KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN DALAM KAJIAN FILSAFAT ISLAM (Studi Pemikiran Feminis-Muslim)

Astuti Nurlaila Kilwouw
{"title":"KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN DALAM KAJIAN FILSAFAT ISLAM (Studi Pemikiran Feminis-Muslim)","authors":"Astuti Nurlaila Kilwouw","doi":"10.46339/AL-WARDAH.V13I1.160","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kekerasan seksual merupakan fenomena yang paling banyak menyerang perempuan. Dalam beberapa kasus, pelaku pemerkosaan bahkan tidak segan membunuh korban. Sejauh ini, proses peradilan yang mengadili pelaku tidak kemudian mengurangi jumlah tindak kejahatan. Hal ini disebabkan oleh penyelesaian kasus yang hanya menuntut pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku. Sementara itu, terus mengabaikan fakta bahwa kekerasan seksual adalah bentuk kejahatan struktural yang melibatkan pandangan politis terhadap tubuh dan seksualitas, yang diwariskan secara kultural hingga saat ini.  Paradigma masyarakat dalam budaya patriarki menganggap hasrat seksual sebagai kejahatan, sesuatu yang tabu, tidak layak diperbincangkan, dan harus dikekang oleh berbagai norma. Demikian juga dengan pandangan bahwa tubuh perempuan adalah media atau alat untuk memuaskan berahi laki-laki, maka pengungkungan terhadap tubuh perempuan untuk menghindari kemerosotan nilai dianggap sebagai sebuah keharusan. Pada umumnya, justifikasi terhadap paradigma ini dengan menggunakan dalil-dalil yang bersumber dari agama, Islam salah satunya, yang bersandar pada tafsiran atas al-Qur’an dan Hadist. Tulisan ini hendak mengurai bagaimana perspektif para feminis-Muslim dalam melihat fenomena kekerasan seksual dan praktik marginalisasi terhadap perempuan dengan menggunakan sudut pandang Islam. Karena inilah bentuk tanggungjawab politis dan akademis terhadap kehidupan yang lebih aman bagi semua makhluk.","PeriodicalId":353216,"journal":{"name":"AL-WARDAH","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AL-WARDAH","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46339/AL-WARDAH.V13I1.160","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3

Abstract

Kekerasan seksual merupakan fenomena yang paling banyak menyerang perempuan. Dalam beberapa kasus, pelaku pemerkosaan bahkan tidak segan membunuh korban. Sejauh ini, proses peradilan yang mengadili pelaku tidak kemudian mengurangi jumlah tindak kejahatan. Hal ini disebabkan oleh penyelesaian kasus yang hanya menuntut pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku. Sementara itu, terus mengabaikan fakta bahwa kekerasan seksual adalah bentuk kejahatan struktural yang melibatkan pandangan politis terhadap tubuh dan seksualitas, yang diwariskan secara kultural hingga saat ini.  Paradigma masyarakat dalam budaya patriarki menganggap hasrat seksual sebagai kejahatan, sesuatu yang tabu, tidak layak diperbincangkan, dan harus dikekang oleh berbagai norma. Demikian juga dengan pandangan bahwa tubuh perempuan adalah media atau alat untuk memuaskan berahi laki-laki, maka pengungkungan terhadap tubuh perempuan untuk menghindari kemerosotan nilai dianggap sebagai sebuah keharusan. Pada umumnya, justifikasi terhadap paradigma ini dengan menggunakan dalil-dalil yang bersumber dari agama, Islam salah satunya, yang bersandar pada tafsiran atas al-Qur’an dan Hadist. Tulisan ini hendak mengurai bagaimana perspektif para feminis-Muslim dalam melihat fenomena kekerasan seksual dan praktik marginalisasi terhadap perempuan dengan menggunakan sudut pandang Islam. Karena inilah bentuk tanggungjawab politis dan akademis terhadap kehidupan yang lebih aman bagi semua makhluk.
伊斯兰哲学中的对妇女的性侵犯(对女权主义思想的研究)
性暴力是最容易影响女性的现象。在某些情况下,强奸犯甚至会毫不犹豫地杀死受害者。到目前为止,对罪犯进行审判的过程并没有减少犯罪数量。这是一个只要求对罪犯负责的案件解决方案造成的。与此同时,人们继续忽视这样一个事实:性暴力是一种涉及政治对身体和性的看法的结构犯罪形式,其文化代代相传。父权制文化中的社会模式认为性欲是一种犯罪、禁忌、不值得谈论的行为,应该受到各种规范的限制。同样地,认为女性身体是一种媒介或工具,以满足男性的性欲望,因此,为了避免价值下降而限制女性的身体是必须的。总的来说,这种模式的理由是,伊斯兰教的主要来源之一是伊斯兰教,它依赖于对古兰经和圣训的解释。这篇文章将揭示女权主义者如何利用伊斯兰教的观点来看待女性的性暴力现象和边缘化行为。因为这是一种对所有生物更安全生活的政治和学术责任。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信