Heriyanti Tahang, Rahmatullah Bin Arsyad, Ihsan Febriadi
{"title":"Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengajaran Calistung bagi Warga Distrik Bamusbama, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat","authors":"Heriyanti Tahang, Rahmatullah Bin Arsyad, Ihsan Febriadi","doi":"10.26858/PUBLIKAN.V9I3.10101","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kabupaten Tambrauw sebagai kabupaten dengan jumlah buta aksara tertinggi di Papua Barat menjadikan kegiatan Pembelajaran dan Pemberdayaan masyarakat melalaui pembelajaran Calistung perlu dilakukan. Kampung Bano menjadi lokasi pembelajaran karena jaraknya dengan Kota Kabupaten yang cukup jauh. Berdasar pada data terbaru distrik Bamusbama, 72% masyarakat kampung Bano tidak mengenyam pendidikan. Hal tersebut tentunya berbanding sama dengan kemampuan calistung yang dimilki masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut, KKN-PPM dengan 20 mahasiswa UM-Sorong melalui hibah Kemenristek Dikiti dilakukan dengan kegiatan pembelajaran Calistung. Sebelum pembelajaran dimulai, sosialisasi kepada masyarakat dilakukan. Setelah itu dilakukan pemetaan potensi lokal guna mendukung pembelajaran calistung. Selanjutnya kontrak belajar dilakukan guna menyepakati jadwal kegiatan. Setelah itu dilakukan pre-test guna mengetahui kemampuan awal masyarakat. Pembelajarn selama lima kali seminggu disesuaikan dengan kegiatan rutin masyarakat. Sebelum proses pembelajaran berakhir, dilakukan post-test untuk mengetahui peningkatan pengetahuan masyarakat setelah pembelajaran. Hasil pre-test dan post-test menunjukan peningkatan pengetahuan masyarakat, dari 17% hingga 89% untuk membaca, kemampuan memnulis dari 28% menjadi 89%, dan untuk kemampuan berhitung meningkat dari 17 % hingga 44 %. Kemampuan Calistung yang dimiliki oleh masyarakat masih tergolong kemampuan dasar hingga masih perlu keberlanjutan pembelajaran. Hingga melalui KKN-PPM ini telah dipilih dua peserta sebagai tutor yang akan melanjutkan kegiatan pembelajaran Calistung di Kampung Bano.","PeriodicalId":168243,"journal":{"name":"Publikasi Pendidikan","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Publikasi Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26858/PUBLIKAN.V9I3.10101","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Kabupaten Tambrauw sebagai kabupaten dengan jumlah buta aksara tertinggi di Papua Barat menjadikan kegiatan Pembelajaran dan Pemberdayaan masyarakat melalaui pembelajaran Calistung perlu dilakukan. Kampung Bano menjadi lokasi pembelajaran karena jaraknya dengan Kota Kabupaten yang cukup jauh. Berdasar pada data terbaru distrik Bamusbama, 72% masyarakat kampung Bano tidak mengenyam pendidikan. Hal tersebut tentunya berbanding sama dengan kemampuan calistung yang dimilki masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut, KKN-PPM dengan 20 mahasiswa UM-Sorong melalui hibah Kemenristek Dikiti dilakukan dengan kegiatan pembelajaran Calistung. Sebelum pembelajaran dimulai, sosialisasi kepada masyarakat dilakukan. Setelah itu dilakukan pemetaan potensi lokal guna mendukung pembelajaran calistung. Selanjutnya kontrak belajar dilakukan guna menyepakati jadwal kegiatan. Setelah itu dilakukan pre-test guna mengetahui kemampuan awal masyarakat. Pembelajarn selama lima kali seminggu disesuaikan dengan kegiatan rutin masyarakat. Sebelum proses pembelajaran berakhir, dilakukan post-test untuk mengetahui peningkatan pengetahuan masyarakat setelah pembelajaran. Hasil pre-test dan post-test menunjukan peningkatan pengetahuan masyarakat, dari 17% hingga 89% untuk membaca, kemampuan memnulis dari 28% menjadi 89%, dan untuk kemampuan berhitung meningkat dari 17 % hingga 44 %. Kemampuan Calistung yang dimiliki oleh masyarakat masih tergolong kemampuan dasar hingga masih perlu keberlanjutan pembelajaran. Hingga melalui KKN-PPM ini telah dipilih dua peserta sebagai tutor yang akan melanjutkan kegiatan pembelajaran Calistung di Kampung Bano.