{"title":"MAKNA NEGOSIASI POLITIK BAGI PEREMPUAN DI PARLEMEN","authors":"Indiska Handiana Mughni","doi":"10.29313/IDEA.V0I0.4982","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Saat ini negosiasi sudah tidak dianggap sebelah mata, negosiasi telah menjadi fenomena. Kehadiran perempuan dalam pembuatan dan pengambilan keputusan diharapkan dapat mendorong terjadinya sejumlah perubahan atas kebijakan yang diputuskan. Anggota DPRD perempuan masih relatif terbatas dalam memanfaatkan hak inisiatifnya untuk menyusun Rancangan Peraturan Daerah. Dari fenomena tersebut, maka penulis meneliti ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana “ Makna Negosiasi Politik bagi Perempuan di Parlemen” . Penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Face-Negotiation Theory Ting-Toomey (1988). Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling , yaitu pemilihan siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Untuk mendapatkan data penelitian menggunakan teknik observasi, studi kepustakaan, dan wawancara anggota perempuan DPRD Provinsi Jawa Barat. Menganalisis data yang sudah terkumpul maka penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil temuan dan analisis ditemukan bahwa terdapat beberapa kesamaan seperti makna negosiasi politik bagi perempuan di parlemen adalah untuk mendapatkan kesepakatan. Kata Kunci : Makna, Negosiasi Politik, Anggota, Perempuan, Komunikasi, Parlemen, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat","PeriodicalId":106418,"journal":{"name":"Idea : Jurnal Humaniora","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Idea : Jurnal Humaniora","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29313/IDEA.V0I0.4982","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Saat ini negosiasi sudah tidak dianggap sebelah mata, negosiasi telah menjadi fenomena. Kehadiran perempuan dalam pembuatan dan pengambilan keputusan diharapkan dapat mendorong terjadinya sejumlah perubahan atas kebijakan yang diputuskan. Anggota DPRD perempuan masih relatif terbatas dalam memanfaatkan hak inisiatifnya untuk menyusun Rancangan Peraturan Daerah. Dari fenomena tersebut, maka penulis meneliti ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana “ Makna Negosiasi Politik bagi Perempuan di Parlemen” . Penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Face-Negotiation Theory Ting-Toomey (1988). Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling , yaitu pemilihan siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Untuk mendapatkan data penelitian menggunakan teknik observasi, studi kepustakaan, dan wawancara anggota perempuan DPRD Provinsi Jawa Barat. Menganalisis data yang sudah terkumpul maka penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil temuan dan analisis ditemukan bahwa terdapat beberapa kesamaan seperti makna negosiasi politik bagi perempuan di parlemen adalah untuk mendapatkan kesepakatan. Kata Kunci : Makna, Negosiasi Politik, Anggota, Perempuan, Komunikasi, Parlemen, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat