Faktor Risiko Kematian Neonatal Di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Sumba Timur

Masrida Sinaga, Keristina Br. Ginting
{"title":"Faktor Risiko Kematian Neonatal Di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Sumba Timur","authors":"Masrida Sinaga, Keristina Br. Ginting","doi":"10.32734/st.v2i2.468","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Angka Kematian Bayi (AKB) sampai saat ini masih tinggi di Indonesia, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (Provinsi NTT) merupakan salah satu penyumbang tingginya AKB tersebut, paling tinggi angka di Kab. Sumba Timur dan Timor Tengah Selatan. Kematian neonatal bisa terjadi karena faktor risiko pada ibu dan juga anak. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kematian neonatal, agar dapat dikembangkan model pengendaliannya. Penelitian menggunakan desain kasus kontrol, dengan populasi adalah semua bayi baru lahir yang bersalin di dan tercatat di RSUD dan Puskesmas perawatan yang berlokasi di Kabupaten TTS dan Sumba Timur pada tahun 2016. Sampel kasus adalah 116 kasus kematian neonatal, dan kontrol adalah 232 neonatal hidup yang merupakan tetangga terdekat kasus dengan status sosial ekonomi yang disamakan. Data dianalisis secara deskriptif dan inferensial, yakni analisis data univariabel, bivariabel (uji chi-square), dan multivariabel (uji regresi logistik ganda). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kematian neonatal di Kab. TTS (81,7%) dan Kab. Sumba Timur (86,4%) terjadi pada neonatal dini, sebagian besar disebabkan asfiksia (69,2%). Faktor risiko ibu yang berhubungan dengan kematian neonatal adalah tingkat pendidikan ibu (p-value = 0,02), status gizi (anemi/KEK) (p-value = 0,000), komplikasi (p-value = 0,000), dan praktek ANC (p-value = 0,000). Semua faktor risiko anak yang diteliti yakni prematuritas (p-value = 0,000), berat bayi lahir (p-value = 0,000), asfiksia (p-value = 0,000) dan infeksi (p-value = 0,000) berhubungan dengan kematian neonatal. Sebagian besar bayi yang lahir dengan BBLR (65,5%), dengan asfiksia (69,0%) mengalami kematian neonatal. Hasil uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa komplikasi pada ibu (p-value = 0,000), anemi (p-value = 0,01), asfiksia (p-value = 0,000), BBLR (p-value = 0,001) dan prematuritas (p-value=0,012) merupakan faktor yang paling berisiko terhadap kematian neonatal. Perlu upaya pencegahan komplikasi pada ibu hamil/melahirkan dan peningkatan kesehatan serta status gizi ibu sebelum dan saat hamil, agar anak yang dilahirkan tidak BBLR, asfiksia, dan prematur, sehingga kematian neonatal bisa dicegah. \n  \nInfant Mortality Ratio (MMR) in Indonesia remains high, and the Province of Nusa Tenggara Timur (NTT) is one of the contributors to the high IMR, the highest mortality occurred in the districts of Sumba Timur and Timor Tengah Selatan. Neonatal deaths are due to risk factors faced by women and children. The objective of this research is to analyze factors influencing neonatal death, which serve to contribute to the development of a control model. This research employs control case design, where the population consists of all neonates born (and recorded) at district hospitals and inpatient health centers located in the districts of Timor Tengah Selatan and Sumba Timur, within the year of 2016. The sample consists 116 neonatal deaths, and the control consists of 232 live neonates within the closest neighborhood, with equated socio-economic status. Data are analyzed descriptively and inferentially, through uni-variable, bi-variable (chi-square-test), and multi-variable (multiple logistic regression test) analyses. \nResults of this research show that most neonatal death in TTS (81.7%) and Sumba Timur (86.4%) districts occurred within the early neonates, and those are mostly caused by asphyxia (69.2%). Risk factors faced by women relevant to neonatal deaths are women’s level of education (p-value = 0.02), nutritional status (anemia/Chronic Energy Deficiency) (p-value = 0.000), complication (p-value = 0.000), and ANC practice (p-value = 0.000). All researched risk factors raced by neonates are prematurity (p-value = 0.000), birthweight (p-value = 0.000), asphyxia (p-value = 0.000) and neonatal death related infection (p-value = 0,000). Most of infants are born with Low Birthweight (65.5%), and asphyxia (69.0%) died as neonates. Results of multiple logistic regression test show that complication suffered by women (p-value = 0.000), anemia (p-value = 0.01), asphyxia (p-value = 0.000), Low Birthweight (p-value = 0.001) and prematurity (p-value = 0.012) are the highest risk factors for neonatal deaths. Prevention of complication among pregnant women/women in labor and improvement of nutritional status of women before and during pregnancy are required to ensure that infants are not born with low birthweight, asphyxia, and prematurely, which in turn prevent neonatal deaths.","PeriodicalId":117967,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Science and Technology (ST)","volume":"150 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Talenta Conference Series: Science and Technology (ST)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32734/st.v2i2.468","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Angka Kematian Bayi (AKB) sampai saat ini masih tinggi di Indonesia, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (Provinsi NTT) merupakan salah satu penyumbang tingginya AKB tersebut, paling tinggi angka di Kab. Sumba Timur dan Timor Tengah Selatan. Kematian neonatal bisa terjadi karena faktor risiko pada ibu dan juga anak. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kematian neonatal, agar dapat dikembangkan model pengendaliannya. Penelitian menggunakan desain kasus kontrol, dengan populasi adalah semua bayi baru lahir yang bersalin di dan tercatat di RSUD dan Puskesmas perawatan yang berlokasi di Kabupaten TTS dan Sumba Timur pada tahun 2016. Sampel kasus adalah 116 kasus kematian neonatal, dan kontrol adalah 232 neonatal hidup yang merupakan tetangga terdekat kasus dengan status sosial ekonomi yang disamakan. Data dianalisis secara deskriptif dan inferensial, yakni analisis data univariabel, bivariabel (uji chi-square), dan multivariabel (uji regresi logistik ganda). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kematian neonatal di Kab. TTS (81,7%) dan Kab. Sumba Timur (86,4%) terjadi pada neonatal dini, sebagian besar disebabkan asfiksia (69,2%). Faktor risiko ibu yang berhubungan dengan kematian neonatal adalah tingkat pendidikan ibu (p-value = 0,02), status gizi (anemi/KEK) (p-value = 0,000), komplikasi (p-value = 0,000), dan praktek ANC (p-value = 0,000). Semua faktor risiko anak yang diteliti yakni prematuritas (p-value = 0,000), berat bayi lahir (p-value = 0,000), asfiksia (p-value = 0,000) dan infeksi (p-value = 0,000) berhubungan dengan kematian neonatal. Sebagian besar bayi yang lahir dengan BBLR (65,5%), dengan asfiksia (69,0%) mengalami kematian neonatal. Hasil uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa komplikasi pada ibu (p-value = 0,000), anemi (p-value = 0,01), asfiksia (p-value = 0,000), BBLR (p-value = 0,001) dan prematuritas (p-value=0,012) merupakan faktor yang paling berisiko terhadap kematian neonatal. Perlu upaya pencegahan komplikasi pada ibu hamil/melahirkan dan peningkatan kesehatan serta status gizi ibu sebelum dan saat hamil, agar anak yang dilahirkan tidak BBLR, asfiksia, dan prematur, sehingga kematian neonatal bisa dicegah.   Infant Mortality Ratio (MMR) in Indonesia remains high, and the Province of Nusa Tenggara Timur (NTT) is one of the contributors to the high IMR, the highest mortality occurred in the districts of Sumba Timur and Timor Tengah Selatan. Neonatal deaths are due to risk factors faced by women and children. The objective of this research is to analyze factors influencing neonatal death, which serve to contribute to the development of a control model. This research employs control case design, where the population consists of all neonates born (and recorded) at district hospitals and inpatient health centers located in the districts of Timor Tengah Selatan and Sumba Timur, within the year of 2016. The sample consists 116 neonatal deaths, and the control consists of 232 live neonates within the closest neighborhood, with equated socio-economic status. Data are analyzed descriptively and inferentially, through uni-variable, bi-variable (chi-square-test), and multi-variable (multiple logistic regression test) analyses. Results of this research show that most neonatal death in TTS (81.7%) and Sumba Timur (86.4%) districts occurred within the early neonates, and those are mostly caused by asphyxia (69.2%). Risk factors faced by women relevant to neonatal deaths are women’s level of education (p-value = 0.02), nutritional status (anemia/Chronic Energy Deficiency) (p-value = 0.000), complication (p-value = 0.000), and ANC practice (p-value = 0.000). All researched risk factors raced by neonates are prematurity (p-value = 0.000), birthweight (p-value = 0.000), asphyxia (p-value = 0.000) and neonatal death related infection (p-value = 0,000). Most of infants are born with Low Birthweight (65.5%), and asphyxia (69.0%) died as neonates. Results of multiple logistic regression test show that complication suffered by women (p-value = 0.000), anemia (p-value = 0.01), asphyxia (p-value = 0.000), Low Birthweight (p-value = 0.001) and prematurity (p-value = 0.012) are the highest risk factors for neonatal deaths. Prevention of complication among pregnant women/women in labor and improvement of nutritional status of women before and during pregnancy are required to ensure that infants are not born with low birthweight, asphyxia, and prematurely, which in turn prevent neonatal deaths.
婴儿死亡率(AKB)目前在印度尼西亚仍然很高,东努萨省(NTT省)是最高的AKB捐款者之一,是Kab最高的捐款者之一。东帝汶东部和东帝汶中南部的Sumba。新生儿的死亡可能是由于母亲和孩子的危险因素造成的。本研究的目的是分析影响新生儿死亡的因素,以便开发控制模型。2016年,位于TTS和Sumba east区的地区的地区和医疗中心的所有新生儿都是通过控制案例设计进行研究的。样本为116例新生儿死亡,控制是附近的社会经济地位相似的病例。数据是通过描述性和推论来分析的,即单变量、单变量(chi square测试)和多变量(双重物流回归测试)。研究结果表明,Kab的大多数新生儿死亡。TTS(81.7%)和Kab。东桑巴(86.4%)发生在新生儿身上,主要是由于窒息(69.2%)。母亲与新生儿死亡相关的风险因素包括母亲的教育水平(p-value = 0.02)、营养状况(p-value =上位)、并发症(p-value =上位)和实践。研究儿童的所有风险因素,新生儿的体重,窒息和感染都与新生儿的死亡有关。大多数新生儿出生时是BBLR(65.5%),窒息者(69.0%)。双重物流回归测试显示,母亲的并发症(p-value=0 - 01)、窒息(p-value=0 - 001)、BBLR (p-value=0 - 001)和产前因素(p-value=0 . 012)是最容易导致新生儿死亡的因素。需要预防孕妇并发症以及孕产前和孕产前母亲的健康和营养状况的提高,这样出生的孩子就不会来得BBLR、窒息和早产儿,从而预防新生儿的死亡。印度尼西亚仍然处于死亡状态,东努萨东南部的省份(NTT)是最高权力的国家之一,最高机密的死亡人数发生在东中桑巴岛和东帝汶中部中部的地区。妇女和儿童将面临风险因素。这项研究的目的是分析死亡的影响因素,这与控制模型的发展有关。这项研究的employs控制了案件设计,2016年,在东帝汶中南部和东桑巴地区,所有居民的记录都记录在那里。样本公司有116名死亡的新生儿,控制的是232名生命维持者在最近的社区,具有社会经济地位。数据分析是对未知变量、双变量和多变量分析。这项研究的结果显示,大多数新生儿在TTS(81.7%)和east Sumba(86.4%)中占多数,这些地区受到窒息(69.2%)的影响。妇女面临的危险因素是教育水平(p-value = 0.02)、营养地位(p-value = 20,000)、计算(p-value = 20,000)和非正常运作(p-value = 20,000)。所有的研究风险因素都被提名为p值、亲生体重、窒息和新生儿相关的死亡相关因素。大多数婴儿出生时出生低(65% .5%),而窒息(69.0%)已经死亡。许多理性回归测试的结果由妇女提出,贫血(p-value = 0.01),消瘦(p-value = 0000.1),低出生能力(p-value = 0.001)和预产性(p-value = 0.012),是新生儿最危险的因素。在怀孕前和怀孕期间,怀孕前和怀孕前妇女的国家都要确保,这些婴儿不是出生低、消瘦和过早死亡的prevent。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信