Konstruksi Makna Ritual Ayam Rengki Dalam Kebudayaan Masyarakat Larantuka

Fransisca Monica Riberu, P. A. Andung, F. T. Hana
{"title":"Konstruksi Makna Ritual Ayam Rengki Dalam Kebudayaan Masyarakat Larantuka","authors":"Fransisca Monica Riberu, P. A. Andung, F. T. Hana","doi":"10.35706/jpi.v6i1.5328","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Ritual Ayam Rengki merupakan rangkaian akhir dalam upacara kematian yang dilakukan pada malam ke-3 atau Nebo Besa dalam istilah masyarakat Larantuka. Ayam Rengki ini dimakan oleh Belake. Istilah Belake, adalah sebuah istilah Adat suku Lamaholot bagi laki-laki pada umumnya dan adat Larantuka pada khususnya. Belake merupakan orang yang berperan penting dalam ritual kematian karena keputusan-keputusan diambil berdasarkan suara Belake dan dilayani untuk memakan rengki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengalaman, Makna serta Motif dari Belake dalam menyelenggarakan Ritual Ayam Rengki. Penelitian ini dikaji menggunakan teori fenomenologi dan teori interaksi simbolik serta konsep-konsep penting seperti komunikasi nonverbal, komunikasi ritual, komunikasi antarbudaya, motif dan budaya masyarakat Larantuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Ayam Rengki ini dimaknai sebagai media untuk Belake melaksanakan kewajiban terakhirnya sebagai Belake serta mendapatkan hak untuk dilayani oleh Ana Opu dalam acara adat apapun serta motif tradisi ini masih terus dilaksanakan yaitu untuk meneruskan dan mempertahankan tradisi yang sudah ada serta sebagai sarana komunikasi antar sesama orang Larantuka di Kota Kupang. Tradisi ini dimaknai sebagai media untuk Belake melaksanakan kewajiban terakhirnya sebagai Belake serta mendapatkan hak untuk dilayani oleh Ana Opu dalam acara adat apapun. Motif tradisi ini masih terus dilaksanakan yaitu untuk meneruskan dan mempertahankan tradisi yang sudah ada serta sebagai sarana komunikasi antar sesama orang Larantuka di Kota Kupang.","PeriodicalId":207775,"journal":{"name":"Jurnal Politikom Indonesiana","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Politikom Indonesiana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35706/jpi.v6i1.5328","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Ritual Ayam Rengki merupakan rangkaian akhir dalam upacara kematian yang dilakukan pada malam ke-3 atau Nebo Besa dalam istilah masyarakat Larantuka. Ayam Rengki ini dimakan oleh Belake. Istilah Belake, adalah sebuah istilah Adat suku Lamaholot bagi laki-laki pada umumnya dan adat Larantuka pada khususnya. Belake merupakan orang yang berperan penting dalam ritual kematian karena keputusan-keputusan diambil berdasarkan suara Belake dan dilayani untuk memakan rengki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengalaman, Makna serta Motif dari Belake dalam menyelenggarakan Ritual Ayam Rengki. Penelitian ini dikaji menggunakan teori fenomenologi dan teori interaksi simbolik serta konsep-konsep penting seperti komunikasi nonverbal, komunikasi ritual, komunikasi antarbudaya, motif dan budaya masyarakat Larantuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Ayam Rengki ini dimaknai sebagai media untuk Belake melaksanakan kewajiban terakhirnya sebagai Belake serta mendapatkan hak untuk dilayani oleh Ana Opu dalam acara adat apapun serta motif tradisi ini masih terus dilaksanakan yaitu untuk meneruskan dan mempertahankan tradisi yang sudah ada serta sebagai sarana komunikasi antar sesama orang Larantuka di Kota Kupang. Tradisi ini dimaknai sebagai media untuk Belake melaksanakan kewajiban terakhirnya sebagai Belake serta mendapatkan hak untuk dilayani oleh Ana Opu dalam acara adat apapun. Motif tradisi ini masih terus dilaksanakan yaitu untuk meneruskan dan mempertahankan tradisi yang sudah ada serta sebagai sarana komunikasi antar sesama orang Larantuka di Kota Kupang.
在拉兰图卡文化中,“鸡叫”的意义的结构
公鸡仪式是在第三夜举行的尼波·贝萨(Nebo Besa)或拉兰图卡(lar蛛形纲)社区举行的最后一场仪式。这只鸡尾吃的。后一种术语,是传统意义上的男性和尤其是拉兰图卡人的部落术语。behind是在死亡仪式中发挥重要作用的人,因为决策是基于声门进行的,是用来以小兵为食的。这项研究的目的是了解在处理仁基鸡仪式背后的经验、意义和动机。这项研究采用了表现学和象征性相互作用理论以及重要的概念,如非语言交流、仪式交流、跨文化交流、动机和拉兰图卡社会文化。研究结果表明,由这鸡肉Rengki作为传统媒体作为Belake最后Belake履行义务,并获得服务的权利由安娜·Opu节目中任何和动机这个传统习俗继续执行即为继续保留现有的传统和古邦市Larantuka同胞之间的交流工具。这一传统被认为是作为媒体的目的,目的是履行其最后的义务,并获得在任何传统活动中为Ana Opu服务的权利。这一传统的动机仍然是延续和保持传统,以及在库邦市的拉兰图卡人之间的交流。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信