Analisis dan Pemodelan Pencemaran Timbulan Sampah Menggunakan Aplikasi Integrated Waste Management 2 (IWM2) di Kawasan Pesisir Waha Raya, Kabupaten Wakatobi
Muhammad Irpan Sejati Tassakka, Alfi Kusuma Admaja, Indah Alsita, Kezia Gloria Apriliana Runtu, Martina Rahmadani
{"title":"Analisis dan Pemodelan Pencemaran Timbulan Sampah Menggunakan Aplikasi Integrated Waste Management 2 (IWM2) di Kawasan Pesisir Waha Raya, Kabupaten Wakatobi","authors":"Muhammad Irpan Sejati Tassakka, Alfi Kusuma Admaja, Indah Alsita, Kezia Gloria Apriliana Runtu, Martina Rahmadani","doi":"10.15578/JA.V8I1.110","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kawasan Pesisir Waha Raya merupakan 3 dari 90 desa pesisir di Wakatobi dan termasuk dalam zona pemanfaatan wisata. Saat ini, pengelolaan sampah dari aktivitas masyarakat di sana masih belum optimal. Hal ini dapat berdampak pada kualitas ekosistem pesisir dan nilai ekonomi wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi jumlah timbulan sampah, memodelkan dampak pencemaran pada air dan udara akibat timbulan sampah, serta merekomendasikan alternatif sistem pengolahan sampah berkelanjutan di Kawasan Pesisir Waha Raya. Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah menggunakan metode SNI 19-3964-1994, sedangkan metode analisis sistem pengelolaan sampah menggunakan aplikasi Integrated Wasted Management 2 (IWM2). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata timbulan sampah yang dihasilkan di Waha Raya yaitu 1,875 ton/hari atau 0,72 kg/orang/hari. Setelah memodelkan dampak pencemaran pada air dan udara dalam 4 skenario, ditemukan bahwa skenario ke-4 mampu mereduksi zat pencemar partikulat di udara sebanyak 104,8 kg/tahun; CO2 sebesar 102.6 kg/tahun; CH4 36.0 kg/tahun; dan GWP 861.3 kg/tahun. Skenario ke- 4 juga mampu mereduksi tingkat pencemaran air yaitu BOD sebesar 146 kg/tahun, COD sebesar 437 kg/tahun, SS sebesar 24 kg/tahun, dan Fe2+ sebesar 42 kg/tahun. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa penerapan skenario 4 di Kawasan Waha Raya dapat menjadi alternatif pengolahan sampah berkelanjutan. \n \n ","PeriodicalId":142096,"journal":{"name":"Jurnal Airaha","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Airaha","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15578/JA.V8I1.110","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
Kawasan Pesisir Waha Raya merupakan 3 dari 90 desa pesisir di Wakatobi dan termasuk dalam zona pemanfaatan wisata. Saat ini, pengelolaan sampah dari aktivitas masyarakat di sana masih belum optimal. Hal ini dapat berdampak pada kualitas ekosistem pesisir dan nilai ekonomi wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi jumlah timbulan sampah, memodelkan dampak pencemaran pada air dan udara akibat timbulan sampah, serta merekomendasikan alternatif sistem pengolahan sampah berkelanjutan di Kawasan Pesisir Waha Raya. Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah menggunakan metode SNI 19-3964-1994, sedangkan metode analisis sistem pengelolaan sampah menggunakan aplikasi Integrated Wasted Management 2 (IWM2). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata timbulan sampah yang dihasilkan di Waha Raya yaitu 1,875 ton/hari atau 0,72 kg/orang/hari. Setelah memodelkan dampak pencemaran pada air dan udara dalam 4 skenario, ditemukan bahwa skenario ke-4 mampu mereduksi zat pencemar partikulat di udara sebanyak 104,8 kg/tahun; CO2 sebesar 102.6 kg/tahun; CH4 36.0 kg/tahun; dan GWP 861.3 kg/tahun. Skenario ke- 4 juga mampu mereduksi tingkat pencemaran air yaitu BOD sebesar 146 kg/tahun, COD sebesar 437 kg/tahun, SS sebesar 24 kg/tahun, dan Fe2+ sebesar 42 kg/tahun. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa penerapan skenario 4 di Kawasan Waha Raya dapat menjadi alternatif pengolahan sampah berkelanjutan.