{"title":"Pemetaan Perubahan Luasan Mangrove Melalui Analisis Citra Satelit Landsat di Tangkolak Barat, Karawang, Jawa Barat","authors":"Lastri Aritonang, Elisa Septyani, Luscacini Maria","doi":"10.23960/jgrs.2022.v3i1.69","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai hutan mangrove (hutan bakau) terbesar di dunia, yaitu mencapai 8,60 juta hektar, walaupun saat ini telah dilaporkan sekitar 5,30 juta hektar jumlah hutan itu ternyata telah rusak. Keberadaan mangrove di pesisir Tangkolak merupakan potensi yang menguntungkan bagi masyarakat sekitar. Potensi tersebut, pada masa mendatang dapat untuk mengisi peluang yang ada bila ditunjang adanya dukungan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan perubahan luasan mangrove dengan menganalisis dua data citra satelit yaitu citra Landsat 8 tahun 2015 dan citra Landsat 8 tahun 2021. Metode yang digunakan yaitu Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) menggunakan software ArcGIS 10. Berdasarkan hasil data penelitian yang telah dilakukan, pada hasil pengolahan NDVI ini didapatkan nilai -0,742 hingga 0,4964 untuk citra tahun 2015. Sedangkan, untuk citra tahun 2021 didapatkan nilai -0,7373 hingga 0,608. Adapun luas persebaran mangrove telah diketahui meningkat dari tahun 2015 hingga tahun 2021. Pada tahun 2015, mangrove pada arah barat memiliki luas sebesar 10,856653 ha dan 9,844759 ha pada arah timur. Kemudian pada tahun 2021, mangrove pada arah barat memiliki luas 40,507648 ha dan 28,937118 ha pada arah timur. Dari ketiga kelas kerapatan dapat disimpulkan bahwa pada kurun waktu 6 tahun mangrove mengalami perubahan kerapatan vegetasi yang signifikan dan bernilai baik.","PeriodicalId":422784,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Remote Sensing","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Geosains dan Remote Sensing","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23960/jgrs.2022.v3i1.69","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai hutan mangrove (hutan bakau) terbesar di dunia, yaitu mencapai 8,60 juta hektar, walaupun saat ini telah dilaporkan sekitar 5,30 juta hektar jumlah hutan itu ternyata telah rusak. Keberadaan mangrove di pesisir Tangkolak merupakan potensi yang menguntungkan bagi masyarakat sekitar. Potensi tersebut, pada masa mendatang dapat untuk mengisi peluang yang ada bila ditunjang adanya dukungan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan perubahan luasan mangrove dengan menganalisis dua data citra satelit yaitu citra Landsat 8 tahun 2015 dan citra Landsat 8 tahun 2021. Metode yang digunakan yaitu Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) menggunakan software ArcGIS 10. Berdasarkan hasil data penelitian yang telah dilakukan, pada hasil pengolahan NDVI ini didapatkan nilai -0,742 hingga 0,4964 untuk citra tahun 2015. Sedangkan, untuk citra tahun 2021 didapatkan nilai -0,7373 hingga 0,608. Adapun luas persebaran mangrove telah diketahui meningkat dari tahun 2015 hingga tahun 2021. Pada tahun 2015, mangrove pada arah barat memiliki luas sebesar 10,856653 ha dan 9,844759 ha pada arah timur. Kemudian pada tahun 2021, mangrove pada arah barat memiliki luas 40,507648 ha dan 28,937118 ha pada arah timur. Dari ketiga kelas kerapatan dapat disimpulkan bahwa pada kurun waktu 6 tahun mangrove mengalami perubahan kerapatan vegetasi yang signifikan dan bernilai baik.