Muh. Haikal Al-Giffari, Galing Yudana, Lintang Suminar
{"title":"Dukungan Kinerja Pengelolaan Sampah terhadap Kesesuaian Penerapan Konsep Keberlanjutan Lingkungan di Kota Mataram","authors":"Muh. Haikal Al-Giffari, Galing Yudana, Lintang Suminar","doi":"10.20961/desa-kota.v5i1.68925.118-132","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"<em><span lang=\"IN\">Kota kini bukan sekedar tempat bermukim, melainkan juga sebagai pusat pelayanan yang harus dapat melayani masyarakat kota dan daerah sekitarnya. Dalam perkembangan</span><span lang=\"EN-US\">nya,</span><span lang=\"IN\"> suatu kota tidak terlepas dari permasalahan dan hambatan seperti kebutuhan terhadap pembangunan, menurunnya ketersediaan sumber daya, kurangnya fasilitas umum, dan permasalahan lingkungan. Salah satu permasalahan yang kerap hadir</span><span lang=\"EN-US\"> di perkotaan</span><span lang=\"IN\"> dan belum mampu diatasi dengan maksimal</span><span lang=\"EN-US\"> adalah</span><span lang=\"IN\"> permasalahan terkait pengelolaan sampah</span><span lang=\"EN-US\">. S</span><span lang=\"IN\">ampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan permasalahan bagi perkembangan suatu kota. Kota sebagai pusat pelayanan berpotensi meningkatkan pertumbuhan penduduk dan kegiatan di dalamnya, sehingga secara tidak langsung produksi sampah yang dihasilkan akan meningkat. Oleh karena itu, </span><span lang=\"EN-US\">di</span><span lang=\"IN\">perlu</span><span lang=\"EN-US\">kan</span><span lang=\"IN\"> adanya pengelolaan sampah yang memadai sehingga dapat mempermudah perkembangan suatu kota ke</span><span lang=\"IN\">depannya. Kota Mataram merupakan Ibu</span><span lang=\"EN-US\">k</span><span lang=\"IN\">ota Provinsi Nusa Tenggara Barat dan menjadi salah satu pusat pelayanan yang ada</span><span lang=\"EN-US\">. P</span><span lang=\"IN\">ada tahun 2021</span><span lang=\"EN-US\">,</span><span lang=\"IN\"> Kota Mataram memiliki jumlah penduduk sebanyak 495.681 jiwa dengan luas wilayah sebesar 6.130 Ha. Dengan jumlah penduduk 495.681 jiwa, timbulan sampah di Kota Mataram cukup tinggi sehingga perlu adanya pengelolaan sampah yang memadai dalam mengurangi dan menangani sampah serta mengurangi dampak negatif dari </span><span lang=\"IN\">produksi sampah yang ada. Berdasarkan kondisi tersebut</span><span lang=\"EN-US\">,</span><span lang=\"IN\"> penelitian </span><span lang=\"IN\">ini mengkaji kesesuaian kinerja pengelolaan sampah dalam mendukung penerapan konsep keberlanjutan lingkungan di Kota Mataram. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif</span><span lang=\"EN-US\">. P</span><span lang=\"IN\">endekatan kuantitatif </span><span lang=\"EN-US\">dilakukan melalui</span><span lang=\"IN\"> perhitungan skoring pada tiap indikator dalam variabel yang akan menentukan tingkat klasifikasi </span><span lang=\"IN\">kesesuaian kinerja pengelolaan sampah dalam mendukung penerapan konsep keberlanjutan lingkungan di Kota Mataram. Terdapat enam komponen yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek kebijakan, aspek peran masyarakat, dan target kinerja pengelolaan sampah. Berdasarkan hasil, kinerja pengelolaan sampah di Kota Mataram berada pada tingkatan klasifikasi kurang sesuai dalam mendukung penerapan konsep keberlanjutan lingkungan.</span></em>","PeriodicalId":433570,"journal":{"name":"Desa-Kota","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Desa-Kota","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20961/desa-kota.v5i1.68925.118-132","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kota kini bukan sekedar tempat bermukim, melainkan juga sebagai pusat pelayanan yang harus dapat melayani masyarakat kota dan daerah sekitarnya. Dalam perkembangannya, suatu kota tidak terlepas dari permasalahan dan hambatan seperti kebutuhan terhadap pembangunan, menurunnya ketersediaan sumber daya, kurangnya fasilitas umum, dan permasalahan lingkungan. Salah satu permasalahan yang kerap hadir di perkotaan dan belum mampu diatasi dengan maksimal adalah permasalahan terkait pengelolaan sampah. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan permasalahan bagi perkembangan suatu kota. Kota sebagai pusat pelayanan berpotensi meningkatkan pertumbuhan penduduk dan kegiatan di dalamnya, sehingga secara tidak langsung produksi sampah yang dihasilkan akan meningkat. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengelolaan sampah yang memadai sehingga dapat mempermudah perkembangan suatu kota kedepannya. Kota Mataram merupakan Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat dan menjadi salah satu pusat pelayanan yang ada. Pada tahun 2021, Kota Mataram memiliki jumlah penduduk sebanyak 495.681 jiwa dengan luas wilayah sebesar 6.130 Ha. Dengan jumlah penduduk 495.681 jiwa, timbulan sampah di Kota Mataram cukup tinggi sehingga perlu adanya pengelolaan sampah yang memadai dalam mengurangi dan menangani sampah serta mengurangi dampak negatif dari produksi sampah yang ada. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini mengkaji kesesuaian kinerja pengelolaan sampah dalam mendukung penerapan konsep keberlanjutan lingkungan di Kota Mataram. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui perhitungan skoring pada tiap indikator dalam variabel yang akan menentukan tingkat klasifikasi kesesuaian kinerja pengelolaan sampah dalam mendukung penerapan konsep keberlanjutan lingkungan di Kota Mataram. Terdapat enam komponen yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek kebijakan, aspek peran masyarakat, dan target kinerja pengelolaan sampah. Berdasarkan hasil, kinerja pengelolaan sampah di Kota Mataram berada pada tingkatan klasifikasi kurang sesuai dalam mendukung penerapan konsep keberlanjutan lingkungan.