KOMUNITAS AGAMA BAHAI DALAM KONTESTASI DAN AKOMODASI

Moehammad Kevin Rohmatullah, Sherina Khanayya
{"title":"KOMUNITAS AGAMA BAHAI DALAM KONTESTASI DAN AKOMODASI","authors":"Moehammad Kevin Rohmatullah, Sherina Khanayya","doi":"10.56691/jurnalmultidisiplinerbharasa.v2i01.277","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT\n            This study aims to describe the convention and accommodation of the Baha'i religion in its existence in Indonesia. This research is an exploratory study supporting the library /normative approach. Search for data through documents and scientific studies of Baha'i religion about testing and accommodation in the community. Data analysis through the data collection process; data reduction; presentation of data; and withdrawal of decisions. The results showed that the convention and accommodation of the Baha'i religion were done through religious deprivation, namely by melting down and taking part in society. Baha'i religion as a minority is used as capital in social communication. Baha'i religion highlights good deeds in the community. This can be due to two (two) main factors. First, the Baha'i religion teaches goodness; and twice, to avoid bad perceptions and conflicts with the environment. The testing and accommodation of the Baha'i religion are done through religious deprivation, namely by melting down and participating in society.\nMeanwhile, in the view of the Law, the existence of other beliefs and religions outside the official religion in Indonesia has listed itself in the review of Law No. 5 of 1969, where this Law is considered to violate human rights in Article 28 of the 1945 Constitution, which asserts that every citizen must respect human rights. Law No. 5 of 1969 is deemed to have legalized culture of discrimination. The rejection of the review conducted by the Constitutional Court is based on the need for regulations governing the order of life in a society without conflict based on religious motives.\nKeywords: Existence, bahai religion, contestation and accommodation\nAbstrak\nTujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan konstestasi dan akomodasi agama Baha’i dalam eksistensinya di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan dukungan pendekatan kepustakaan/ normatif. Penelusuran data melalui dokumen dan kajian ilmiah tentang agama Baha’i dalam kaitannya dengan konstestasi dan akomodasi di masyarakat. Analisis data melalui proses pengumpulan data; reduksi data; penyajian data; serta penarikan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstestasi dan akomodasi agama Baha’i dilakukan melalui deprivatisasi agama, yaitu dengan meleburkan diri serta mengambil peran serta ke dalam masyarakat. Agama Baha’i sebagai minoritas dijadikan modal dalam komunikasi sosial. Agama Baha’i menonjolkan perbuatan baik dalam bermasyarakat. Hal ini dapat disebabkan oleh 2 (dua) faktor utama, pertama, agama Baha’i mengajarkan kebaikan; dan kedua, untuk menghindari persepsi buruk serta konflik dengan lingkungan. Konstestasi dan akomodasi agama Baha’i dilakukan melalui deprivatisasi agama, yaitu dengan meleburkan diri serta mengambil peran serta ke dalam masyarakat. Sementara itu dalam pandangan hukum, adanya kepercayaan dan agama lain diluar agama resmi di Indonesia, telah mencatatkan dirinya dalam review UU No 5 Tahun 1969, dimana UU ini dinilai melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) pada Pasal 28 UUD 1945, yang menegaskan bahwa setiap warga negara wajib menghormati HAM. UU Nomor 5 Tahun 1969 dianggap telah melegalkan budaya diskriminasi. Penolakan review yang dilakukan oleh MK didasarkan pada perlunya regulasi yang mengatur keteraturan hidup dalam masyarakat tanpa konflik yang didasari oleh motif agama.\nKata kunci: Eksistensi, Agama Bahai, Kontestasi Dan Akomodasi","PeriodicalId":269794,"journal":{"name":"Jurnal Multidisipliner Bharasa","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Multidisipliner Bharasa","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.56691/jurnalmultidisiplinerbharasa.v2i01.277","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

ABSTRACT             This study aims to describe the convention and accommodation of the Baha'i religion in its existence in Indonesia. This research is an exploratory study supporting the library /normative approach. Search for data through documents and scientific studies of Baha'i religion about testing and accommodation in the community. Data analysis through the data collection process; data reduction; presentation of data; and withdrawal of decisions. The results showed that the convention and accommodation of the Baha'i religion were done through religious deprivation, namely by melting down and taking part in society. Baha'i religion as a minority is used as capital in social communication. Baha'i religion highlights good deeds in the community. This can be due to two (two) main factors. First, the Baha'i religion teaches goodness; and twice, to avoid bad perceptions and conflicts with the environment. The testing and accommodation of the Baha'i religion are done through religious deprivation, namely by melting down and participating in society. Meanwhile, in the view of the Law, the existence of other beliefs and religions outside the official religion in Indonesia has listed itself in the review of Law No. 5 of 1969, where this Law is considered to violate human rights in Article 28 of the 1945 Constitution, which asserts that every citizen must respect human rights. Law No. 5 of 1969 is deemed to have legalized culture of discrimination. The rejection of the review conducted by the Constitutional Court is based on the need for regulations governing the order of life in a society without conflict based on religious motives. Keywords: Existence, bahai religion, contestation and accommodation Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan konstestasi dan akomodasi agama Baha’i dalam eksistensinya di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan dukungan pendekatan kepustakaan/ normatif. Penelusuran data melalui dokumen dan kajian ilmiah tentang agama Baha’i dalam kaitannya dengan konstestasi dan akomodasi di masyarakat. Analisis data melalui proses pengumpulan data; reduksi data; penyajian data; serta penarikan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstestasi dan akomodasi agama Baha’i dilakukan melalui deprivatisasi agama, yaitu dengan meleburkan diri serta mengambil peran serta ke dalam masyarakat. Agama Baha’i sebagai minoritas dijadikan modal dalam komunikasi sosial. Agama Baha’i menonjolkan perbuatan baik dalam bermasyarakat. Hal ini dapat disebabkan oleh 2 (dua) faktor utama, pertama, agama Baha’i mengajarkan kebaikan; dan kedua, untuk menghindari persepsi buruk serta konflik dengan lingkungan. Konstestasi dan akomodasi agama Baha’i dilakukan melalui deprivatisasi agama, yaitu dengan meleburkan diri serta mengambil peran serta ke dalam masyarakat. Sementara itu dalam pandangan hukum, adanya kepercayaan dan agama lain diluar agama resmi di Indonesia, telah mencatatkan dirinya dalam review UU No 5 Tahun 1969, dimana UU ini dinilai melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) pada Pasal 28 UUD 1945, yang menegaskan bahwa setiap warga negara wajib menghormati HAM. UU Nomor 5 Tahun 1969 dianggap telah melegalkan budaya diskriminasi. Penolakan review yang dilakukan oleh MK didasarkan pada perlunya regulasi yang mengatur keteraturan hidup dalam masyarakat tanpa konflik yang didasari oleh motif agama. Kata kunci: Eksistensi, Agama Bahai, Kontestasi Dan Akomodasi
巴哈宗教团体的选美和住宿
本研究旨在描述巴哈伊宗教在印度尼西亚的习俗和适应。本研究是一项支持图书馆/规范方法的探索性研究。通过巴哈伊宗教的文件和科学研究来搜索有关社区测试和住宿的数据。通过数据收集过程进行数据分析;数据还原;数据的呈现;以及撤销决定。结果表明,巴哈伊宗教的约制和迁就是通过宗教剥夺,即通过融入和参与社会来实现的。巴哈伊宗教作为少数民族在社会交往中被用作资本。巴哈伊宗教强调社区中的善行。这可能是由于两个(两个)主要因素。首先,巴哈伊教教导善良;两次是为了避免对环境的不良看法和冲突。对巴哈伊宗教的考验和迁就是通过宗教剥夺,即通过融入社会和参与社会来实现的。同时,该法律认为,印度尼西亚官方宗教以外的其他信仰和宗教的存在已列入对1969年第5号法律的审查,该法被认为侵犯了1945年《宪法》第28条规定的人权,该条规定每个公民都必须尊重人权。1969年第5号法律被认为使歧视文化合法化。拒绝宪法法院进行的审查的理由是,需要制定规章来管理一个没有基于宗教动机的冲突的社会的生活秩序。【关键词】存在、巴哈伊宗教、争论与适应【摘要】tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan konstestasi dan akomodasi agama Baha’i dalam eksistensinya di Indonesia。Penelitian ini merupakan Penelitian eksploratif dengan dukungan pendekatan kepustakaan/ normatim。巴哈伊教义,巴哈伊教义,巴哈伊教义,巴哈伊教义,巴哈伊教义,巴哈伊教义,巴哈伊教义,巴哈伊教义,巴哈伊教义,巴哈伊教义,巴哈伊教义,巴哈伊教义,巴哈伊教义,巴哈伊教义。数据分析melalui处理人口数据;reduksi数据;penyajian数据;Serta penarikan keputusan。哈西尔penelitian menunjukkan bahwa konstestasi dan akomodasi agama巴哈伊的幸福幸福的幸福幸福的幸福幸福的幸福幸福的幸福幸福的幸福幸福的幸福幸福。阿迦玛·巴哈伊教的少数民族,dijadikan模式dalam komunikasi社会。阿迦玛巴哈伊menonjolkan perbuatan baik dalam bermasyarakat。halini dapat disebabkan oleh 2 (dua) factor for utama, pertamama, agama巴哈伊mengajarkan kebaikan;Dan kedua, untuk menghindari persepsi, buruk, serk, konlikk, dengan lingkungan。巴哈伊教的“神的爱”、“神的爱”、“神的爱”、“神的爱”、“神的爱”、“神的爱”。印度尼西亚,印度尼西亚,telah mencatatkan dirinya dalam review UU No 5 Tahun 1969, dimana UU ini dinilai melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) paada Pasal 28 UUD 1945, yang menegaskan bahwa setiap warga negara wajib menghormati HAM。1969年11月5日,新疆,新疆,新疆,新疆,新疆。Penolakan review yang dilakukan oleh MK didasarkan pada perlunya regulasi yang mengatur keteraturan hidup dalam masyarakat tanpa konflik yang didasari oleh motif agama。Kata kunci: Eksistensi, Agama Bahai, Kontestasi Dan Akomodasi
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信