Kepemimpinan Wanita dalam Gereja

Yunita Stella
{"title":"Kepemimpinan Wanita dalam Gereja","authors":"Yunita Stella","doi":"10.33856/kerusso.v8i1.267","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The debate about the role of women in church ministry and leadership has been going on between two views, Complementarian and Egalitarian. The Complementarian view holds that men and women are equal in essence, but that headship is given by God to men. Therefore, leadership positions according to this view are only reserved for men, so that women cannot occupy leadership positions in the church. Meanwhile, the Egalitarian view does not recognize the existence of male headship. Both men and women have equal opportunity for leadership positions, including leadership in the church. In this research, the author uses a theological analysis to answer the complementarian and egalitarian debates. The results of this study acknowledge the existence of male headship and find that male headship does not hinder women's leadership in the church. \nAbstrak Bahasa Indoensia  \nPerdebatan tentang peran wanita dalam pelayanan dan kepemimpinan gereja, selama ini terjadi antara dua pandangan, yaitu Komplementarian dan Egalitarian. Pandangan Komplementarian berpendapat pria dan wanita setara secara esensi, namun kekepalaan diberikan Tuhan kepada pria. Oleh karena itu, posisi kepemimpinan menurut pandangan ini hanya dikhususkan untuk kaum pria, sehingga wanita tidak bisa menduduki posisi kepemimpinan di gereja. Sedangkan pandangan Egalitarian tidak mengakui adanya kekepalaan pria. Baik pria maupun wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk posisi kepemimpinan, termasuk kepemimpinan dalam gereja. Pada penelitian ini, penulis menggunakan analisis teologis dalam menjawab perdebatan komplementarian dan egalitarian. Hasil penelitian ini mengakui adanya kekepalaan pria dan menemukan bahwa kekepalaan pria tersebut tidak menghalangi kepemimpinan wanita dalam gereja.","PeriodicalId":266779,"journal":{"name":"Journal Kerusso","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal Kerusso","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33856/kerusso.v8i1.267","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

The debate about the role of women in church ministry and leadership has been going on between two views, Complementarian and Egalitarian. The Complementarian view holds that men and women are equal in essence, but that headship is given by God to men. Therefore, leadership positions according to this view are only reserved for men, so that women cannot occupy leadership positions in the church. Meanwhile, the Egalitarian view does not recognize the existence of male headship. Both men and women have equal opportunity for leadership positions, including leadership in the church. In this research, the author uses a theological analysis to answer the complementarian and egalitarian debates. The results of this study acknowledge the existence of male headship and find that male headship does not hinder women's leadership in the church. Abstrak Bahasa Indoensia  Perdebatan tentang peran wanita dalam pelayanan dan kepemimpinan gereja, selama ini terjadi antara dua pandangan, yaitu Komplementarian dan Egalitarian. Pandangan Komplementarian berpendapat pria dan wanita setara secara esensi, namun kekepalaan diberikan Tuhan kepada pria. Oleh karena itu, posisi kepemimpinan menurut pandangan ini hanya dikhususkan untuk kaum pria, sehingga wanita tidak bisa menduduki posisi kepemimpinan di gereja. Sedangkan pandangan Egalitarian tidak mengakui adanya kekepalaan pria. Baik pria maupun wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk posisi kepemimpinan, termasuk kepemimpinan dalam gereja. Pada penelitian ini, penulis menggunakan analisis teologis dalam menjawab perdebatan komplementarian dan egalitarian. Hasil penelitian ini mengakui adanya kekepalaan pria dan menemukan bahwa kekepalaan pria tersebut tidak menghalangi kepemimpinan wanita dalam gereja.
妇女在教会中的领导
关于妇女在教会事工和领导中的角色的争论一直在两种观点之间进行,互补主义和平等主义。互补主义的观点认为,男人和女人在本质上是平等的,但领导权是上帝赋予男人的。因此,根据这种观点,领导职位只保留给男性,女性不能在教会中担任领导职位。同时,平等主义观点不承认男性领导权的存在。男性和女性都有平等的机会担任领导职务,包括教会的领导职务。在本研究中,作者使用神学分析来回答互补和平等主义的争论。本研究的结果承认男性领导的存在,并发现男性领导并不妨碍女性在教会中的领导。印尼语Perdebatan tentang peran wanita dalam pelayanan dan kepemimpinan gereja, selama ini terjadi antara dua pandangan, yitu kompleementarian dan Egalitarian。Pandangan kompleementarian berpendapat pria dan wanita setara secara esensi, namun kekepalaan diberikan Tuhan kepaada pria。Oleh karena itu, posisi kepemimpinan menurut pandangan ini handya dikhususkan untuk kumpria, sehinga wanita tidak bisa menduduki posisi kepemimpinan di gereja。平等主义,人人平等,人人平等。Baik pria maupun wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk posisi kepemimpinan, termasuk kepemimpinan dalam gereja。论互补主义与平等主义的关系。哈西尔penelitian ini mengakui adanya kekepalaan pria dan menemukan bahwa kekepalaan pria tersebut tiak menghalangi kepimpan wanita dalam gereja。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信