Program Program Pembangunan terhadap Tiga Kampung di Distrik Manokwari Utara, Papua Barat: Perspektif Konflik dan Fungsional

Triman Tapi
{"title":"Program Program Pembangunan terhadap Tiga Kampung di Distrik Manokwari Utara, Papua Barat: Perspektif Konflik dan Fungsional","authors":"Triman Tapi","doi":"10.47687/jt.v12i2.204","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perbedaan perspektif menjadi alasan terhambatnya proses pembangunan. Pemerintah pusat, provinsi dan daerah telah berusaha menerapkan beberapa program pembangunan. Pemerintah lebih dominan terhadap nasionalisme dalam modernisasi, memandang Papua sebagai objek, yang mana kontras dengan budaya masyarakat. Oleh karena itu, musyawarah politik memutuskan untuk menyelesaikan perspektif tersebut dengan peraturan No. 21 tahun 2001 tentang peraturan otonomi khusus yang menyebabkan ketergantungan adat tingkat tinggi. Makalah ini membahas perspektif masyarakat suku Arfak di Sairo, Hangouw dan Indesey secara fungsional dan konflik (Mooney et al., 2007).  Metode deskriptif dengan sampel purposif digunakan untuk menjelaskan fenomena bedasarkan data dari peserta. Pengumpulan data berupa kuesioner, kelompok fokus diskusi (FGD), pengamatan, dan wawancara. Secara fungsional, penerapan program pembangunan dilakukan berdasarkan alur perencanaan pembangunan yang disepakati oleh pemerintah daerah dan penguasa local dengan diketahui oleh pemerintah provinsi dan pusat sebagai penyerahan tanggung jawab. Program - program utama yaitu infrastruktur, perumahan, sekolah, rumah sakit, MCK dan air bersih.  Konsep konstruksi sosial yaitu Aske Siros (kemajuan), Oru Eimofoj (menunggu bantuan), Monuh, Ofojingki/Mendes Efes, Ororoisa. Perspektif konflik yaitu adanya pembatasan kuota partisipasi serta penjelasan mengenai program dan anggaran kepada masyarakat. Selanjutnya, konsep Aske Siros tidak berjalan sesuai makna sebenarnya.  Konsep tersebut didominasi oleh penguasa lokal, sementara kepada masyarakat lainya yaitu Oru Eimofoj.  Dengan demikian, secara fungsional, program pembangunan yang diimplementasikan menguntungkan beberapa oknum tertentu. Maka, hal tersebut menjadi suatu ketidakmerataan untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi mereka.","PeriodicalId":116938,"journal":{"name":"JURNAL TRITON","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL TRITON","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47687/jt.v12i2.204","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Perbedaan perspektif menjadi alasan terhambatnya proses pembangunan. Pemerintah pusat, provinsi dan daerah telah berusaha menerapkan beberapa program pembangunan. Pemerintah lebih dominan terhadap nasionalisme dalam modernisasi, memandang Papua sebagai objek, yang mana kontras dengan budaya masyarakat. Oleh karena itu, musyawarah politik memutuskan untuk menyelesaikan perspektif tersebut dengan peraturan No. 21 tahun 2001 tentang peraturan otonomi khusus yang menyebabkan ketergantungan adat tingkat tinggi. Makalah ini membahas perspektif masyarakat suku Arfak di Sairo, Hangouw dan Indesey secara fungsional dan konflik (Mooney et al., 2007).  Metode deskriptif dengan sampel purposif digunakan untuk menjelaskan fenomena bedasarkan data dari peserta. Pengumpulan data berupa kuesioner, kelompok fokus diskusi (FGD), pengamatan, dan wawancara. Secara fungsional, penerapan program pembangunan dilakukan berdasarkan alur perencanaan pembangunan yang disepakati oleh pemerintah daerah dan penguasa local dengan diketahui oleh pemerintah provinsi dan pusat sebagai penyerahan tanggung jawab. Program - program utama yaitu infrastruktur, perumahan, sekolah, rumah sakit, MCK dan air bersih.  Konsep konstruksi sosial yaitu Aske Siros (kemajuan), Oru Eimofoj (menunggu bantuan), Monuh, Ofojingki/Mendes Efes, Ororoisa. Perspektif konflik yaitu adanya pembatasan kuota partisipasi serta penjelasan mengenai program dan anggaran kepada masyarakat. Selanjutnya, konsep Aske Siros tidak berjalan sesuai makna sebenarnya.  Konsep tersebut didominasi oleh penguasa lokal, sementara kepada masyarakat lainya yaitu Oru Eimofoj.  Dengan demikian, secara fungsional, program pembangunan yang diimplementasikan menguntungkan beberapa oknum tertentu. Maka, hal tersebut menjadi suatu ketidakmerataan untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi mereka.
不同的观点阻碍了发展过程。中央政府、省级和地区一直在努力实施一些建设项目。在现代化国家主义中,政府占主导地位,视巴布亚为一个目标,与社区文化形成鲜明对比。因此,政治审议决定以2001年的《特殊自治条例》第21号来解决这个观点,这导致了高度的海关依赖。本文讨论了Sairo、Hangouw和Indesey在功能上与冲突的afak民族观点(Mooney et al. 2007)。用一种带有样本的描述性方法来解释参与者的数据基础现象。数据收集问卷、讨论焦点小组(FGD)、观察和采访。从功能上讲,建设项目的实施是根据地方政府和地方统治者同意的建设计划计划,省政府和中央政府知道这些计划是负责任的。主要项目包括基础设施、住房、学校、医院、MCK和清洁水。社会建设的概念是Aske Siros(进展),Oru Eimofoj(等待帮助),Monuh, Ofojingki/Mendes Efes, Ororoisa。冲突的观点是限制参与的配额和向公众解释计划和预算。其次,Aske Siros的概念与它的实际含义并不一致。这个概念被当地统治者主导,而另一个社会,Eimofoj Oru。因此,从功能上讲,落实建设项目将有利于几个特定的人。因此,这成为改善他们的社会经济生活的不平等。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信