S. Syarifuddin, S. Supriyanto, Sintia Sintia, Rizki Ilahi
{"title":"Perkembangan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo sebagai Warisan Budaya Lokal Tahun 1998-2003","authors":"S. Syarifuddin, S. Supriyanto, Sintia Sintia, Rizki Ilahi","doi":"10.17509/HISTORIA.V5I1.30504","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel ini berjudul Perkembangan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Sebagai Warisan Budaya Lokal Tahun 1998-2003. Masalah yang diteliti dalam artikel ini adalah “Bagaimana pelaksanaan renovasi dan perkembangan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo tahun 1998-2003, sehingga Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo tersebut bisa menjadi warisan budaya lokal?”. Dalam menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari beberapa tahap (1) heuristik yakni pengumpulan yang terdiri dari informasi lisan serta sumber buku literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. (2) kritik, (3) interpretasi. (4) historiografi. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap informasi seputar Perkembangan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo dalam era renovasi terbesar pada tahun 1999. Hasil dari penelitian bahwa sejarah berdirinya Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo yang dimana pendiri dari Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo ialah pemimpin Kesultanan Palembang yakni Sultan Mahmud Badaruddin I, masjid ini dibangun dengan alasan untuk mencukupi masyarakat kota Palembang untuk menunaikan sholat. Pada Hari Jumat tanggal 10 September 1999 pukul 10.00 WIB adalah langkah pertama penuh sejarah, awal mulanya pengerjaan restorasi dan renovasi masjid Agung Palembang oleh Gubernur Laksamana muda H. Rosihan Arsyad, bersama ketua umum Prof. Dr. Kiagus Haji Oejang Gajah Nata, DABK, dan sekretaris yakni Raden Haji Muhammad Saleh Djon.","PeriodicalId":374977,"journal":{"name":"Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17509/HISTORIA.V5I1.30504","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Artikel ini berjudul Perkembangan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Sebagai Warisan Budaya Lokal Tahun 1998-2003. Masalah yang diteliti dalam artikel ini adalah “Bagaimana pelaksanaan renovasi dan perkembangan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo tahun 1998-2003, sehingga Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo tersebut bisa menjadi warisan budaya lokal?”. Dalam menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari beberapa tahap (1) heuristik yakni pengumpulan yang terdiri dari informasi lisan serta sumber buku literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. (2) kritik, (3) interpretasi. (4) historiografi. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap informasi seputar Perkembangan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo dalam era renovasi terbesar pada tahun 1999. Hasil dari penelitian bahwa sejarah berdirinya Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo yang dimana pendiri dari Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo ialah pemimpin Kesultanan Palembang yakni Sultan Mahmud Badaruddin I, masjid ini dibangun dengan alasan untuk mencukupi masyarakat kota Palembang untuk menunaikan sholat. Pada Hari Jumat tanggal 10 September 1999 pukul 10.00 WIB adalah langkah pertama penuh sejarah, awal mulanya pengerjaan restorasi dan renovasi masjid Agung Palembang oleh Gubernur Laksamana muda H. Rosihan Arsyad, bersama ketua umum Prof. Dr. Kiagus Haji Oejang Gajah Nata, DABK, dan sekretaris yakni Raden Haji Muhammad Saleh Djon.