{"title":"Kontaminasi Telur Cacing Parasit Usus pada Lalapan Pecel Lele Pedagang Kaki Lima di Purwokerto","authors":"Agus Subagiyo, Arif Widyanto, Ratih Lukmitarani","doi":"10.31983/keslingmas.v42i1.9630","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Prevalensi kecacingan masyarakat Indonesia tinggi. Upaya mewujudkan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui upaya pengawasan terhadap kualitas makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Pemeriksaan kualitas lalapan kubis, daun kemangi, selada dan mentimun merupakan jenis sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat menjadi fokus dalam upaya pengawasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kontaminasi telur cacing parasit usus pada lalapan pecel lele yang dijual pedagang kaki lima di sekitar Kampus 7 dan Kampus 8 Poltekkes Kemenkes Semarang tahun 2022. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang dilaksanakan pada tempat pecel lele pedagang kaki lima sekitar Kampus 7 dan Kampus 8 Poltekkes Kemenkes Semarang Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan 3 (37,5%) sampel lalapan kubis yang diambil pada tempat pecel lele pedagang kaki lima positif mengandung telur cacing parasit usus. Teridentifikasi telur cacing parasit usus dari jenis Ascaris lumbricoides dan Enterobius vermicularis. Hasil observasi kondisi sanitasi pada tempat pedagang kaki lima menunjukkan sebesar 100% tempat tidak memiliki tempat sampah tertutup, 5 (62,5%) tempat yang tidak memiliki fasilitas cuci tangan yang memenuhi syarat yaitu tersedia tempat cuci tangan, tersedia sabun cuci tangan serta air yang mengalir, dan 7 (87,5%) tempat yang tidak memiliki fasilitas tempat mencuci peralatan yang terdiri dari lebih dari 2 bak pencucian. Puskesmas setempat perlu memberikan penyuluhan terkait prinsip higiene sanitasi makanan dan sanitasi tempat penjualan makanan kepada pedagang kaki lima di sekitar kampus 7 dan kampus 8 Poltekkes Kemenkes Semarang agar kualitas dan keamanan makanan yang dijajakan meningkat serta tidak menjadi media penularan infeksi parasit usus.","PeriodicalId":421886,"journal":{"name":"Buletin Keslingmas","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin Keslingmas","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31983/keslingmas.v42i1.9630","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Prevalensi kecacingan masyarakat Indonesia tinggi. Upaya mewujudkan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui upaya pengawasan terhadap kualitas makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Pemeriksaan kualitas lalapan kubis, daun kemangi, selada dan mentimun merupakan jenis sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat menjadi fokus dalam upaya pengawasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kontaminasi telur cacing parasit usus pada lalapan pecel lele yang dijual pedagang kaki lima di sekitar Kampus 7 dan Kampus 8 Poltekkes Kemenkes Semarang tahun 2022. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang dilaksanakan pada tempat pecel lele pedagang kaki lima sekitar Kampus 7 dan Kampus 8 Poltekkes Kemenkes Semarang Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan 3 (37,5%) sampel lalapan kubis yang diambil pada tempat pecel lele pedagang kaki lima positif mengandung telur cacing parasit usus. Teridentifikasi telur cacing parasit usus dari jenis Ascaris lumbricoides dan Enterobius vermicularis. Hasil observasi kondisi sanitasi pada tempat pedagang kaki lima menunjukkan sebesar 100% tempat tidak memiliki tempat sampah tertutup, 5 (62,5%) tempat yang tidak memiliki fasilitas cuci tangan yang memenuhi syarat yaitu tersedia tempat cuci tangan, tersedia sabun cuci tangan serta air yang mengalir, dan 7 (87,5%) tempat yang tidak memiliki fasilitas tempat mencuci peralatan yang terdiri dari lebih dari 2 bak pencucian. Puskesmas setempat perlu memberikan penyuluhan terkait prinsip higiene sanitasi makanan dan sanitasi tempat penjualan makanan kepada pedagang kaki lima di sekitar kampus 7 dan kampus 8 Poltekkes Kemenkes Semarang agar kualitas dan keamanan makanan yang dijajakan meningkat serta tidak menjadi media penularan infeksi parasit usus.