介分析和文献综述,我们发现中国政府利用权力控制信息流通,而韩国政府利用社会媒体产生公众参与,这一研究具有重要意义,因为它可以为国家面临大流行时的危机传播策略提供参考模型。印度尼西亚作为一个民主国家,可以利用这一经验,通过库姆的危机情况SCCT来获得公众的信任。这样做,印尼有望为未来的危机沟通做好更充分的准备。关键词:COVID-19;信息疫情;危机传播;Pemerintah Indonesia terlambat memberikan pernyataan resmi yang成员公众peraya pada恶作剧,谣言,八卦,bakan宣传yang mereka dapatkan dari媒体社交dan diiteruskan dari satu kelompok ke kelompok lain。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。[中文]:中国媒体社会信息网。Sebagai saluran komunikasi massa-mandiri, kredibilitas informasi dari sumber ini bermasalah。Komunikasi massa yang dilakukan Castell成员lingkaran ini menjadi infodemik yang melemahkan keperayaan public likk kepada permerintah。Dalam penelitian ini, kami melakukan研究kasus komparatif tentang bagaimana negara-negara(中国和朝鲜塞拉坦)menangani masalah komunikasi塞拉马大流行。Penelitian ini郁积的林嘉欣dapat menjadi模型referensi strategi komunikasi krisis ketika negara menghadapi pandemi Mengandalkan分析媒体马萨丹tinjauan pustaka,神灵menemukan bahwa pemerintah中国menggunakan kekuatan为她mengontrol peredaran informasi sementara韩国塞拉坦风menghasilkan partisipasi publik di媒体sosial。印尼人民民主主义民主主义民主主义民主主义民主主义民主主义民主主义民主主义民主主义民主主义民主主义民主主义民主主义民主主义民主主义民主主义登根开始,印度尼西亚diharapkan lebih siap孟哈达皮危机komunikasi di masa mendatang。Kata Kunci: COVID-19,信息危机,komunikasi危机,研究原因
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信