Kebebasan dan Keterikatan Berfikir Manusia Perspektif Theologi Modern

Jurnal RASI Pub Date : 2021-01-09 DOI:10.52496/RASI.V1I2.47
Rovi Husnaini
{"title":"Kebebasan dan Keterikatan Berfikir Manusia Perspektif Theologi Modern","authors":"Rovi Husnaini","doi":"10.52496/RASI.V1I2.47","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Wacana kebebasan dan keterikatan manusia dalam konteks Theologi/Kalam menjadi pembahasan menarik dari masa kemasa. Kebebasan berpikir disebut juga kebebasan hati nurani dimana kebebasan manusia untuk memiliki dan mempertimbangkan suatu sudut pandang atau pemikiran yang terlepas dari sudut pandang orang lain. Konsep ini berbeda dengan konsep kebebasan berbicara dan berekspresi. \nMetode yang dipergunakan dalam penelitian ini besifat Kualitatif karena data yang dibutuhkan bersifat teoritis, melibatkan unsur metodis umum filsafat. Metode ini dapat diartikan dalam suatu proses tindakan, rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana, sistematis untuk memperoleh pemecahan permasalahan tentang theologi. \nKebebasan dan keterikatan manusia dalam kehidupan ini sudah dimulai sejak era kalam Klasik yakni ketika berkembang aliran Jabariyah dan Qadariyah. Corak kalam Mu’tazilah yang rasional menempatkan paham Qadariyah sebagai salah satu kekuatan yang meneguhkan paham theologisnya. \nDalam konteks teologi Modern, akal memiliki pran sentral. Akal adalah potensi yang diberikan tuhan kepada manusia untuk mengarungi kehidupan dunia. Dengan akalnya manusia bisa menentukan arah hidupnya sendiri tanpa terbelenggu dengan “takdir” Tuhan. Manusia hidup untuk mengetahui kepribadiannya serta menguatkan dan mengembangkan bakat-bakatnya, bukan sebaliknya. Pada hakekatnya menafikan diri bukanlah ajaran Islam karena hakikat hidup adalah bergerak dan gerak adalah perubahan. Corak theologi modern ini antara lain adalah dialektika antara akal dan realitas untuk mencapai puncak peradaban umat.","PeriodicalId":294030,"journal":{"name":"Jurnal RASI","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal RASI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52496/RASI.V1I2.47","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Wacana kebebasan dan keterikatan manusia dalam konteks Theologi/Kalam menjadi pembahasan menarik dari masa kemasa. Kebebasan berpikir disebut juga kebebasan hati nurani dimana kebebasan manusia untuk memiliki dan mempertimbangkan suatu sudut pandang atau pemikiran yang terlepas dari sudut pandang orang lain. Konsep ini berbeda dengan konsep kebebasan berbicara dan berekspresi. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini besifat Kualitatif karena data yang dibutuhkan bersifat teoritis, melibatkan unsur metodis umum filsafat. Metode ini dapat diartikan dalam suatu proses tindakan, rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana, sistematis untuk memperoleh pemecahan permasalahan tentang theologi. Kebebasan dan keterikatan manusia dalam kehidupan ini sudah dimulai sejak era kalam Klasik yakni ketika berkembang aliran Jabariyah dan Qadariyah. Corak kalam Mu’tazilah yang rasional menempatkan paham Qadariyah sebagai salah satu kekuatan yang meneguhkan paham theologisnya. Dalam konteks teologi Modern, akal memiliki pran sentral. Akal adalah potensi yang diberikan tuhan kepada manusia untuk mengarungi kehidupan dunia. Dengan akalnya manusia bisa menentukan arah hidupnya sendiri tanpa terbelenggu dengan “takdir” Tuhan. Manusia hidup untuk mengetahui kepribadiannya serta menguatkan dan mengembangkan bakat-bakatnya, bukan sebaliknya. Pada hakekatnya menafikan diri bukanlah ajaran Islam karena hakikat hidup adalah bergerak dan gerak adalah perubahan. Corak theologi modern ini antara lain adalah dialektika antara akal dan realitas untuk mencapai puncak peradaban umat.
神学话语语境中人类自由和依恋-卡拉姆文艺成为有趣的讨论。思想自由也被称为人类自由的良心在哪里并考虑某个观点或想法的不顾别人的观点。这一概念与言论和表达自由的概念不同。这是个定性主义者的研究中使用的方法,因为数据需要的理论,包括卫理公会常见哲学元素。这个方法可以破译过程中行动,计划进行的一系列措施,系统神学的问题获得解决。人类自由和依恋今生卡拉姆时代开始即当发展Jabariyah流Qadariyah这样的经典。卡拉姆'tazilah理性的特征让明白作为一个振奋人心的力量Qadariyah theologisnya。现代神学语境中,逻辑有中央在一瞬间。理智是人生路上世界的上帝赐给人类的潜力。人类的理智可以决定自己的生活方向没有戴着镣铐在上帝的“命运”。人活着就是为了知道性格中解救出来,并加强和发展才能,而不是相反。在实质上否认自己不是伊斯兰教义,因为生活的本质是运动和变化。这个现代神学之间另一个是辩证逻辑特征和现实的人为了达到文明的子民。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信