Pendidikan Politik dan Isu Agama dalam Pilpres (Studi pada Mahasiswa IAIN Manado dan UIN Makassar) (Political Education and Religious Issues in the Presidential Election (Study on Students of IAIN Manado and UIN Makassar))
{"title":"Pendidikan Politik dan Isu Agama dalam Pilpres (Studi pada Mahasiswa IAIN Manado dan UIN Makassar) (Political Education and Religious Issues in the Presidential Election (Study on Students of IAIN Manado and UIN Makassar))","authors":"Sahari Sahari, Andi Fikra Pratiwi Arifuddin","doi":"10.30984/PP.V25I1.1424","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak The purpose of this research is tofind out student opinions on religious polarization on social media in the 2019 presidential and vice presidential elections, and how social media educates new voters (melinial). The method used is qualitative, the reason is because this research requires field data that is actual and contextual, qualitative methods have a very high degree of adaptability so that researchers can adjust to situations and conditions that are constantly changing when data collection. This research found some important notes that manysocial media which makes use of religious issues and a religious polarization strategy to win certain candidates in the 2019 presidential election, because it is considered effective in influencing the attitudes of voters, especially from millennials (students), even though many political experts claim / admit that playing religious sentiment violates ethics and is not good for millennial generation political education. Apart from being a campaign tool, social media is also used as an effort and strategy to provide political education for the millennial generation by stakeholders, such as the KPU and Bawaslu, in order to avoid exposure to hoax news, black campaigen, money politics and so on which can injure the greatness of the democratic party. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat mahasiswa terhadap polarisasi agama di media sosial pada pemilihan presiden dan wakil presiden Tahun 2019, dan bagaimana media sosial mengedukasi pemilih pemula (melinial). Metode yang digunakan yakni kualitatif, alasannya karena penelitian ini membutuhkan data lapangan yang bersifat aktual dan kontekstual, metode kualitatif memliki tingkat adaptabilitas yang sangat tinggi sehingga peneliti bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang senantiasa berubah saat pengambilan data. Penelitian ini menenemukan beberapa catatan penting bahwa banyak media sosial yang memanfaatkan issu agama dan strategi polarisasi agama untuk memenangkan calon tertentu pada pemilihan pilpres 2019, karena diangap efektif untuk mempengaruhi sikap pemilih terutama dari kalangan milenial (mahasiswa), padahal banyak pakar politik yang menyatakan/mengakui bahwa memainkan sentiment agama melanggar etika dan kurang baik untuk pendidikan politik generasi milenial. Selain sebagai alat kampanye, media sosial juga dimanfatkan sebagai usaha dan strategi untuk memberikan pendidikan politik bagi generasi milenial oleh pemangku kepentingan, seperti KPU dan Bawaslu, agar terhindar dari paparan berita Hoax, black campaigen, money politik dan sebagainya yang dapat menciderai khitmadnya pesta demokrasi. Kata kunci: isu agama, pendidikan politik, media sosial.","PeriodicalId":350259,"journal":{"name":"Potret Pemikiran","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Potret Pemikiran","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30984/PP.V25I1.1424","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstrak The purpose of this research is tofind out student opinions on religious polarization on social media in the 2019 presidential and vice presidential elections, and how social media educates new voters (melinial). The method used is qualitative, the reason is because this research requires field data that is actual and contextual, qualitative methods have a very high degree of adaptability so that researchers can adjust to situations and conditions that are constantly changing when data collection. This research found some important notes that manysocial media which makes use of religious issues and a religious polarization strategy to win certain candidates in the 2019 presidential election, because it is considered effective in influencing the attitudes of voters, especially from millennials (students), even though many political experts claim / admit that playing religious sentiment violates ethics and is not good for millennial generation political education. Apart from being a campaign tool, social media is also used as an effort and strategy to provide political education for the millennial generation by stakeholders, such as the KPU and Bawaslu, in order to avoid exposure to hoax news, black campaigen, money politics and so on which can injure the greatness of the democratic party. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat mahasiswa terhadap polarisasi agama di media sosial pada pemilihan presiden dan wakil presiden Tahun 2019, dan bagaimana media sosial mengedukasi pemilih pemula (melinial). Metode yang digunakan yakni kualitatif, alasannya karena penelitian ini membutuhkan data lapangan yang bersifat aktual dan kontekstual, metode kualitatif memliki tingkat adaptabilitas yang sangat tinggi sehingga peneliti bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang senantiasa berubah saat pengambilan data. Penelitian ini menenemukan beberapa catatan penting bahwa banyak media sosial yang memanfaatkan issu agama dan strategi polarisasi agama untuk memenangkan calon tertentu pada pemilihan pilpres 2019, karena diangap efektif untuk mempengaruhi sikap pemilih terutama dari kalangan milenial (mahasiswa), padahal banyak pakar politik yang menyatakan/mengakui bahwa memainkan sentiment agama melanggar etika dan kurang baik untuk pendidikan politik generasi milenial. Selain sebagai alat kampanye, media sosial juga dimanfatkan sebagai usaha dan strategi untuk memberikan pendidikan politik bagi generasi milenial oleh pemangku kepentingan, seperti KPU dan Bawaslu, agar terhindar dari paparan berita Hoax, black campaigen, money politik dan sebagainya yang dapat menciderai khitmadnya pesta demokrasi. Kata kunci: isu agama, pendidikan politik, media sosial.
本研究的目的是了解学生对2019年总统和副总统选举中社交媒体上宗教两极分化的看法,以及社交媒体如何教育新选民(melial)。所使用的方法是定性的,原因是由于本研究需要的现场数据是真实的和上下文相关的,定性方法具有非常高的适应性,使研究人员可以在数据收集时适应不断变化的情况和条件。这项研究发现了一些重要的注意事项,许多社交媒体利用宗教问题和宗教两极分化策略在2019年总统选举中赢得某些候选人,因为它被认为有效地影响了选民的态度,特别是千禧一代(学生)的态度,尽管许多政治专家声称/承认玩弄宗教情绪违反道德,不利于千禧一代的政治教育。除了作为一种竞选工具,社交媒体也被KPU和Bawaslu等利益相关者作为一种向千禧一代提供政治教育的努力和策略,以避免暴露于恶作剧新闻,黑色竞选,金钱政治等可能损害民主党伟大的东西。摘要:Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat mahasiswa terhadap polarisasagama di media social pada penilihan presiden wakil presiden Tahun 2019, dan bagaimana media social mengedukasi pemilih pemula (melial)。方法yang digunakan yakni kalitatif, alasannya karena penelitian ini membutuhkan数据,方法kalitanyang bersifat实际情况和kontekstual数据,方法kalitanyang sangat tinggi seingga peneliti bisa menyesuaikan dengan情况,方法dankondisi yang senantiasa berubah saat pengambilan数据。Penelitian ini menenemukan beberapa catatan囚禁bahwa banyak媒体sosial杨memanfaatkan issu蜥蜴丹strategi polarisasi蜥蜴为她memenangkan calon tertentu篇pemilihan pilpres 2019年,林嘉欣diangap efektif为她mempengaruhi sikap pemilih terutama达里语kalangan milenial (mahasiswa) padahal banyak pakar政治杨menyatakan / mengakui bahwa memainkan情绪蜥蜴melanggar etika丹kurang baik为她pendidikan政治generasi milenial。Selain sebagai alat kampanye,媒体社会juga dimanfatkan sebagai usaha dan strategi untuk成员,kan pendidikan politik bagi generasi千禧一代oleh pemangku kepentingan, perperti KPU dan Bawaslu, agar terhindar dari paparan berita Hoax,黑色竞选,金钱政治dan sebagainya yang dapat menderai khitmadnya pesta demokrasi。Kata kunci: isu agama, pendidikan政治,媒体社会。