{"title":"Gambaran Perilaku Masyarakat Adat Karampuang Dalam Mencari Pengobatan Dukun (Ma’sanro)","authors":"Dian Mirza Togobu","doi":"10.35329/JKESMAS.V4I1.232","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Metode pengobatan berkembang sesuai dengan perkembangan dunia pemikiran dan kebudayaan manusia. Pemahaman masyarakat terhadap hal-hal yang dipercayai secara turun-temurun merupakan bagian dari kearifan lokal yang sulit untuk dilepaskan. Hingga pemahaman magis yang irasional terhadap pengobatan melalui dukun sangat dipercayai oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang gambaran perilaku masyarakat adat Karampuang mengenai pengobatan dukun (ma’sanro) Desa Tompobulu Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian digunakan Kualitatif agar bisa mendapatkan data yang lengkap dan mendalam dimana informasi diperoleh dengan pendekatan Fenomenologi. Hasil penelitan diperoleh bahwa dalam lingkup faktor predisposisi yaitu pengetahuan informan tentang pengobatan sanro masih dalam tingkat tahu dan sedikitnya hanya sampai memahami dimana informan hanya mampu menyebutkan apa saja yang pernah mereka dengar, lihat, dan rasakan tanpa mampu menjelaskan secara mendalam tentang pengobatan tersebut. Sikap informan tentang pengobatan ma’sanro menunjukkkan sikap menerima dengan adanya pengobatan sanro (dukun) karena sikap positif yang dilakukan dukun kepada masyarakatnya, sikap menerima dengan rasa senang dan puas akan pelayanan sanro (dukun) yang terbilang murah meriah, terjangkau dan lebih cepat memberikan pertolongan. Nilai dan adat istiadat yang mengeratkan tradisi warisan nenek moyang mereka. Faktor pendukung yang berupa sarana dan prasarana harus lebih ditingkatkan lagi alat dan pelayanannya, sedangkan dari faktor pendorong yang merupakan tokoh masyarakat, tokoh agama dan petugas kesehatan agar lebih memperhatikan masyarakatnya dan sering memberikan pengawasan dan penyuluhan masalah bahaya bagi kesehatan, karena mereka merupakan contoh nyata untuk masyarakat jadikan refrensi dalam berperilaku sehat.","PeriodicalId":108881,"journal":{"name":"J-KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"8","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"J-KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35329/JKESMAS.V4I1.232","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 8
Abstract
Metode pengobatan berkembang sesuai dengan perkembangan dunia pemikiran dan kebudayaan manusia. Pemahaman masyarakat terhadap hal-hal yang dipercayai secara turun-temurun merupakan bagian dari kearifan lokal yang sulit untuk dilepaskan. Hingga pemahaman magis yang irasional terhadap pengobatan melalui dukun sangat dipercayai oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang gambaran perilaku masyarakat adat Karampuang mengenai pengobatan dukun (ma’sanro) Desa Tompobulu Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian digunakan Kualitatif agar bisa mendapatkan data yang lengkap dan mendalam dimana informasi diperoleh dengan pendekatan Fenomenologi. Hasil penelitan diperoleh bahwa dalam lingkup faktor predisposisi yaitu pengetahuan informan tentang pengobatan sanro masih dalam tingkat tahu dan sedikitnya hanya sampai memahami dimana informan hanya mampu menyebutkan apa saja yang pernah mereka dengar, lihat, dan rasakan tanpa mampu menjelaskan secara mendalam tentang pengobatan tersebut. Sikap informan tentang pengobatan ma’sanro menunjukkkan sikap menerima dengan adanya pengobatan sanro (dukun) karena sikap positif yang dilakukan dukun kepada masyarakatnya, sikap menerima dengan rasa senang dan puas akan pelayanan sanro (dukun) yang terbilang murah meriah, terjangkau dan lebih cepat memberikan pertolongan. Nilai dan adat istiadat yang mengeratkan tradisi warisan nenek moyang mereka. Faktor pendukung yang berupa sarana dan prasarana harus lebih ditingkatkan lagi alat dan pelayanannya, sedangkan dari faktor pendorong yang merupakan tokoh masyarakat, tokoh agama dan petugas kesehatan agar lebih memperhatikan masyarakatnya dan sering memberikan pengawasan dan penyuluhan masalah bahaya bagi kesehatan, karena mereka merupakan contoh nyata untuk masyarakat jadikan refrensi dalam berperilaku sehat.