{"title":"Kesesuaian Lahan Beberapa Jenis Tanaman untuk Perbaikan Kualitas Lahan di Hutan Lindung Sekaroh","authors":"Muhamad Yusup Hidayat, Ridwan Fauzi, Chairil Anwar Siregar","doi":"10.20886/jphka.2021.18.1.13-27","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Laju penambahan lahan kritis di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan setiap tahun. Upaya untuk menguranginya dilakukan dengan rehabilitasi hutan dan lahan. Untuk itu diperlukan telaah atas informasi terkait jenis-jenis tanaman yang sesuai, faktor pembatas, kondisi lahan saat ini (aktual) serta metode perbaikannya. Metode penelitian yang diterapkan pada kasus hutan lindung adalah analisis deskriptif, yaitu dengan menerapkan hukum minimum Leibig ( Liebig law ) dalam menentukan faktor pembatas yang akan berdampak pada kelas kesesuaian lahan. Hasil analisis kesesuaian lahan aktual yang diujicobakan menunjukkan bahwa seluruh satuan lahan mahoni ( Swietenia macrophylla ) termasuk pada kelas S3, sedangkan jenis trembesi ( Samanea saman ), jati ( Tectona Grandis ) dan nangka ( Artocarpus heterophyllus ), dua satuan lahannya pada kelas S2 dan dua satuan lahan lainnya pada kelas S3. Tiga jenis unggulan lokal, yaitu durian ( Durio zibethinus ) dan rambutan ( Nephelium lappaceum ), seluruh satuan lahannya termasuk pada kelas S3, sedangkan jenis mangga ( Mangifera indica ) dua satuan lahan tergolong kelas S2 dan dua satuan lahan lainya tergolong kelas S2. Kelas kesesuaian lahan potensial dapat ditingkatkan dengan perbaikan karakterisitik lahan sebesar satu sampai dua tingkat lebih tinggi. Jenis tanaman buah-buahan perlu diprioritaskan karena mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dan nilai ekologis yang tidak kalah dengan jenis tanaman kayu.","PeriodicalId":227416,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20886/jphka.2021.18.1.13-27","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Laju penambahan lahan kritis di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan setiap tahun. Upaya untuk menguranginya dilakukan dengan rehabilitasi hutan dan lahan. Untuk itu diperlukan telaah atas informasi terkait jenis-jenis tanaman yang sesuai, faktor pembatas, kondisi lahan saat ini (aktual) serta metode perbaikannya. Metode penelitian yang diterapkan pada kasus hutan lindung adalah analisis deskriptif, yaitu dengan menerapkan hukum minimum Leibig ( Liebig law ) dalam menentukan faktor pembatas yang akan berdampak pada kelas kesesuaian lahan. Hasil analisis kesesuaian lahan aktual yang diujicobakan menunjukkan bahwa seluruh satuan lahan mahoni ( Swietenia macrophylla ) termasuk pada kelas S3, sedangkan jenis trembesi ( Samanea saman ), jati ( Tectona Grandis ) dan nangka ( Artocarpus heterophyllus ), dua satuan lahannya pada kelas S2 dan dua satuan lahan lainnya pada kelas S3. Tiga jenis unggulan lokal, yaitu durian ( Durio zibethinus ) dan rambutan ( Nephelium lappaceum ), seluruh satuan lahannya termasuk pada kelas S3, sedangkan jenis mangga ( Mangifera indica ) dua satuan lahan tergolong kelas S2 dan dua satuan lahan lainya tergolong kelas S2. Kelas kesesuaian lahan potensial dapat ditingkatkan dengan perbaikan karakterisitik lahan sebesar satu sampai dua tingkat lebih tinggi. Jenis tanaman buah-buahan perlu diprioritaskan karena mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dan nilai ekologis yang tidak kalah dengan jenis tanaman kayu.