"CARA JAWI” DALAM MEMBUMIKAN KAGUNAN RUPA DARI LUAR DAN PERSPEKTIF ESTETIKANYA

Rahmanu Widayat
{"title":"\"CARA JAWI” DALAM MEMBUMIKAN KAGUNAN RUPA DARI LUAR DAN PERSPEKTIF ESTETIKANYA","authors":"Rahmanu Widayat","doi":"10.33153/acy.v14i1.4341","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract – Orang Jawa sering mendengar kesenian Jawa (kesenian suku Jawa di Indonesia) itu “adhi luhung” (bernilai tinggi) dan tidak sedikit yang mengagumi kagunan rupa (seni rupa) yang sarat dengan makna sebagai pedoman hidup. Sesungguhnya saat dikaji melalui wujudnya banyak kagunan rupa yang dianggap Jawa ini ternyata berasal dari luar budaya Jawa. Berdasarkan hal ini muncul pertanyaan apa saja wujudnya? Bagaimana kagunan rupa dari luar menjadi Jawa? dan bagaimana makna kagunan rupa tersebut setelah menjadi Jawa? dan Bagaimana Estetikanya? Ada metode yang menarik dari proses pembumian yang datangnya dari luar disebut dengan “cara Jawi” atau cara Jawa (Java style) sebagai tesis dari “cara Walandi” atau cara Belanda (penjajah suku Jawa). Warisan budaya kagunan rupa Jawa itu dapat diamati dalam arti luas di keraton-keraton penerus dinasti Mataram Islam berupa lampu robyong, kereta kuda, selop, topèngan pendhapa, tiang neoklasik dan beberapa ornamen bangunan keraton. Ada dua cara untuk menjadi Jawa yaitu pertama wujud apa adanya, kedua diowahi rupa-nya (dirubah bentuknya), kemudian diberi nama dan dimaknai dalam konteks budaya Jawa. Temuan menarik ketika keindahannya dikaji berdasarkan estetika rupa Jawa (estetika Timur) dan estetika Barat karena hasilnya saling melengkapi. Temuan ini menjadi penting karena orang Jawa saat ini untuk sekedar memberi nama Jawa pada produk rupa yang datangnya dari luar sudah tidak sempat, apalagi “ngowahi rupa cara Jawi” (merubah bentuk dengan cara Jawa). Penulis khawatir “cara Jawi” dalam konteks rupa ini semakin lama semakin pudar tergerus cepatnya kemajuan zaman. Keywords – cara Jawi, kagunan rupa, membumikan, estetika ","PeriodicalId":252796,"journal":{"name":"Acintya : Jurnal Penelitian Seni Budaya","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Acintya : Jurnal Penelitian Seni Budaya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33153/acy.v14i1.4341","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Abstract – Orang Jawa sering mendengar kesenian Jawa (kesenian suku Jawa di Indonesia) itu “adhi luhung” (bernilai tinggi) dan tidak sedikit yang mengagumi kagunan rupa (seni rupa) yang sarat dengan makna sebagai pedoman hidup. Sesungguhnya saat dikaji melalui wujudnya banyak kagunan rupa yang dianggap Jawa ini ternyata berasal dari luar budaya Jawa. Berdasarkan hal ini muncul pertanyaan apa saja wujudnya? Bagaimana kagunan rupa dari luar menjadi Jawa? dan bagaimana makna kagunan rupa tersebut setelah menjadi Jawa? dan Bagaimana Estetikanya? Ada metode yang menarik dari proses pembumian yang datangnya dari luar disebut dengan “cara Jawi” atau cara Jawa (Java style) sebagai tesis dari “cara Walandi” atau cara Belanda (penjajah suku Jawa). Warisan budaya kagunan rupa Jawa itu dapat diamati dalam arti luas di keraton-keraton penerus dinasti Mataram Islam berupa lampu robyong, kereta kuda, selop, topèngan pendhapa, tiang neoklasik dan beberapa ornamen bangunan keraton. Ada dua cara untuk menjadi Jawa yaitu pertama wujud apa adanya, kedua diowahi rupa-nya (dirubah bentuknya), kemudian diberi nama dan dimaknai dalam konteks budaya Jawa. Temuan menarik ketika keindahannya dikaji berdasarkan estetika rupa Jawa (estetika Timur) dan estetika Barat karena hasilnya saling melengkapi. Temuan ini menjadi penting karena orang Jawa saat ini untuk sekedar memberi nama Jawa pada produk rupa yang datangnya dari luar sudah tidak sempat, apalagi “ngowahi rupa cara Jawi” (merubah bentuk dengan cara Jawa). Penulis khawatir “cara Jawi” dalam konteks rupa ini semakin lama semakin pudar tergerus cepatnya kemajuan zaman. Keywords – cara Jawi, kagunan rupa, membumikan, estetika 
JAWI的设计从外部和审美角度塑造了建筑
抽象——爪哇人经常听到爪哇艺术(印尼爪哇的爪哇艺术)是“阿德希卢洪”(高价值),很少有人欣赏一幅以生命为指导的宏伟建筑。事实上,通过许多被认为是爪哇文化的原型来研究它。基于这一点,我们提出了什么问题?从外面到爪哇的是什么样子的?成为java之后,这些变容意味着什么?审美观吗?人类灭绝过程中有一种有趣的方法,它的起源被称为“Jawi way”或Java style,作为“Walandi way”或荷兰(Java殖民者)的论点。在克兰-克兰伊斯兰王朝(Mataram Islam)的继承者罗卜龙(robyong)、战车、扇贝(selop)的面具、pendhapa的旗手、新克拉拉锡(neoklasik)的柱子和一些克莱顿建筑的装饰品上,可以在很大程度上观察到爪哇文化的遗产。成为java有两种方式,第一种是它的存在,第二种是它的形状(改变形状),然后在java文化中被命名和处理。令人感兴趣的是,它的美丽是基于爪哇(东方的美学)和西方的美学,因为其结果是互补的。这一发现很重要,因为今天的爪哇人没有时间给来自其他产品起爪哇语的名字,更不用说“用Jawi的形式改变Jawi的形式”了。作者担心“Jawi的方式”在这种情况下,随着时间的推移,“Jawi的方式”逐渐消失。简言之——Jawi的方式,外观,清纯,美学
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信