N. Utaminingsih, Amir Mahmud, N. Susilowati, Nurul Hayati
{"title":"Strengthening Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Branjang Based on Local Culture","authors":"N. Utaminingsih, Amir Mahmud, N. Susilowati, Nurul Hayati","doi":"10.15294/ijde.v4i1.51195","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Community service aims to map cultural potential and public awareness to develop local culture. The service method used is socialization and training. The target audience is the directors and administrators of village-owned enterprises and POKDARWIS managers. The results show that the target community can understand local culture and its mapping for cultural existence. Village-owned enterprises are still at the pilot level, so it is appropriate if the potential mapping results can be used as material for making relevant business unit decisions. Local village culture is included in the main priority of developing BUMDes to extend its business continuity. It means that it is not only short-term orientation but also long-term oriented. The village has several superior cultures, such as woven bamboo, palm sugar, and reog. So far, the community has been very enthusiastic about developing these three cultures. The indicator of the success of the service program can be seen from the cognitive aspect in mapping the village's potential. Suggestions for the village government in the form of financial support and non-financial support in developing village-owned enterprises. The management itself must be loyal and committed to developing BUMDes so that it can bring benefits to the village community. \nTujuan pengabdian kepada masyarakat pemetaan potensi budaya dan penyadaran masyarakat untuk mengembangkan budaya local. Metode pengabdian yang digunakan adalah sosialisasi dan pelatihan. Khalayak sasarannya adalah direktur dan pengurus BUMDes serta pengelola POKDARWIS. Hasil pengabdian menunjukkan masyarakat sasaran dapat memahami konsep budaya local dan pemetaanya untuk eksistensi budaya. Saat ini BUMDes masih pada level rintisan, maka tepat sekali jika hasil pemetaan potensi dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan unit bisnis yang sesuai. Budaya local desa dimasukan dalam prioritas utama pengembangan BUMDes sehingga keberlangsungan usahanya akan panjang. Artinya tidak hanya orientasi jangka pendek, akan tetapi berorientasi pada jangka panjang. Ada beberapa budaya unggulan desa seperti budaya anyaman bambu, gula aren, dan reog. Selama ini masyarakat semangat sekali dalam mengembangkan ketiga budaya tersebut. Indikator keberhasilan program pengabdian dapat dilihat dari aspek kognitif dalam melakukan pemetaan potensi desa. saran bagi pemerintah desa berupa dukungan finansial dan dukungan non finansial dalam mengembangkan BUMDes. Pengurus sendiri harus loyal dan komitmen dapat mengembangkan BUMDes sehingga dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat desa.","PeriodicalId":314621,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Devotion and Empowerment","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesian Journal of Devotion and Empowerment","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/ijde.v4i1.51195","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Community service aims to map cultural potential and public awareness to develop local culture. The service method used is socialization and training. The target audience is the directors and administrators of village-owned enterprises and POKDARWIS managers. The results show that the target community can understand local culture and its mapping for cultural existence. Village-owned enterprises are still at the pilot level, so it is appropriate if the potential mapping results can be used as material for making relevant business unit decisions. Local village culture is included in the main priority of developing BUMDes to extend its business continuity. It means that it is not only short-term orientation but also long-term oriented. The village has several superior cultures, such as woven bamboo, palm sugar, and reog. So far, the community has been very enthusiastic about developing these three cultures. The indicator of the success of the service program can be seen from the cognitive aspect in mapping the village's potential. Suggestions for the village government in the form of financial support and non-financial support in developing village-owned enterprises. The management itself must be loyal and committed to developing BUMDes so that it can bring benefits to the village community.
Tujuan pengabdian kepada masyarakat pemetaan potensi budaya dan penyadaran masyarakat untuk mengembangkan budaya local. Metode pengabdian yang digunakan adalah sosialisasi dan pelatihan. Khalayak sasarannya adalah direktur dan pengurus BUMDes serta pengelola POKDARWIS. Hasil pengabdian menunjukkan masyarakat sasaran dapat memahami konsep budaya local dan pemetaanya untuk eksistensi budaya. Saat ini BUMDes masih pada level rintisan, maka tepat sekali jika hasil pemetaan potensi dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan unit bisnis yang sesuai. Budaya local desa dimasukan dalam prioritas utama pengembangan BUMDes sehingga keberlangsungan usahanya akan panjang. Artinya tidak hanya orientasi jangka pendek, akan tetapi berorientasi pada jangka panjang. Ada beberapa budaya unggulan desa seperti budaya anyaman bambu, gula aren, dan reog. Selama ini masyarakat semangat sekali dalam mengembangkan ketiga budaya tersebut. Indikator keberhasilan program pengabdian dapat dilihat dari aspek kognitif dalam melakukan pemetaan potensi desa. saran bagi pemerintah desa berupa dukungan finansial dan dukungan non finansial dalam mengembangkan BUMDes. Pengurus sendiri harus loyal dan komitmen dapat mengembangkan BUMDes sehingga dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat desa.
社区服务旨在挖掘文化潜能和公众意识,发展当地文化。使用的服务方式是社会化和培训。目标受众是村办企业的主管和行政人员以及POKDARWIS的管理人员。结果表明,目标群体能够理解当地文化及其文化存在的映射。村企还处于试点阶段,如果潜在的测绘结果可以作为制定相关业务单位决策的材料,是合适的。当地乡村文化被纳入发展BUMDes的主要优先事项,以延长其业务连续性。这意味着它不仅是短期导向,而且是长期导向。该村有几种优越的文化,如竹编、棕榈糖和芦苇。到目前为止,社区一直非常热衷于发展这三种文化。服务项目成功与否的标志,可以从认知层面对村庄的潜力进行映射。建议村政府以财政支持和非财政支持的形式发展村企。管理层本身必须忠诚并致力于发展BUMDes,这样它才能为村庄社区带来利益。Tujuan pengabdian kepada masyarakat pemetaan potensi budaya dan penyadaran masyarakat untuk mengembangkan budaya local。方法:彭加殿,阳地那那坎,阿达拉,社会,阿达拉,丹,彼拉提罕。Khalayak sasarannya adalah主管dan pengurus BUMDes serta pengelola POKDARWIS。Hasil pengabdian menunjukkan masyarakat sasaran dapat memahami konsep budaya当地dan pemetaanya untuk eksistensi budaya。Saat ini BUMDes masih paada level rintisan, maka tepat sekali jika hasil pemetaan potensi dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan unit bisnis yang sesuai。Budaya地方desa dimasukan dalam优先级utama pengembangan BUMDes sehinga keberlangsungan usahanya akan panjang。阿提雅·提达雅·扬卡·潘卡,阿提雅·提达雅·扬卡·潘卡。Ada beberapa budaya unggulan desa seperti budaya anyaman bambu, gula aren, dan reog。Selama ini masyarakat semangat sekali dalam mengembangkan ketiga budaya tersebut。指标keberhasilan计划pengabdian dapat dililhat dari说,kognitif dalam melakukan pemetaan potential desa。saran bagi peremintah desa berupa dukungan金融但dukungan非金融dalam mengembangkan BUMDes。Pengurus sendiri harus loyal dan komitmen dapat mengembangkan BUMDes sehinga dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat desa。