Ida Adha Anrosana Pongoh, D. Rahmawati, N. Wahyono, Uyun erma Malika
{"title":"Penerapan Drip Irrigation dan Teknik Penyinaran untuk Meningkatkan Produksi pada Budidaya Buah Naga","authors":"Ida Adha Anrosana Pongoh, D. Rahmawati, N. Wahyono, Uyun erma Malika","doi":"10.25047/agrimas.v1i1.2","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Usaha tani buah naga memiliki potensi yang cukup besar untuk terus dikembangkan, terbukti permintaan atas buah naga di pasar yang masih cukup tinggi. Budidaya buah naga juga sangat cocok dikembangkan di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di sekitar wilayah Jawa Timur, karena pada dasarnya buah naga dapat dibudidayakan baik di lahan kering ataupun basah, tanah bebatuan seperti lahan karst atau di lahan lembek seperti lahan gambut. Selain itu, tersedianya varietas-varietas buah naga yang sudah disertifikasi pemerintah seperti varietas yang memililiki produktifitas yang mampu mencapai dua puluh lima tahun masa produktif dalam sekali penanaman sangat mendukung dalam pengembangan kegiatan budidaya buah naga. Kabupaten Jember merupakan salah satu wilayah penghasil buah naga di Jawa Timur, seperti halnya yang dilakukan oleh CV Naura Farm yang selanjutnya disebut mitra dalam kegiatan ini. Mitra menghadapi beberapa kendala dalam melakukan usahanya tersebut, yaitu berkaitan dengan produktifitas hasil panen yang kurang optimal. Hal tersebut disebabkan karena kebutuhan air dan pencahayaan pada tanaman buah naga yang belum tercukupi secara maksimal. Kebutuhan air harus terpenuhi untuk meminimalisir kerontokan bunga yang menyebabkan penurunan produksi buah naga. Selain itu, buah naga merupakan tanaman yang membutuhkan cahaya matahari maksimal 13 jam per hari, namun hal ini belum terpenuhi secara maksimal sehingga buah naga akan berbuah hanya pada waktu tertentu saja. Secara ekonomi, kondisi ini cukup merugikan bagi para petani buah naga. Oleh karena itu, melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diberikan solusi peningkatan produktivitas buah naga dengan menawarkan suatu inovasi berupa pengairan sistem tetes (drip irrigation) dan teknik penyinaran. Teknologi ini mampu mengatasi kecukupan pengairan dan memaksimalkan pembungaan, sehingga harapannya hasil produksi buah naga yang diusahakan oleh mitra dapat meningkat.","PeriodicalId":315209,"journal":{"name":"Agrimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Pertanian","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Agrimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Pertanian","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25047/agrimas.v1i1.2","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Usaha tani buah naga memiliki potensi yang cukup besar untuk terus dikembangkan, terbukti permintaan atas buah naga di pasar yang masih cukup tinggi. Budidaya buah naga juga sangat cocok dikembangkan di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di sekitar wilayah Jawa Timur, karena pada dasarnya buah naga dapat dibudidayakan baik di lahan kering ataupun basah, tanah bebatuan seperti lahan karst atau di lahan lembek seperti lahan gambut. Selain itu, tersedianya varietas-varietas buah naga yang sudah disertifikasi pemerintah seperti varietas yang memililiki produktifitas yang mampu mencapai dua puluh lima tahun masa produktif dalam sekali penanaman sangat mendukung dalam pengembangan kegiatan budidaya buah naga. Kabupaten Jember merupakan salah satu wilayah penghasil buah naga di Jawa Timur, seperti halnya yang dilakukan oleh CV Naura Farm yang selanjutnya disebut mitra dalam kegiatan ini. Mitra menghadapi beberapa kendala dalam melakukan usahanya tersebut, yaitu berkaitan dengan produktifitas hasil panen yang kurang optimal. Hal tersebut disebabkan karena kebutuhan air dan pencahayaan pada tanaman buah naga yang belum tercukupi secara maksimal. Kebutuhan air harus terpenuhi untuk meminimalisir kerontokan bunga yang menyebabkan penurunan produksi buah naga. Selain itu, buah naga merupakan tanaman yang membutuhkan cahaya matahari maksimal 13 jam per hari, namun hal ini belum terpenuhi secara maksimal sehingga buah naga akan berbuah hanya pada waktu tertentu saja. Secara ekonomi, kondisi ini cukup merugikan bagi para petani buah naga. Oleh karena itu, melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diberikan solusi peningkatan produktivitas buah naga dengan menawarkan suatu inovasi berupa pengairan sistem tetes (drip irrigation) dan teknik penyinaran. Teknologi ini mampu mengatasi kecukupan pengairan dan memaksimalkan pembungaan, sehingga harapannya hasil produksi buah naga yang diusahakan oleh mitra dapat meningkat.