{"title":"PERANANAN PENGGUNAAN PENGERAS SUARA (TOA) DALAM SYIAR DAKWAH ISLAMIYAH DI MASJID AL MUAWWANAH KELURAHAN MEDAN SUNGGAL","authors":"Wali Syahputra Boang manalu","doi":"10.36490/syiar.v2i2.441","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Realitas masyarakat urban dengan heterogenitas tinggi memunculkan probalititas polemik horizontal yang beragam, seperti topik mengenai terusiknya ruang privasi individu. Representasi fenomena tersebut tercermin pada salah satu aktivitas tradisi komunitas muslim, yakni penggunaan pengeras suara di masjid dan mushalla dalam menjalankan berbagai ibadah ibadah islam. Pergeseran nilai substansial yang terjadi dalam habituasi ini, yang awalnya sarat dengan nilai kultural menjadi cenderung serampangan, akibat penggunaan pengeras suara (loudspeaker) khususnya di masjid secara berlebihan. Topik menarik ini memancing Penulis untuk mengulik bagaimana akseptasi regulasi pengeras suara masjid oleh Kemenag RI di masyarakat terhadap penggunaan pengeras suara di masjid dan mushalla. Penelitian ini dilakukan dengan analisis kualitatif dengan orientasi kajian literatur. Penulis akan mengeksplorasi fenomena terkait eksistensi penggunaan pengeras suara di masjid dan mushalla dari masa ke masa, yang dikoneksikan dengan realitas multikultural masyarakat.","PeriodicalId":234636,"journal":{"name":"JURNAL SYIAR-SYIAR","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL SYIAR-SYIAR","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36490/syiar.v2i2.441","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Realitas masyarakat urban dengan heterogenitas tinggi memunculkan probalititas polemik horizontal yang beragam, seperti topik mengenai terusiknya ruang privasi individu. Representasi fenomena tersebut tercermin pada salah satu aktivitas tradisi komunitas muslim, yakni penggunaan pengeras suara di masjid dan mushalla dalam menjalankan berbagai ibadah ibadah islam. Pergeseran nilai substansial yang terjadi dalam habituasi ini, yang awalnya sarat dengan nilai kultural menjadi cenderung serampangan, akibat penggunaan pengeras suara (loudspeaker) khususnya di masjid secara berlebihan. Topik menarik ini memancing Penulis untuk mengulik bagaimana akseptasi regulasi pengeras suara masjid oleh Kemenag RI di masyarakat terhadap penggunaan pengeras suara di masjid dan mushalla. Penelitian ini dilakukan dengan analisis kualitatif dengan orientasi kajian literatur. Penulis akan mengeksplorasi fenomena terkait eksistensi penggunaan pengeras suara di masjid dan mushalla dari masa ke masa, yang dikoneksikan dengan realitas multikultural masyarakat.