Kontribusi Mahasiswa sebagai Aktor Pendidikan Dalam Menghadapi Rendahnya Literasi terhadap Berita Hoax: Aktor atau Penonton

Elsa Grecya, Berliana Sinurat, Ilham Effendi Yahya, Nahdatul Aulia Ginting, Mychell Yesh Kiel Tora Tambunan, Iqbal Al Ahmid, Julia Ivanna
{"title":"Kontribusi Mahasiswa sebagai Aktor Pendidikan Dalam Menghadapi Rendahnya Literasi terhadap Berita Hoax: Aktor atau Penonton","authors":"Elsa Grecya, Berliana Sinurat, Ilham Effendi Yahya, Nahdatul Aulia Ginting, Mychell Yesh Kiel Tora Tambunan, Iqbal Al Ahmid, Julia Ivanna","doi":"10.56445/jje.v1i1.14","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana menumbuhkan dan mengimplementasikan budaya literasi pada generasi millennial. Masalah ini difokuskan pada munculnya fenomena disinformasi yang terjadi saat ini pada generasi millennial disebabkan oleh sikap mudah percaya pada informasi yang diperoleh tanpa melihat kebenarannya atau mencari dulu darimana sumbernya. Permasalahan ini semakin diperparah akibat adanya penyalahgunaan media sosial seperti penyebaran hoax yang dampaknya menimbulkan permusuhan dan tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang mengutamakan toleransi. Melihat permasalahan tersebut, generasi millennial diharapkan dapat lebih bijak dalam memanfaatkan media sosial. Media sosial juga diharapkan dapat berperan aktif dalam mencegah kemunculan hoax untuk meningkatkan kepercayaan publik melalui tayangan yang lebih edukatif. Untuk itu dalam upaya mencegah kemunculan hoax yang beredar di kalangan generasi millennial, diperlukan komitmen pemerintah dalam menumbuhkan budaya literasi. Di saat yang sama, generasi millennial juga perlu mengedukasi diri melalui penerapan budaya literasi secara mandiri yaitu di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Kontribusi dari mahasiswa sebagai aktor pendidikan juga diharapkan dapat berperan lebih aktif dan responsif untuk menanamkan nilai budaya dan kewargaan pada generasi millennial, sehingga generasi millennial dapat menjadi generasi yang lebih selektif dalam mengolah informasi yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan (library research).","PeriodicalId":230702,"journal":{"name":"Jotika Journal in Education","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jotika Journal in Education","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.56445/jje.v1i1.14","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana menumbuhkan dan mengimplementasikan budaya literasi pada generasi millennial. Masalah ini difokuskan pada munculnya fenomena disinformasi yang terjadi saat ini pada generasi millennial disebabkan oleh sikap mudah percaya pada informasi yang diperoleh tanpa melihat kebenarannya atau mencari dulu darimana sumbernya. Permasalahan ini semakin diperparah akibat adanya penyalahgunaan media sosial seperti penyebaran hoax yang dampaknya menimbulkan permusuhan dan tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang mengutamakan toleransi. Melihat permasalahan tersebut, generasi millennial diharapkan dapat lebih bijak dalam memanfaatkan media sosial. Media sosial juga diharapkan dapat berperan aktif dalam mencegah kemunculan hoax untuk meningkatkan kepercayaan publik melalui tayangan yang lebih edukatif. Untuk itu dalam upaya mencegah kemunculan hoax yang beredar di kalangan generasi millennial, diperlukan komitmen pemerintah dalam menumbuhkan budaya literasi. Di saat yang sama, generasi millennial juga perlu mengedukasi diri melalui penerapan budaya literasi secara mandiri yaitu di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Kontribusi dari mahasiswa sebagai aktor pendidikan juga diharapkan dapat berperan lebih aktif dan responsif untuk menanamkan nilai budaya dan kewargaan pada generasi millennial, sehingga generasi millennial dapat menjadi generasi yang lebih selektif dalam mengolah informasi yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan (library research).
学生作为教育演员的贡献,在面对缺乏知识的恶作剧新闻:演员或观众
本文旨在探讨如何在千禧一代促进和推行识字文化。这一问题的重点在于如今在千禧一代中发现的一种虚假信息的出现,这种现象是由于人们对信息的轻信而没有看到真相,也没有首先确定信息的来源。由于社交媒体的滥用,比如恶作剧的传播,这种行为可能会招致敌意,并与宽容的印度尼西亚文化不一致,这加剧了这一问题。考虑到这些问题,新一代预计将更明智地利用社交媒体。社交媒体还预计,将在通过更有教育意义的宣传来阻止骗局的出现,增加公众信心方面发挥积极作用。为了防止千禧年一代出现欺骗行为,政府需要承诺培养识字文化。与此同时,千禧一代还需要在学校、家庭和社区的独立读写文化基础上进行教育。学生作为教育工作者的贡献也被期望在千禧年一代灌输文化价值观和公民身份方面发挥更积极和负责任的作用,使千禧年一代能够在处理获得的信息方面成为更有选择性的一代。本研究采用定性研究方法进行研究。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信