{"title":"EVALUASI PROSES PROGRAM PELATIHAN SAFETY MANDATORY TRAINING (SMART) PADA PT. HARMONI PANCA UTAMA DAN PT. HASTA PANCA MANDIRI UTAMA","authors":"Putri Ariscasari, Indriani Susilowati, Wardiati Wardiati","doi":"10.37887/jk3-uho.v2i1.18630","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"PT. Harmoni Panca Utama (HPU) dan PT. Hasta Panca Mandiri Utama (HPMU) merupakan perusahaan penyedia jasa pertambangan batu bara dan mineral. Kedua perusahaan tersebut telah mengembangkan upaya pencegahan insiden melalui pelatihan Safety Mandatory Training (SMART) untuk seluruh foreman, supervisor dan superintendent. Namun output pelaksanaan program ini belum memenuhi target yang ditetapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan program SMART ditinjau dari elemen dose delivered dan reach. Evaluasi proses dilakukan dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi dokumen pelaksanaan pelatihan. Total partisipan yang diwawancarai berjumlah 14 orang yang terdiri dari pembina, pelaksana dan penerima program. Hasil kajian komponen dose delivered menunjukkan bahwa materi pelatihan sudah disampaikan secara menyeluruh, akan tetapi kompetensi pemateri tidak memiliki kualifikasi yang memadai (pemateri tidak memiliki sertifikat Training of Trainer (ToT)) yang mana akan mempengaruhi kualitas dan kehandalan pemateri dalam menyampaikan materi training. Analisis terhadap komponen reach menunjukkan bahwa pencapaian partisipasi program masih jauh dari target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan jumlah pelaksana program, kurangnya motivasi penerima program untuk mengikuti pelatihan, angka turn over dan perpindahan pekerja yang tinggi serta kurang memadainya kompetensi pelatih. Disarankan kepada perusahaan untuk menyusun Standard Operational Procedure (SOP) yang dijadikan sebagai acuan implementasi pelatihan dan meningkatkan kompetensi pelatih melalui program TOT.","PeriodicalId":156286,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37887/jk3-uho.v2i1.18630","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
PT. Harmoni Panca Utama (HPU) dan PT. Hasta Panca Mandiri Utama (HPMU) merupakan perusahaan penyedia jasa pertambangan batu bara dan mineral. Kedua perusahaan tersebut telah mengembangkan upaya pencegahan insiden melalui pelatihan Safety Mandatory Training (SMART) untuk seluruh foreman, supervisor dan superintendent. Namun output pelaksanaan program ini belum memenuhi target yang ditetapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan program SMART ditinjau dari elemen dose delivered dan reach. Evaluasi proses dilakukan dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi dokumen pelaksanaan pelatihan. Total partisipan yang diwawancarai berjumlah 14 orang yang terdiri dari pembina, pelaksana dan penerima program. Hasil kajian komponen dose delivered menunjukkan bahwa materi pelatihan sudah disampaikan secara menyeluruh, akan tetapi kompetensi pemateri tidak memiliki kualifikasi yang memadai (pemateri tidak memiliki sertifikat Training of Trainer (ToT)) yang mana akan mempengaruhi kualitas dan kehandalan pemateri dalam menyampaikan materi training. Analisis terhadap komponen reach menunjukkan bahwa pencapaian partisipasi program masih jauh dari target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan jumlah pelaksana program, kurangnya motivasi penerima program untuk mengikuti pelatihan, angka turn over dan perpindahan pekerja yang tinggi serta kurang memadainya kompetensi pelatih. Disarankan kepada perusahaan untuk menyusun Standard Operational Procedure (SOP) yang dijadikan sebagai acuan implementasi pelatihan dan meningkatkan kompetensi pelatih melalui program TOT.