{"title":"PENANGANAN ANSIETAS PADA PRAKTEK KEDOKTERAN GIGI MANAGEMENT OF ANXIETY IN THE DENTAL CLINIC","authors":"H. Amir","doi":"10.33854/JBDJBD.36","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Ansietas atau kecemasan merupakan masalah yang sering muncul dan menyulitkan dokter gigi dalam melakukan perawatan yang seharusnya. Penduduk Indonesia yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut yang datang ke tempat pelayanan ke dokter gigi untuk mendapatkan pengobatan hanya 29,6%. Survei yang dilakukan di Canada menunjukkan 5,5% pasien sangat takut ke dokter gigi dan 9,5% menyatakan agak takut ke dokter gigi. Ansietas dialami oleh orang dewasa terlebih lagi anak-anak. Ansietas adalah respon alami dari tubuh ketika menghadapi situasi stress. Ansietas pada kedokteran gigi mempunyai beberapa tingkatan mulai dari yang ringan, sedang, dan sangat parah. Ada beberapa cara untuk menangani ansietas dengan melakulan Cognitive Behavioural Therapy (CBT) atau Exposure Therapy melalui beberapa tahapan yaitu pemberian informasi dengan metode “Tell Show Do”, lalu relaksasi seluruh tubuh dan otot-otot. Metode yang sering digunakan adalah menginstruksikan pasien untuk menarik napas dan menghembuskannya pelan-pelan sambil pasien berhitung sampai empat. Hal lain juga dapat dilakukan distraksi dengan cara memecah fokus anak terhadap kecemasan yang sedang dirasakan dengan mengajak anak berbicara dan melibatkan anak dalam aktivitas yang membuat berpikir, sehingga lupa terhadap perasaan cemasnya. Metode selanjutnya berupa reinforcement/ penghargaan yang biasanya akan efektif bila penghargaan tersebut merupakan hal yang sangat disukai anak, keterlibatan orang tua juga akan membantu mengurangi kecemasan anak. Selain itu juga dapat dilakukan video based patient education berupa informasi mengenai diagnosis penyakit, penyebab penyakit, tahapan perawatan, proses penyembuhan dan hasilnya, kemungkinan kesembuhan (prognosis), komplikasi yang mungkin dapat terjadi setelah perawatan, serta akibat yang ditimbulkan jika tidak dilakukan perawatan.","PeriodicalId":431866,"journal":{"name":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33854/JBDJBD.36","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Ansietas atau kecemasan merupakan masalah yang sering muncul dan menyulitkan dokter gigi dalam melakukan perawatan yang seharusnya. Penduduk Indonesia yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut yang datang ke tempat pelayanan ke dokter gigi untuk mendapatkan pengobatan hanya 29,6%. Survei yang dilakukan di Canada menunjukkan 5,5% pasien sangat takut ke dokter gigi dan 9,5% menyatakan agak takut ke dokter gigi. Ansietas dialami oleh orang dewasa terlebih lagi anak-anak. Ansietas adalah respon alami dari tubuh ketika menghadapi situasi stress. Ansietas pada kedokteran gigi mempunyai beberapa tingkatan mulai dari yang ringan, sedang, dan sangat parah. Ada beberapa cara untuk menangani ansietas dengan melakulan Cognitive Behavioural Therapy (CBT) atau Exposure Therapy melalui beberapa tahapan yaitu pemberian informasi dengan metode “Tell Show Do”, lalu relaksasi seluruh tubuh dan otot-otot. Metode yang sering digunakan adalah menginstruksikan pasien untuk menarik napas dan menghembuskannya pelan-pelan sambil pasien berhitung sampai empat. Hal lain juga dapat dilakukan distraksi dengan cara memecah fokus anak terhadap kecemasan yang sedang dirasakan dengan mengajak anak berbicara dan melibatkan anak dalam aktivitas yang membuat berpikir, sehingga lupa terhadap perasaan cemasnya. Metode selanjutnya berupa reinforcement/ penghargaan yang biasanya akan efektif bila penghargaan tersebut merupakan hal yang sangat disukai anak, keterlibatan orang tua juga akan membantu mengurangi kecemasan anak. Selain itu juga dapat dilakukan video based patient education berupa informasi mengenai diagnosis penyakit, penyebab penyakit, tahapan perawatan, proses penyembuhan dan hasilnya, kemungkinan kesembuhan (prognosis), komplikasi yang mungkin dapat terjadi setelah perawatan, serta akibat yang ditimbulkan jika tidak dilakukan perawatan.
Penanganan ansietas pada praktek kedokteran gigi牙科诊所焦虑管理
Ansietas或焦虑是一个经常出现的问题,并使牙医难以进行适当的治疗。印度尼西亚有牙齿和口腔健康问题的居民来牙医那里接受治疗的地方只有29.6%。加拿大的调查显示,5.5%的病人对牙医有强烈的恐惧,9.5%的患者表示对牙医有一定的恐惧。成人比儿童更能体验退行性。Ansietas是身体面对压力时的自然反应。牙医的退行性从轻微、中度和严重程度开始。有几种方法可以治疗ansietas,方法是通过一系列的“Tell Show Do”方法提供信息,然后放松全身和肌肉。最常用的方法是指导病人吸气,慢慢呼气,同时数到四。另一种方法是通过邀请孩子说话,让孩子参与让他们思考的活动,从而忘记他们的焦虑来分散孩子的注意力。如果回报是孩子的最爱,下一种通常是有效的恢复/奖励方法将有助于减轻孩子的焦虑。此外,还可以通过视频传播关于疾病诊断、病因、治疗阶段、治疗过程及其结果、可能的康复、治疗后可能出现的并发症以及治疗不进行治疗的后果。