I. G. Y. S. Tangeb, S. Supriatna, Widodo S Pranowo
{"title":"Analisis Dinamika Sedimentasi pada Alur Pelayaran Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat","authors":"I. G. Y. S. Tangeb, S. Supriatna, Widodo S Pranowo","doi":"10.37875/chartdatum.v9i1.276","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dalam kegiatan pelayaran, sedimentasi yang terjadi dapat berpengaruh terhadap keselamatan bernavigasi bagi kapal – kapal, khususnya yang melintasi alur pelayaran tersebut. Dalam memelihara/ maintenance dari kondisi alur pelayaran dan pelabuhan, diperlukan analisis mengenai dinamika sedimentasi guna menentukan laju serta sebaran dari sedimentasi tersebut. Perhitungan analisis hidrodinamika pasang surut menggunakan metoda Admiralty. Analisa data dari hasil pemodelan numerik menggunakan piranti lunak MIKE 21 yang dievaluasi menggunakan Root Mean Squared Error (RMSE), dimana data hasil pemodelan akan dilaksanakan validasi dengan data primer (survei) yang didapat. Perbandingan elevasi antara hasil penelitian dengan model hidrodinamika untuk kondisi pasang surut diperoleh nilai RMSE sebesar 0,22 m, sedangkan untuk kondisi arus diperoleh nilai RMSE sebesar 0,055 m/s. Adapun untuk kandungan sedimen suspensi rata-rata di alur pelayaran pelabuhan Patimban sebesar 157,86 mg/l, dengan material dasarnya lautnya adalah Clay (Lempung) hingga Sandy Clay (Lempung Pasiran) yang dominasi oleh Clay (Lempung). Laju pengendapan yang terjadi di sekitar dermaga adalah 0,450 cm/th sampai dengan 3,15 cm/th. Pergerakan sedimen di sekitar perairan Patimban dominan disebabkan oleh faktor oseanografi yaitu akibat adanya pergerakan arus dan perbedaan tunggang elevasi muka air laut (pasang surut). Walaupun secara numerik terdapat perbedaan antara data lapangan dan model, namun secara praktis tidak mempengaruhi keamanan pelayaran maupun kegiatan pengembangan pelabuhan yang ada, karena selisih yang terjadi relatif kecil.","PeriodicalId":367041,"journal":{"name":"Jurnal Chart Datum","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Chart Datum","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37875/chartdatum.v9i1.276","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Dalam kegiatan pelayaran, sedimentasi yang terjadi dapat berpengaruh terhadap keselamatan bernavigasi bagi kapal – kapal, khususnya yang melintasi alur pelayaran tersebut. Dalam memelihara/ maintenance dari kondisi alur pelayaran dan pelabuhan, diperlukan analisis mengenai dinamika sedimentasi guna menentukan laju serta sebaran dari sedimentasi tersebut. Perhitungan analisis hidrodinamika pasang surut menggunakan metoda Admiralty. Analisa data dari hasil pemodelan numerik menggunakan piranti lunak MIKE 21 yang dievaluasi menggunakan Root Mean Squared Error (RMSE), dimana data hasil pemodelan akan dilaksanakan validasi dengan data primer (survei) yang didapat. Perbandingan elevasi antara hasil penelitian dengan model hidrodinamika untuk kondisi pasang surut diperoleh nilai RMSE sebesar 0,22 m, sedangkan untuk kondisi arus diperoleh nilai RMSE sebesar 0,055 m/s. Adapun untuk kandungan sedimen suspensi rata-rata di alur pelayaran pelabuhan Patimban sebesar 157,86 mg/l, dengan material dasarnya lautnya adalah Clay (Lempung) hingga Sandy Clay (Lempung Pasiran) yang dominasi oleh Clay (Lempung). Laju pengendapan yang terjadi di sekitar dermaga adalah 0,450 cm/th sampai dengan 3,15 cm/th. Pergerakan sedimen di sekitar perairan Patimban dominan disebabkan oleh faktor oseanografi yaitu akibat adanya pergerakan arus dan perbedaan tunggang elevasi muka air laut (pasang surut). Walaupun secara numerik terdapat perbedaan antara data lapangan dan model, namun secara praktis tidak mempengaruhi keamanan pelayaran maupun kegiatan pengembangan pelabuhan yang ada, karena selisih yang terjadi relatif kecil.