{"title":"PERTARUNGAN DISKURSIF ISLAM POLITIK DALAM WACANA PENERAPAN SYARIAT ISLAM DALAM PASCA ORDE BARU","authors":"Joko Arizal","doi":"10.24198/jwp.v7i1.31920","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini berupaya menjelaskan pertarungan diskursif partikularitas Islam politik dalam penerapan syariat Islam pasca Orde Baru. Islam politik di sini mengacu pada Islamisme, Islam liberal, dan Islam progresif yang berperan sebagai subjek politik. Dalam mencapai tujuan itu, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan teori diskursus yang dikembangkan dalam tradisi post-marxisme. Temuan penelitian ini menunjukkan varian Islam politik memiliki perspektif yang berbeda dalam mengartikulasikan pemaknaan dan tuntutan penerapan syariat Islam, bahkan pada taraf yang lain saling menegasikan. Hal ini menegaskan bahwa dimensi logic of difference-nya lebih kuat, sehingga tak memungkinkan adanya subjek hegemonik. Abstract This research attempts to explain a discursive battle of particularity of political Islam arising in Post-New Order in empty signifier of Sharia implementation. In this discussion, political Islam refers to Islamism, liberal Islam, and progressive Islam that construct the political subject. To bring about the objectives, the study employed qualitative method and discourse theory approach of Post-Marxism. The research finds that articulation of political Islam is extremely different and has disparate perspectives on Sharia implementation which tends to negate one another. Thus, the finding implies that the dimension of logic of difference is stronger, so it would never become a hegemonic subject.","PeriodicalId":325644,"journal":{"name":"JWP (Jurnal Wacana Politik)","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JWP (Jurnal Wacana Politik)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24198/jwp.v7i1.31920","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penelitian ini berupaya menjelaskan pertarungan diskursif partikularitas Islam politik dalam penerapan syariat Islam pasca Orde Baru. Islam politik di sini mengacu pada Islamisme, Islam liberal, dan Islam progresif yang berperan sebagai subjek politik. Dalam mencapai tujuan itu, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan teori diskursus yang dikembangkan dalam tradisi post-marxisme. Temuan penelitian ini menunjukkan varian Islam politik memiliki perspektif yang berbeda dalam mengartikulasikan pemaknaan dan tuntutan penerapan syariat Islam, bahkan pada taraf yang lain saling menegasikan. Hal ini menegaskan bahwa dimensi logic of difference-nya lebih kuat, sehingga tak memungkinkan adanya subjek hegemonik. Abstract This research attempts to explain a discursive battle of particularity of political Islam arising in Post-New Order in empty signifier of Sharia implementation. In this discussion, political Islam refers to Islamism, liberal Islam, and progressive Islam that construct the political subject. To bring about the objectives, the study employed qualitative method and discourse theory approach of Post-Marxism. The research finds that articulation of political Islam is extremely different and has disparate perspectives on Sharia implementation which tends to negate one another. Thus, the finding implies that the dimension of logic of difference is stronger, so it would never become a hegemonic subject.