IMPLEMENTASI SYARAT-SYARAT MUFASSIR DI ERA DIGITAL

AL-MUTSLA Pub Date : 2021-06-30 DOI:10.46870/jstain.v3i1.42
Setio Budi
{"title":"IMPLEMENTASI SYARAT-SYARAT MUFASSIR DI ERA DIGITAL","authors":"Setio Budi","doi":"10.46870/jstain.v3i1.42","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perkembangan ilmu pengetahuan memberikan perubahan begitu besar bagi manusia. Salah satunya dengan adanya teknologi digital. Keberadaan teknologi tersebut nampaknya dimanfaatkan banyak orang untuk media menafsirkan Alquran dengan cepat dan mudah tanpa ada syarat tertentu. Hal ini berbanding terbalik dengan zaman klasik yang sangat mensakralkan Alquran. Artinya bahwa kegiatan menafsirkan Alquran tidak boleh dilakukan kalau tidak mempunyai kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni. Sedangkan untuk  menjadi seorang penafsir sangatlah sulit karena banyaknya syarat-syarat yang harus dipenuhi serta mempunyai keahlian khusus mengenai ilmu tafsir. Syarat tersebut digunakan karena akan berdampak pada hasil penafsiran. maka dari itu tulisan ini akan membahas lebih dalam mengenai implementasi syarat-syarat mufassir di era digital, apakah syarat-syarat tersebut bisa diterapkan di zaman sekarang atau bahkan bertolak belakang dengan kode etik yang telah ditetapkan oleh ulama-ulama terdahulu. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, anlisisnya menggunakan deskiptif analisis dengan data kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; impelementasi syarat-syarat mufasir di era digital ini sama saja dengan kualifikasi syarat-syarat mufassir yang telah dirumuskan oleh ulama terdahulu. Kemudian ditambah kemampuan “melek teknologi”, termasuk melek teknologi digital. Namun, melek teknologi disini tidak termasuk dalam syarat-syarat mufassir, melek teknologi hanya sebagai wadah dan jalan, agar cakupan ilmu semakin luas. Selain itu untuk menerapakan teknologi digital maka perlu adanya kolaborasi dengan ahli IT.","PeriodicalId":164900,"journal":{"name":"AL-MUTSLA","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AL-MUTSLA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46870/jstain.v3i1.42","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan memberikan perubahan begitu besar bagi manusia. Salah satunya dengan adanya teknologi digital. Keberadaan teknologi tersebut nampaknya dimanfaatkan banyak orang untuk media menafsirkan Alquran dengan cepat dan mudah tanpa ada syarat tertentu. Hal ini berbanding terbalik dengan zaman klasik yang sangat mensakralkan Alquran. Artinya bahwa kegiatan menafsirkan Alquran tidak boleh dilakukan kalau tidak mempunyai kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni. Sedangkan untuk  menjadi seorang penafsir sangatlah sulit karena banyaknya syarat-syarat yang harus dipenuhi serta mempunyai keahlian khusus mengenai ilmu tafsir. Syarat tersebut digunakan karena akan berdampak pada hasil penafsiran. maka dari itu tulisan ini akan membahas lebih dalam mengenai implementasi syarat-syarat mufassir di era digital, apakah syarat-syarat tersebut bisa diterapkan di zaman sekarang atau bahkan bertolak belakang dengan kode etik yang telah ditetapkan oleh ulama-ulama terdahulu. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, anlisisnya menggunakan deskiptif analisis dengan data kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; impelementasi syarat-syarat mufasir di era digital ini sama saja dengan kualifikasi syarat-syarat mufassir yang telah dirumuskan oleh ulama terdahulu. Kemudian ditambah kemampuan “melek teknologi”, termasuk melek teknologi digital. Namun, melek teknologi disini tidak termasuk dalam syarat-syarat mufassir, melek teknologi hanya sebagai wadah dan jalan, agar cakupan ilmu semakin luas. Selain itu untuk menerapakan teknologi digital maka perlu adanya kolaborasi dengan ahli IT.
数字时代的MUFASSIR条款实施
科学的发展给人类带来了巨大的变化。其中之一就是数字技术。这项技术的存在似乎可以让许多人在没有任何条件的情况下迅速、轻松地解释《古兰经》。这与经典时代完全神圣的可兰经形成了对比。这意味着,如果没有熟练的能力和能力,就不应该对可兰经进行解释。然而,要成为一名口译员是非常困难的,因为必须满足许多要求,并具备与口译师相关的专业知识。这一要求的使用将对解释的结果产生影响。因此,这篇文章将更深入地讨论数字时代mufassir的条件的实施,这些条件是今天可以实施的,还是与早期学者制定的道德准则背道而驰。该研究包括一种定性研究,该研究采用与文献数据分析分析的分析分析。研究结果表明;数字时代反对mufasir资格的条件与早期神职人员制定的mufassir资格资格相符。然后再加上“技术识字”,包括数字技术。然而,这里的技术素有不包括在mufassir的要求下,技术素有只是一个容器和一个路径,以扩大科学范围。除了使用数字技术,还需要与技术专家合作。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信