Ahmad Priyo Sambodo, Adhera Sukmawijaya, Yoesep Budianto
{"title":"PENGARUH SUDUT KAMERA UAV TERHADAP KUALITAS FOTO UDARA WILAYAH BENCANA LONGSOR (Studi Kasus: Bentanglahan Vulkanik Transisi Tersier Kuarter)","authors":"Ahmad Priyo Sambodo, Adhera Sukmawijaya, Yoesep Budianto","doi":"10.24895/SNG.2018.3-0.957","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perkembangan wahana UAV di Indonesia memiliki banyak manfaat, salah satunya ada di bidang kebencanaan longsor. Telah banyak pemetaan hingga pemodelan bencana longsor yang memanfaatkan data dari wahana UAV. Namun, hingga saat ini masih banyak ditemukan kekurangan dalam praktiknya. Aspek yang dianggap cukup berpengaruh dalam kasus ini adalah sudut kamera UAV. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbandingan pengaruh sudut kemiringan kamera UAV saat pengambilan gambar area longsor dengan kualitas foto yang dihasilkan. Daerah kajian secara geomorfologis berada di wilayah bentuklahan transisi material periode tersier dengan kuarter sehingga rawan terjadi longsor. Kawasan longsor yang diambil memiliki beberapa karakteristik, yakni beda tinggi sekitar 60 meter, material alterasi breksi, dan tutupan vegetasi yang rapat. Pengolahan hasil foto menggunakan perangkat lunak Agisoft Photo Scan versi 1.3.2 dengan variasi kualitas hasil olah rendah, sedang, dan tinggi. Seluruh variasi kualitas hasil olah dibandingkan berdasarkan pada parameter olah, yaitu effective overlap dan resolusi foto. Secara kualitatif, perbandingan antara hasil foto dengan sudut pengambilan 900 dan 600 terlihat sangat berbeda. Foto longsor yang dihasilkan dengan sudut 900 memiliki jumlah lubang relatif sedikit daripada sudut lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sudut kamera terbaik untuk pembuatan peta dua dimensi daerah longsor adalah sudut 900. Hasil pada sudut pengambilan 900 memiliki keunggulan dibanding dengan sudut lainnya dari segi effective overlap, resolusi foto, dan tingkat kehalusan foto udara yang dihasilkan.","PeriodicalId":307659,"journal":{"name":"Seminar Nasional Geomatika","volume":"03 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Seminar Nasional Geomatika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24895/SNG.2018.3-0.957","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Perkembangan wahana UAV di Indonesia memiliki banyak manfaat, salah satunya ada di bidang kebencanaan longsor. Telah banyak pemetaan hingga pemodelan bencana longsor yang memanfaatkan data dari wahana UAV. Namun, hingga saat ini masih banyak ditemukan kekurangan dalam praktiknya. Aspek yang dianggap cukup berpengaruh dalam kasus ini adalah sudut kamera UAV. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbandingan pengaruh sudut kemiringan kamera UAV saat pengambilan gambar area longsor dengan kualitas foto yang dihasilkan. Daerah kajian secara geomorfologis berada di wilayah bentuklahan transisi material periode tersier dengan kuarter sehingga rawan terjadi longsor. Kawasan longsor yang diambil memiliki beberapa karakteristik, yakni beda tinggi sekitar 60 meter, material alterasi breksi, dan tutupan vegetasi yang rapat. Pengolahan hasil foto menggunakan perangkat lunak Agisoft Photo Scan versi 1.3.2 dengan variasi kualitas hasil olah rendah, sedang, dan tinggi. Seluruh variasi kualitas hasil olah dibandingkan berdasarkan pada parameter olah, yaitu effective overlap dan resolusi foto. Secara kualitatif, perbandingan antara hasil foto dengan sudut pengambilan 900 dan 600 terlihat sangat berbeda. Foto longsor yang dihasilkan dengan sudut 900 memiliki jumlah lubang relatif sedikit daripada sudut lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sudut kamera terbaik untuk pembuatan peta dua dimensi daerah longsor adalah sudut 900. Hasil pada sudut pengambilan 900 memiliki keunggulan dibanding dengan sudut lainnya dari segi effective overlap, resolusi foto, dan tingkat kehalusan foto udara yang dihasilkan.