{"title":"Konstruksi Berita Perkosaan Reynhard Sinaga di Tirto dan Tribunnews","authors":"Sakhnaz Rizki, Fajar Junaedi","doi":"10.30596/INTERAKSI.V5I1.5347","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kasus-kasus kekerasan seksual khususnya tindak perkosaan selalu menjadi pemberitaan menarik bagi oleh media. Media daring sering mengambil keuntungan dari kejadian mengenaskan tersebut dengan tujuan dengan melakukan umpan klik atau clickbait pada para pengunjung situsnya . Judul berita clickbait kerap menitikberatkan pada subyek, rumor, dan kalimat yang provokatif, bahkan ada yang tidak memiliki nilai berita sama sekali. Tujuan utama penggunaan judul artikel clickbait adalah mengarahkan agar kunjungan pengguna media online semakin meningkat sehingga pendapatan media tersebut bertambah. Penelitian ini berangkat dari fenomena yang sedang menjadi sorotan di awal tahun 2020, yakni tentang pemerkosaan yang melibatkan Reynhard Sinaga, warga negara Indonesia yang berada di Inggris. Diberitakan bahwa pemerkosaan yang dilakukan tersebut merupakan kasus pemerkosaan terbesar di Inggris. Tirto dan Tribunnews, dua media daring terkemuka di Indonesia yang memberitakan kasus perkosaan yang dilakukan Reynhard Sinaga dalam porsi yang berlimpah dengan judul yang umpan klik. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis framing kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kepustakaan. Metode analisis yang digunakan adalah framing dari William A. Gamson dan Andre Modigliani. Temuan penelitian ini menunjukan adanya perbedaan bingkai antara kedua media. Tirto membingkai kasus yang dilakukan Reynhard Sinaga berkaitan dengan latar belakang seksualnya sebagai homoseksual. Sedangkan Tribunnews justru membingkai kasus ini karena dilatarbelakangi orientasi seksual pelaku. Tribunnews bahkan membingkai kasus perkosaan yang dilakukan Reynhard Sinaga berkaitan dengan kehidupan pribadinya. Sebaliknya Tirto justru mendepankan bingkai bahwa saksi dan korban perlu mendapat perlindungan. Framing Tribunnews ini memperlihatkan fenomena umpan klik untuk meraih kunjungan pembaca yang tinggi, demi mendapatkan iklan.","PeriodicalId":168688,"journal":{"name":"Jurnal Interaksi : Jurnal Ilmu Komunikasi","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-01-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Interaksi : Jurnal Ilmu Komunikasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30596/INTERAKSI.V5I1.5347","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Kasus-kasus kekerasan seksual khususnya tindak perkosaan selalu menjadi pemberitaan menarik bagi oleh media. Media daring sering mengambil keuntungan dari kejadian mengenaskan tersebut dengan tujuan dengan melakukan umpan klik atau clickbait pada para pengunjung situsnya . Judul berita clickbait kerap menitikberatkan pada subyek, rumor, dan kalimat yang provokatif, bahkan ada yang tidak memiliki nilai berita sama sekali. Tujuan utama penggunaan judul artikel clickbait adalah mengarahkan agar kunjungan pengguna media online semakin meningkat sehingga pendapatan media tersebut bertambah. Penelitian ini berangkat dari fenomena yang sedang menjadi sorotan di awal tahun 2020, yakni tentang pemerkosaan yang melibatkan Reynhard Sinaga, warga negara Indonesia yang berada di Inggris. Diberitakan bahwa pemerkosaan yang dilakukan tersebut merupakan kasus pemerkosaan terbesar di Inggris. Tirto dan Tribunnews, dua media daring terkemuka di Indonesia yang memberitakan kasus perkosaan yang dilakukan Reynhard Sinaga dalam porsi yang berlimpah dengan judul yang umpan klik. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis framing kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kepustakaan. Metode analisis yang digunakan adalah framing dari William A. Gamson dan Andre Modigliani. Temuan penelitian ini menunjukan adanya perbedaan bingkai antara kedua media. Tirto membingkai kasus yang dilakukan Reynhard Sinaga berkaitan dengan latar belakang seksualnya sebagai homoseksual. Sedangkan Tribunnews justru membingkai kasus ini karena dilatarbelakangi orientasi seksual pelaku. Tribunnews bahkan membingkai kasus perkosaan yang dilakukan Reynhard Sinaga berkaitan dengan kehidupan pribadinya. Sebaliknya Tirto justru mendepankan bingkai bahwa saksi dan korban perlu mendapat perlindungan. Framing Tribunnews ini memperlihatkan fenomena umpan klik untuk meraih kunjungan pembaca yang tinggi, demi mendapatkan iklan.