Media Sosial, Sumber keberagamaan Alternatif Anak Milenial Fenomena Cyberreligion Siswa SMA Negeri 6 Depok Jawa Barat

M. Hatta
{"title":"Media Sosial, Sumber keberagamaan Alternatif Anak Milenial Fenomena Cyberreligion Siswa SMA Negeri 6 Depok Jawa Barat","authors":"M. Hatta","doi":"10.15408/DAKWAH.V22I1.12044","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kegiatan keagamaan di dunia maya marak dilakukan siswa Muslim di Indonesia. Mereka mempelajari Islam di Internet yang menyediakan materi yang melimpah. Siswa bebas memilih materi yang mereka sukai, dan mendengarkan tausiyah dari ustad idola  mereka. Ada kecenderungan, mereka menjadikan media sosial sebagai sumber agama alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya fenomena cyberreligion pada siswa SMA Negeri 6 Depok, Jawa Barat. Ada dua pendekatan analisis yang penulis gunakan pada penelitian ini. Pertama adalah tradisi pemikiran fenomenologis Alferd Schutz terkait aktifitas cyberreligion sebagai sebuah fenomena sosial. Dan kedua, Teori Ketergantungan Media Sandra Ball-Rokeach dan Melvin L. DeFluer (1976) dalam mengungkap aspek ketergantungan siswa pada media sosial dan dampak yang ditimbulkannya. Penelitian ini menggunakan Mixed Methods Research, yakni sebuah metode penelitian gabungan kuantitatif dan kualitatif yang digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian untuk mendapatkan data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif. Beberapa temuan menarik dari penelitian ini mengungkap adanya ketergantungan siswa dalam penggunaan smartphone. Dalam satu hari, siswa minimal menghabiskan waktu 4 jam lebih untuk berselancar di media sosial. Umumnya siswa menyukai tausiyah dari para ustad atau ulama yang dikaguminya. Antusiasme siswa belajar agama dari para ustad pilihannya di media sosial  ini, terkadang juga dilandasi oleh kekaguman yang berlebihan dan bahkan cenderung pada kultus individu.","PeriodicalId":170068,"journal":{"name":"Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/DAKWAH.V22I1.12044","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5

Abstract

Kegiatan keagamaan di dunia maya marak dilakukan siswa Muslim di Indonesia. Mereka mempelajari Islam di Internet yang menyediakan materi yang melimpah. Siswa bebas memilih materi yang mereka sukai, dan mendengarkan tausiyah dari ustad idola  mereka. Ada kecenderungan, mereka menjadikan media sosial sebagai sumber agama alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya fenomena cyberreligion pada siswa SMA Negeri 6 Depok, Jawa Barat. Ada dua pendekatan analisis yang penulis gunakan pada penelitian ini. Pertama adalah tradisi pemikiran fenomenologis Alferd Schutz terkait aktifitas cyberreligion sebagai sebuah fenomena sosial. Dan kedua, Teori Ketergantungan Media Sandra Ball-Rokeach dan Melvin L. DeFluer (1976) dalam mengungkap aspek ketergantungan siswa pada media sosial dan dampak yang ditimbulkannya. Penelitian ini menggunakan Mixed Methods Research, yakni sebuah metode penelitian gabungan kuantitatif dan kualitatif yang digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian untuk mendapatkan data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif. Beberapa temuan menarik dari penelitian ini mengungkap adanya ketergantungan siswa dalam penggunaan smartphone. Dalam satu hari, siswa minimal menghabiskan waktu 4 jam lebih untuk berselancar di media sosial. Umumnya siswa menyukai tausiyah dari para ustad atau ulama yang dikaguminya. Antusiasme siswa belajar agama dari para ustad pilihannya di media sosial  ini, terkadang juga dilandasi oleh kekaguman yang berlebihan dan bahkan cenderung pada kultus individu.
社交媒体是西爪哇岛德波克高中网络宗教现象的替代品
印尼的穆斯林学生正在进行大量的网络宗教活动。他们在互联网上研究伊斯兰教,这提供了丰富的材料。学生可以自由选择他们喜欢的材料,并听取他们的偶像ustad的声音。有一种趋势,他们把社交媒体作为另一种宗教资源。这项研究旨在证明西爪哇省德波克国高中生网络宗教现象的存在。作者在这项研究中使用了两种分析方法。第一,表型思想Alferd Schutz认为网络宗教活动是一种社会现象。其次,媒体依赖性理论是学生对社交媒体的依赖以及它所产生的影响。该研究使用混合方法研究,这是一种量化和定性的研究方法,用于研究活动,目的是获得更全面、有效、客观的数据。这项研究的一些有趣发现揭示了学生对智能手机使用的依赖。一天之内,学生至少花4个多小时在社交媒体上。学生们通常喜欢乌斯塔德人或他所教的学者的牙齿。学生在社交媒体上选择乌斯塔德的宗教热情,有时也源于过度的钦佩,甚至倾向于个人崇拜。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信