{"title":"Implementasi Metode Bagdadi bagi Peningkatan Kualitas Baca Al-Qur’an di Pondok Pesantren Daarusshofwah","authors":"Nazli Arfah Nasution, Ina Salmah Febriani","doi":"10.32678/geneologipai.v10i1.8089","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAK \n \nIndonesia dikenal sebagai negara dengan penduduk Islam terbanyak di dunia. Rilis dari World Population Review (WPR) tahun 2020 menguraikan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebanyak 273.500.000 jiwa. Dari jumlah tersebut, presentase umat Islam berjumlah 87,2 persen atau setara 229 juta jiwa. Jumlah ini tentu menggembirakan sekaligus menjadi tantangan utamanya dalam kemampuan membaca Alquran. Ketua Yayasan Indonesia Mengaji, Komjen Pol Dr (HC) Syafruddin, yang dikutip dari republika.co.id menyampaikan, sebanyak 65 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak bisa membaca Alquran. Data ini mengacu pada kajian dan penelitian mendalam oleh organisasi pemuda Islam dan tokoh-tokoh pemuda Islam. \nBeberapa organisasi pemuda Islam dan tokoh-tokoh pemuda melakukan penelitian yang mendalam tentang kemampuan membaca Alquran di kalangan umat Muslim Indonesia. Alhasil, ditemukan, hanya 35 persen atau sekitar 80 juta penduduk Muslim di Indonesia yang bisa membaca Alquran. Sisanya, 65 persen atau sekitar 149 juta penduduk Muslim tidak bisa membaca kitab sucinya. \nBerdasarkan fakta di atas, metode Bagdadi sebagai salah satu metode membaca Alquran menjadi jawaban. Metode yang lahir di era sebelum 1980-an kemudian disempurnakan oleh Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra wal Huffadz Nahdlatul Ulama (PP-JQHNU) telah diperkenalkan dan dipelajari di seluruh Indonesia. Tak jauh berbeda dengan beberapa metode lainnya semisal metode Yanbu’a, Ummi, al-Barqi, Qiraati, Utsmani, Jibril, hingga Iqra’, metode ini terfokus untuk meningkatkan kualitas baca al-Quran. Baik metode Bagdadi maupun beberapa metode membaca al-Quran yang telah disebutkan di atas bertujuan agar umat Islam bukan saja mengenal huruf namun mampu membaca huruf sesuai dengan makharijul huruf (tempat keluarnya huruf) beserta shifatul huruf (sifat-sifat huruf). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan objek kajian di Pondok Pesantren Daarus Sofwah, Kabupaten Bogor yang telah mengimplementasikan metode Bagdadi untuk meningkatkan kualitas baca Alquran santri. Ditemukan bahwa metode Bagdadi mampu menjadi salah satu cara agar santri gemar mempelajari dan membaca Alquran meskipun ada beberapa yang merasa kesulitan terhadap metode ini. Peran guru sangat menentukan dalam keberhasilan metode ini agar kualitas membaca Alquran santri meningkat.","PeriodicalId":217896,"journal":{"name":"Geneologi PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Geneologi PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32678/geneologipai.v10i1.8089","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
ABSTRAK
Indonesia dikenal sebagai negara dengan penduduk Islam terbanyak di dunia. Rilis dari World Population Review (WPR) tahun 2020 menguraikan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebanyak 273.500.000 jiwa. Dari jumlah tersebut, presentase umat Islam berjumlah 87,2 persen atau setara 229 juta jiwa. Jumlah ini tentu menggembirakan sekaligus menjadi tantangan utamanya dalam kemampuan membaca Alquran. Ketua Yayasan Indonesia Mengaji, Komjen Pol Dr (HC) Syafruddin, yang dikutip dari republika.co.id menyampaikan, sebanyak 65 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak bisa membaca Alquran. Data ini mengacu pada kajian dan penelitian mendalam oleh organisasi pemuda Islam dan tokoh-tokoh pemuda Islam.
Beberapa organisasi pemuda Islam dan tokoh-tokoh pemuda melakukan penelitian yang mendalam tentang kemampuan membaca Alquran di kalangan umat Muslim Indonesia. Alhasil, ditemukan, hanya 35 persen atau sekitar 80 juta penduduk Muslim di Indonesia yang bisa membaca Alquran. Sisanya, 65 persen atau sekitar 149 juta penduduk Muslim tidak bisa membaca kitab sucinya.
Berdasarkan fakta di atas, metode Bagdadi sebagai salah satu metode membaca Alquran menjadi jawaban. Metode yang lahir di era sebelum 1980-an kemudian disempurnakan oleh Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra wal Huffadz Nahdlatul Ulama (PP-JQHNU) telah diperkenalkan dan dipelajari di seluruh Indonesia. Tak jauh berbeda dengan beberapa metode lainnya semisal metode Yanbu’a, Ummi, al-Barqi, Qiraati, Utsmani, Jibril, hingga Iqra’, metode ini terfokus untuk meningkatkan kualitas baca al-Quran. Baik metode Bagdadi maupun beberapa metode membaca al-Quran yang telah disebutkan di atas bertujuan agar umat Islam bukan saja mengenal huruf namun mampu membaca huruf sesuai dengan makharijul huruf (tempat keluarnya huruf) beserta shifatul huruf (sifat-sifat huruf). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan objek kajian di Pondok Pesantren Daarus Sofwah, Kabupaten Bogor yang telah mengimplementasikan metode Bagdadi untuk meningkatkan kualitas baca Alquran santri. Ditemukan bahwa metode Bagdadi mampu menjadi salah satu cara agar santri gemar mempelajari dan membaca Alquran meskipun ada beberapa yang merasa kesulitan terhadap metode ini. Peran guru sangat menentukan dalam keberhasilan metode ini agar kualitas membaca Alquran santri meningkat.