GALERI SEBAGAI WADAH POTENSI PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI DI KAWASAN KELURAHAN KOPO KOTA BANDUNG

Elgri Yugawati Wisesa
{"title":"GALERI SEBAGAI WADAH POTENSI PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI DI KAWASAN KELURAHAN KOPO KOTA BANDUNG","authors":"Elgri Yugawati Wisesa","doi":"10.17509/JAZ.V4I2.31733","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: This gallery design aims to accommodate 206 Small and Medium Enterprises, 5 food stalls, 32 street vendors, 3 food industries, 8 handicraft industries and 3 clothing industries. This is because there is no place for the potential of Home Industry to become a means of developing new business actors, both micro and macro. This gallery design is located in Kopo Village with an area of 28 hectares consisting of 12 RW and 86 RT which are spatially located in slum areas scattered in Kopo Village according to the Bandung Mayor's Decree regarding Housing and slum settlements in Bandung City.The method used in planning and designing this gallery is a participatory approach. A participatory approach is used as an approach that is closer to the community in order to create a sense of belonging in the Kopo District community. Data collection techniques used were interviews and field observations. As well as data collection from the RPJMD and BPS Kota Bandung. The purpose of planning and designing the Gallery building is to realize its potential container by mobilizing the creative economy community (Ekraf) and jointly building facilities and infrastructure to support the creative economy (Ekraf) in Kopo Village.Keywords: Kampung Kota, gallery, creative economy, home industry Abstrak: Perancangan Galeri ini bertujuan untuk mewadahi 206 UKM, 5 Warung makan, 32 Pedagang kaki lima (PKL), 3 Industri Makanan, 8 Industri Kerajinan dan 3 Industri Pakaian. Karena belum ada wadah potensi Home industry yang menjadi sarana berkembangnya pelaku usaha baru baik itu mikro ataupun makro. Perancangan Galeri ini bertempat di kelurahan Kopo dengan luas wilayah mencapai 28 Ha yang terdiri dari 12 RW dan 86 RT yang secara spasial berada di kawasan permukiman kumuh yang tersebar di Kelurahan Kopo sesuai dengan Kepwal Walikota Bandung tentang perumahan dan permukiman kumuh di Kota Bandung.Metode yang digunakan pada perencanaan dan perancangan galeri ini adalah pendekatan partisipatif. Pendekatan partisipatif di gunakan sebagai pendekatan yang lebih dekat dengan masyarakat agar memunculkan sense of belonging dari masyarakat kawasan kelurahan Kopo. Teknik pengambilan data yang dilakukan adalah melakukan wawancara dan observasi lapangan. Serta mengumpulkan data dari RPJMD dan BPS Kota Bandung. Tujuan perencanaan dan perancangan gedung Galeri yaitu mewujudkan wadah potensi dengan menggerakan komunitas ekonomi kreatif (ekraf) dan bersama-sama untuk membangun sarana dan pra-sarana sebagai penunjang ekonomi kreatif (ekraf) di Kelurahan KopoKata Kunci: Kampung Kota, galeri, ekonomi kreatif, home industri","PeriodicalId":430786,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur ZONASI","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Arsitektur ZONASI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17509/JAZ.V4I2.31733","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Abstract: This gallery design aims to accommodate 206 Small and Medium Enterprises, 5 food stalls, 32 street vendors, 3 food industries, 8 handicraft industries and 3 clothing industries. This is because there is no place for the potential of Home Industry to become a means of developing new business actors, both micro and macro. This gallery design is located in Kopo Village with an area of 28 hectares consisting of 12 RW and 86 RT which are spatially located in slum areas scattered in Kopo Village according to the Bandung Mayor's Decree regarding Housing and slum settlements in Bandung City.The method used in planning and designing this gallery is a participatory approach. A participatory approach is used as an approach that is closer to the community in order to create a sense of belonging in the Kopo District community. Data collection techniques used were interviews and field observations. As well as data collection from the RPJMD and BPS Kota Bandung. The purpose of planning and designing the Gallery building is to realize its potential container by mobilizing the creative economy community (Ekraf) and jointly building facilities and infrastructure to support the creative economy (Ekraf) in Kopo Village.Keywords: Kampung Kota, gallery, creative economy, home industry Abstrak: Perancangan Galeri ini bertujuan untuk mewadahi 206 UKM, 5 Warung makan, 32 Pedagang kaki lima (PKL), 3 Industri Makanan, 8 Industri Kerajinan dan 3 Industri Pakaian. Karena belum ada wadah potensi Home industry yang menjadi sarana berkembangnya pelaku usaha baru baik itu mikro ataupun makro. Perancangan Galeri ini bertempat di kelurahan Kopo dengan luas wilayah mencapai 28 Ha yang terdiri dari 12 RW dan 86 RT yang secara spasial berada di kawasan permukiman kumuh yang tersebar di Kelurahan Kopo sesuai dengan Kepwal Walikota Bandung tentang perumahan dan permukiman kumuh di Kota Bandung.Metode yang digunakan pada perencanaan dan perancangan galeri ini adalah pendekatan partisipatif. Pendekatan partisipatif di gunakan sebagai pendekatan yang lebih dekat dengan masyarakat agar memunculkan sense of belonging dari masyarakat kawasan kelurahan Kopo. Teknik pengambilan data yang dilakukan adalah melakukan wawancara dan observasi lapangan. Serta mengumpulkan data dari RPJMD dan BPS Kota Bandung. Tujuan perencanaan dan perancangan gedung Galeri yaitu mewujudkan wadah potensi dengan menggerakan komunitas ekonomi kreatif (ekraf) dan bersama-sama untuk membangun sarana dan pra-sarana sebagai penunjang ekonomi kreatif (ekraf) di Kelurahan KopoKata Kunci: Kampung Kota, galeri, ekonomi kreatif, home industri
在万隆市科波区为潜在的工业家庭发展提供了一个画廊
摘要:本画廊设计旨在容纳206家中小企业、5个大排档、32个街头小贩、3个食品行业、8个手工艺品行业和3个服装行业。这是因为在微观和宏观上,没有地方让家庭工业的潜力成为发展新业务参与者的一种手段。这个画廊设计位于Kopo村,占地28公顷,由12个RW和86个RT组成,根据万隆市关于住房和贫民窟住区的市长法令,空间上位于Kopo村分散的贫民窟地区。在规划和设计这个画廊的方法是一种参与式的方法。参与性方法是一种更接近社区的方法,以便在Kopo区社区中创造归属感。使用的数据收集技术是访谈和实地观察。以及从RPJMD和BPS哥打万隆收集的数据。画廊建筑的规划和设计目的是通过动员创意经济社区(Ekraf),共同建设支持Kopo村创意经济(Ekraf)的设施和基础设施,实现其潜在的容器。摘要:Perancangan Galeri ini bertujuan untuk mewadahi 206 UKM, 5 Warung makan, 32 Pedagang kaki lima (PKL), 3 Industri makan, 8 Industri Kerajinan和3 Industri Pakaian。Karena belum ada wadah poteni Home industry yang menjadi sarana berkembangnya pelaku usaha baru baiu mikro ataupun makro。Perancangan Galeri ini bertempat di kelurahan Kopo dengan luas wilayah menapai 28 Ha yang terdiri dari 12 RW dan 86 RT yang secara特别berada di kawasan permukiman kumuh yang tersebar di kelurahan Kopo sesuai dengan kewalkota万隆tentang perumahan dan permukiman kumuh di Kota万隆。Metode yang digunakan pada perancancan和galeri i adalah pendekatan参与。Pendekatan partisipatif di gunakan sebagai Pendekatan yang lebih dekat dengan masyarakat agar memunculkan归属感dari masyarakat kawasan kelurahan Kopo。彭甘比兰的技术数据,yang dilakukan adalah melakukan wawancara和observasi lapangan。Serta mengumpulkan数据达RPJMD和BPS哥打万隆。图片市,甘邦哥打市,甘邦哥打市,甘邦哥打市,甘邦哥打市,甘邦哥打市,甘邦哥打市,甘邦哥打市,甘邦哥打市,甘邦哥打市,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打,甘邦哥打
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信